"Om, tadi dokter bilang, selama Aghi tidur, kondisi Reina semakin stabil. Dokter ngecek perekaman detak jantung Reina semalem, dan hasilnya bagus. Reina bisa dipindah ke ruang rawat inap" Arighi mengirimkan pesan itu sekitar jam sepuluh pagi.
"tanyain ke dokter, kalau dipindah gitu alat-alat semua masih nempel di badan Reina ga" Ayah Reina membalas pesan Arighi.
"katanya masih om, jadi mau dipindah aja om?" tanya Arighi.
"pindahin aja, Ghi. Nanti kamu kasih tau Om ya nomor kamarnya. Minta kelas VIP jangan yang kelas 1 oke" Ayah Reina menyuruh Arighi membereskan urusan pemindahan kamar Reina.
"oke Om Aghi urusin semua ya"
"makasih ya, Ghi"
"sama sama om"
ΔΔΔ
Semenjak hari Reina dipindah ke ruangan rawat inap. Teman-teman Reina bisa datang dan pergi tanpa harus takut dimarahi dokter. Tetap saja, kondisi Reina masih memprihatinkan seperti kemarin. Arighi yang baru selesai kelas dan latihan basket kembali ke kamar asramanya bersiap untuk kembali ke rumah sakit. Satu tangkai mawar merah ada di jok mobil Arighi. Pada tangkai bunga mawar itu sudah diikatkan satu kertas bertuliskan angka satu untuk menandakan hari sudah satu hari Reina tertidur.
"halo sayang, aku bawa bunga nih" ucap Arighi saat masuk ke kamar Reina. Om Reno, Tante Reni, dan Reino sedang makan siang di kantin rumah sakit.
"cie cie yang ngantuk, tidurnya lama amat sampe seharian, ga kangen gitu sama Aghi yang manis nan ganteng ini?" Arighi menggoda Reina yang pasti tidak akan merespon Arighi.
"aku laper tau ngobrol sama kamunya sambil makan yah. Nanti kalau kamu udah bangun kita ujan ujanan lagi, makan indomie lagi di gazebo belakang asrama. Eh kamu mau makan ga?"
"oiyah aku lupa, kamu kan makan terus ya, tapi yang aku liat cuma selang masuk dalem mulut kamu. Ngga kamu kunyah 'kan selangnya?" lanjut Arighi
Arighi malah membuat instagram story yang menunjukkan kalau Reina sedang terbaring lemah di rumah sakit dan kantung darah yang menggantung di atas Reina serta selangnya yang masuk dari perbatasan lengan dan siku Reina.
Semoga nanti waktu kamu bangun kamu ga jadi vampir ya. Aku takut kamu gigit sumpah :v
Ayah Reina melihat Arighi dari kaca pintu kamar yang sedang berbicara dengan Reina sambil bercanda makan dan bercanda. Pura-pura menyuapi Reina tetapi melahap makanan itu sendiri.
Reina memang ga pernah salah milih laki-laki. Setulus itu Arighi sayang sama Reina. Coba kalo Julian yang ngalamin ini, sanggup kah dia kaya Arighi?
Tante Reni sudah mau membuka pintu kamar Reina, tapi Om Reno menahan dan mengisyaratkan untuk memperhatikan Arighi yang seperti sedang bermain bersama Reina.
"Arighi hebat ya, pah"
"hebat kenapa mah?"
"dia kuat liat Reina kaya gini, dia bisa main sama Reina yang ga akan ngerespon dia, dia malah ngobrol dan bercanda kaya gitu sama Reina" jawab Tante Reni.
"Reina itu pacar Arighi yang pertama, jadi wajar mah kalau Arighi sampai seperti ini" Om Reno memperjelas hubungan Reina dan Arighi "hari ini tanggal berapa mah?"
"tiga februari, Pah" jawab Tante Reni
"tanggal dua belas, Arighi ulang tahun, mau dibeliin kado apa?" tanya Om Reno pada istrinya itu.
"jam tangan bagus deh pah"
"ya udah nanti kita cari jam tangan ya"
"papa kenal banget kayanya sama Arighi" ujar Tante Reni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
RomanceSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...