46. Satu tahun

632 15 0
                                    

Reina dan Arighi sedang berduaan seperti biasa di malam minggu. Merayakan hari jadian mereka yang pertama, walaupun sudah lewat satu minggu dari yang seharusnya.

"bengong aja, mikirin aku ya?" jentikan jari Reina membuyarkan lamunan Arighi.

"aku lagi mikirin, gimana kalau suatu saat kita nikah, punya anak laki-laki sama perempuan yang imut, lucu, gemesin tapi ga ngeselin kaya mamanya"

"iya aku tau aku imut, lucu, sama gemesin, Ghi" Reina membuat Arighi terkekeh.

"kamu ga tau kan seberapa kagumnya aku sama kamu waktu kamu rela ngeluarin uang untuk Tino sekolah"

"seorang yang kita ga kenal tapi kamu mau untuk nyekolahin dia dengan alesan yang sebenernya bisa dengan materi yang lebih kecil dari sekolah" tambah Arighi.

"semua anak punya cita-cita yang pengen mereka dapetin, termasuk Tino" jawab Reina.

"so i didn't choose a wrong mom for my son and daughter, right?"

"Ghi, inget aku skripsi masih dua tahun lagi. Kamu tahun depan. Harus berdoa juga biar kita jodoh" Reina mengingatkan Arighi.

"ya Tuhan, aku berdoa supaya Reina itu jodoh aku, kalau dia bukan jodoh aku, cabut aja nyawa jodohnya biar aku jadi jodohnya" ucap Arighi membuat Reina tidak bisa menahan tawanya.

"tadi siang Tino bilang, kalau dia lagi dites untuk masuk tim basket sekolah" tambah Arighi.

"serius?" tanya Reina.

"iya, anak itu emang dasarnya di basket dan pinter juga, jadi ngajarin teknik-tekniknya gampang. Sekali diajarin juga udah bisa. Tinggal latihan lagi aja"

"sekarang kita skip dulu Tino, netizen bilang kita harus ngebucin dulu" tutup Arighi.

"by the way, ga kerasa kita udah satu tahun. Yang aku tau, kemarin itu kamu baru jemput aku waktu ospek, padahal kita udah ngospekin anak baru" ujar Reina membuat suasana menjadi lebih serius.

"yang aku tau, kemarin itu aku baru menang liga mahasiswa yang ke empat dan nembak kamu waktu perjalanan pulang ke hotel, padahal kita udah menang liga mahasiswa yang ke lima" tambah Arighi.

"tapi percaya atau ngga, kalau waktu yang berjalan itu ga kerasa, berarti kita menikmati semua prosesnya" lanjut Arighi.

"misi, Kak ini ada kiriman bunga atas nama Arighi untuk Reina" kedatangan pelayan itu menghancurkan suasana mereka. Tapi bunga yang Arighi berikan sedikit diluar batas wajar.

"makasih mas" timpal Arighi.

"jadi bunga ini harusnya ada waktu hari jumat minggu kemarin. Tapi karena aku di rumah sakit dan bunga yang aku pesen waktu itu diambil orang karena akunya ga datang-datang ke tempat itu. Akhirnya bunga ini aku kasih ke kamu. Yang waktu itu lebih kecil dari ini"

"jadi kamu bohong ke aku mau ketemu yang design jersey untuk AUG 2018?" tanya Reina. Arighi menyeringai menunjukkan deretan giginya yang dikawat.

"ya maap maap aja, demi dua ratus mawar yang akhirnya dibeli orang terus digantiin sama dua ratus lima puluh mawar" kata Arighi.

"misi kak, ini pesanannya" pelayan itu meletakkan makanan yang mereka pesan.

Arighi bukan memakan makanan itu, tapi mendiamkannya dan terus memandangi Reina yang sedang asik dengan makanannya. Senyum manis Arighi terpancar dari bibir tipisnya, begitu juga dengan tatapannya. Kejadian setelah Arighi menembak Reina di Surabaya kembali terulang.

"Arighi Melviano Prasetya, ngeliatinnya gitu amat? Itu makanan dingin kali" tanya Reina. Tatapan dan senyum Arighi tidak berubah.

"aku ga nyangka aja kalo seorang cewe yang aku pengen dari dulu, sekarang ada di depan aku dan udah jadi punya aku selama satu taun" senyum Reina muncul kepermukaan, pipinya merah.

"Ghi, can you stop make me feel so special?" tanya Reina.

"kamu memang spesial kok cuma bukan perasaan aja"

"malaikat tanpa sayap" lanjut Arighi. Arighi menunduk dan menyantap makanannya. Beberapa suap lalu mengeluarkan telepon genggamnya.

"Reina Hanami Natawijaya" panggil Arighi lalu memotret Reina untuk diunggah ke instagram story akun pribadinya.

If you think you see an angel. I just wanna say, yes, you see an angel with no wings at all. @reinahn

"kamu manis kaya bibit gula" celetuk Arighi.

"masa iya bibit gula, kaya yang mana? Sakarin atau aspartam?" tanya Reina.

"tunggu mikir dulu, kalo sakarin bikin kanker kandung kemih, sama diabet. Kalo aspartam buat yang diabet tapi pemicu kanker, yang mana yah?"

"sialan emang ni orang satu" balas Reina kesal.

"ya engga atuuu, manis kamu ya manis aja aku doang yang kena diabet kalo liat kamu" lanjutan dari gombalan maut Arighi.

"gacor ah gacor"

"ayolah ini lagi enak buat gombal jangan dijatuhin gitu aja"

"gatau ah kesel pengen beli truck" timpal Reina.

"dibilang itu males woi males bukan kesel, cucunguk goreng tepung"

"ih ajig, kamu mau makan kecoa goreng tepung?" tanya Reina.

"sianjir ketularan Tasya"

"ah gatau ah mo ee aja" celetuk Reina.

"si anjir, kaya ini restoran punya bapa lu aja" timpal Arighi.

"lupa da sia mah" balas Reina.

"eh iya deng emang punya bapa lu ya, papa camer maafin calon mantunya yang kalo ngomong suka asal jeplak ini"

"agak bacot ya kamu"

"eh, Na. Abis ini kita cari tukang gulali ya" ajak Arighi.

"aih ngapain gendut tau makan gula malem malem" balas Reina.

"gapapalah, aku mau bandingin, manisan gula apa kamu" celetuk Arighi.

"ihhh apaan sih jiji"

"ih cieee salting cieee"

"Ghi, inget ya kamu harus bisa buat aku bangga setelah kamu lulus nanti. Aku dukung kamu selalu selama itu hal yang baik pasti aku dukung. Apa lagi soal basket. Aku mau kamu jadi atlet yang sukses. Jadi incaran banyak tim juga" ujar Reina dengan begitu serius.

"in this moment, on this day, become the man you were born to be. You have it within yourself to write your own legend. Let it be to death." lanjutnya dan sampai sekarang, kata-kata dari Reina adalah motivasi terbesar untuk Arighi yang sudah bermain di liga basket profesional.

ΔΔΔ

Sampai di sini pertemuan kami semua dengan kalian, terimakasih telah membaca Rain and the Basketboy. Terimakasih sudah mau berimajinasi dengan kami semua.

Untuk kalian, kami masih hadir untuk menemani imajinasi kalian di cerita yang lain. Masih berbau basket, tapi dikemas dengan jalan cerita yang lain.

Mohon maaf ya readersku semuanya kalau semua cerita yang ada selalu berhubungan dengan basket, karena hidup si author ga pernah lepas dari dunia basket walaupun si author bukan pemain basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mohon maaf ya readersku semuanya kalau semua cerita yang ada selalu berhubungan dengan basket, karena hidup si author ga pernah lepas dari dunia basket walaupun si author bukan pemain basket.

So see you on the next journey of your imagination.

Rain and the BasketboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang