37. Alana?

297 14 7
                                    

Bandara lagi. Bandara lagi. Bandara lagi. Itu yang ada di otak Reina dan Arighi saat menapakan kaki di Bandara. Sesuai dengan janji, Arighi akan berangkat ke Banjarmasin bersama dengan keluarga Reina. Menemui keluarganya yang ternyata adalah tangan kanan Om Reno di Banjarmasin. Tapi Arighi dan Reina tidak mengetahui hubungan kerja antara Sang Ayah.

Ruang tunggu mereka berbeda dari biasanya. Kali ini di sebuah lounge untuk pengguna pesawat pribadi. Banyak makanan dan minuman yang disediakan di sana, jadi mereka tidak perlu mencari makanan dan minuman di luar ruang tunggu.

"mah, nanti tolong fotoin dede sama Arighi sebelum naik pesawat ya" kata Reina pada mamanya.

"iya" jawab Tante Reni dengan singkat padat dan jelas lalu kembali fokus dengan game candy crush yang sudah mencapai level di atas seribu.

"permisi Ibu, Bapa, dan Kakak-Kakak, mari saya antar ke pesawat" ucap seorang laki-laki.

"oke" jawab Om Reno.

"De, Ghi ayo" panggil tante Reni ketika Reina dan Arighi sedang fokus dengan makanan yang sudah hampir habis itu.

"ini belum abis mah" jawab Reina.

"kata mamah kan jangan buang-buang makanan" lanjut Reina.

"iya sok abisin, sedikit lagi kan itu?" tanya tante Reni.

"iya mah" jawab Reina.

Reina dan Arighi cepat-cepat menghabiskan makanan yang ada di piring mereka. Menyabet botol minum dan tas lalu mengikuti orang tua Reina menuju pesawat.

Sesuai dengan permintaan Reina tadi saat di ruang tunggu, Tante Reni memotret Reina dan Arighi sebelum masuk ke dalam pesawat. Banyak foto yang diambil di sana. Kalian tau sendiri perempuan bagaimana.

Saat pesawat sudah mengudara, Reina dan Arighi masih asik dengan foto foto mereka. Ntah sudah berapa ribu foto yang ada di memori telepon genggam mereka masing-masing. Perjalanan yang cukup memakan waktu ini tidak terasa untuk mereka karena mereka asik sendiri, asik dengan dunia mereka berdua. Yang lain ngekost.

Beda lagi dengan Reino, dia asik dengan mainan di telepon genggamnya, tante Reni juga masih bermain candy crush, sementara Om Reno fokus dengan laptopnya.

"empat belas menit lagi sampe ke rumah Arighi Melviano Prasetya" ucap Reina.

"aku mo post ig ah ntar, biar dikomen ama netijen, ceritanya kamu yang punya pesawatnya gituu. Kapan lagi seorang Reina cari sensasi ama netijen" lanjut Reina.

"oo jadi Reina mau sama Arighi karena ini" balas Arighi.

"satuuu" Reina mengacungkan jarinya.

"pantesan cewenya mau duitnya banyak sih"

"duaaaa" ujar Reina.

"padahal yang punya pesawat kamu kamu juga"

"bukan punya aku, tuh bapa yang ono" Reina menunjuk ayahnya dengan lidahnya.

"coii" nada respon Arighi membuat mereka berdua tertawa.

"penumpang yang kami hormati, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, dimohon untuk mengenakan sabuk pengaman dan tetap duduk di bangku masing-masing sampai pesawat berhenti. Penggunakan ponsel belum diperbolehkan. Terimakasih"

"yeah welcome home Arighi" kata Arighi pada dirinya sendiri.

"Om, Tante, makasih ya udah bawa Aghi ke Banjarmasin"

"sama-sama Ghi" jawab tante Reni.

"nanti kamu jangan kaget ya sama siapa yang jemput kita di sini" ujar Om Reno.

Rain and the BasketboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang