Hari ini Reina meminta Arighi untuk menemaninya ke rumahnya yang ada di Bandung . Melepas kangen dengan kakak dan orang tuanya, selain itu, UPH juga ada pertandingan di Bandung. Karena kebetulan rumah Reina, hotel, dan GOR tempat mereka bertanding tidak terlalu jauh, jadi Reina bisa pulang ke rumahnya dengan bebas.
*tok tok tok*
"misi, anak yang tiga bulan ilang pulang nih" teriak Reina dari depan pintu.
"REINAAAAA" suara itu terdengar sampai keluar pintu. Jelas itu Reino, dia berlari, membuka pintu dan memeluk adiknya. Arighi hanya tersenyum melihat adik kakak yang baru bertemu setelah tiga bulan.
"ko, kenalin ini Arighi" Reino tersenyum dan menjabat tangan Arighi. "Reino, abangnya hujan"
"pacar Rein" bisik Reina ke telinga Reino.
"mirip Julian" wajah Reina langsung berubah setelah mendengar kata-kata Julian.
"eh iya ayo masuk kaya tamu aja lu babi" Reino mengajak mereka berdua masuk ke dalam rumah.
Mamanya yang baru selesai masak langsung memeluk Reina yang masuk ke rumah dan duduk di ruang keluarga. Di ruang keluarga ada teman-teman Reino di masa SMA, ya Julian dan kawan-kawan. Mereka berteriak kegirangan melihat Reina tapi kebingungan melihat Arighi.
"ini Julian ko ada dua" kata Stefan sambil menunjuk Julian dan Arighi
"beda belegug" jawab Reina.
"kenalan kenalan, boys ini Arighi, Ghi, ini temen-temennya Reino waktu SMA, abang-abang aku juga" Reina menjelaskan.
Julian berada dibarisan paling depan saat melihat Reina datang dengan laki-laki. Julian langsung mengajak Arighi berkenalan dan duduk bersama teman-temannya itu. Sementara Reina masuk ke dapur menyusul mamanya diikuti dengan Reino
"de, lucu ya, mantan sama pacar baru akrab"
"dih apaan sih ko" jawab Reina.
"adenya pulang bukannya dimanjain malah diledekin" tante Reni melerai mereka.
"tau tuh nyebelin lu" Reina ngegas.
"biasa ae dong lu ujan kecil"
"lu ujan gede diem"
"mah nih mah ke koko sendiri ngegas"
"sut ah cicing mama baledog bedog oge yeuh" (sut ah diem mama lempar golok juga nih)
"eh iya mah engga jangan, masih mo idup" jawab Reina.
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.13, Reina dan Arighi harus kembali ke GOR untuk persiapan pertandingan.
"mama, Reina harus balik ke GOR, Arighi tanding, Rein jadi official lagi kaya waktu SMA, tenang mah kali ini Rein dibayar kok, jatohnya jadi kerja gitu"
"iya sayang, tapi kamu tidur di sini kan ya?" tanya tante Reni.
"iya mah Rein tidur di sini, kangen tidur di kamar" jawab Reina.
"Ghi, kalau lu mau nginep di sini juga boleh, kamar gua terbuka lebar buat lu" Reino mengajak Arighi untuk menginap, tapi sayang besok pagi Arighi harus berlatih di GOR Cahaya Nusantara dan juga belum izin kepada pelatihnya untuk menginap. Reino hanya mengiyakan kata kata Arighi, lalu mengantarkan mereka keluar rumah.
Pertandingan akan dimulai dalam hitungan menit. Antara UPH dengan ITHB (kampus dengan basket terkuat di kota Bandung). Beberapa teman Julian di SMA banyak yang menjadi pemain di ITHB.
Pertandingan berlangsung dengan sangat menegangkan, kejar-kejaran poin dari kuater pertama sampai kuarter ketiga. Di pertengahan kuarter ke empat, ada sedikit bentrokan antara Arighi dengan salah satu pemain ITHB bernomor punggung sepuluh. Wajar Arighi di pukul oleh pemain itu saat akan melakukan tembakan tiga angka. Alhasil tembakan Arighi tidak masuk, dan emosi Arighi terpancing. Walaupun pemain itu sudah diberikan unsportsmanlike foul oleh wasit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
RomanceSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...