44. Adik Kecil

277 9 0
                                    

Arighi si humble yang terkenal di kampus. Dia sedang menunggu Reina di kantin kampus. Ditemani segelas es kopi susu dan camilan yang baru dia beli di mini market. Arighi menunggu Reina bukan untuk pergi bersama, tapi izin karena dia ada perlu untuk bertemu seseorang di luar kampus. Urusan pekerjaan lebih tepatnya.

"Bae, aku ntaran mau pergi mau nemuin orang yang bikin jersey kita untuk asean university games nanti" ucap Arighi pada Reina yang baru sampai di kantin kampus. (aku tulis pake "bae" soalnya kalo "bi" serasa manggil bibi).

"ga sekarang banget kan? Temenin aku makan dulu ya please. Aku laper banget tadi ga bisa diem-diem makan soalnya" pinta Reina.

"iya sok aja kamu makan dulu abis itu aku baru jalan ke tempat meeting -nya" jawab Arighi.

"mau ditemenin ga?" tanya Reina saat sampai di meja makan mereka.

"ngga ga usah gapapa aku sendirian aja, kamu juga harus ngurusin asean university games kan?" jawab Arighi.

"ya iya sih" jawab Reina.

"ya udah gapapa aku sendirian aja" balas Arighi.

"mau pake mobil aku?" Reina menawarkan mobilnya.

"kan ada mobil aku juga sayang"

"gini nih udah pikun. Mobil kamu kan di bengkel" ujar Reina.

"eh iya yah, pake motor ajalah. Kan bajunya juga belum jadi semua baru design awalnya doang"

"lagian kalo aku pake mobil kamu nanti ada mulut orang yang bilang kamu cuma aku manfaatin doang, aku ga mau kamu mikirin yang kya gitu walaupun kenyataannya engga" lanjut Arighi.

"ya udah deh, kalo udah sampe di sana kabarin aku jangan lupa" pinta Reina.

Setelah Reina selesai makan, mereka berdua berpisah, Reina ke kantor sementara Arighi menuju parkiran. Sebenarnya Arighi bukan mau bertemu orang yang menjadi sponsor jersey mereka, tapi mau ke toko bunga untuk mengambil bunga pesanannya karena besok, Reina dan Arighi resmi satu tahun.

"halo boss, Arighi udah jalan dari UPH. Ninja putih B 1202 AGH" ucap seseorang dengan telepon genggamnya.

"ada apa-apa sama Arighi lu yang kena yah" bisik seseorang di belakang si penelepon yang sudah dikunci lehernya. Telepon genggamnya juga diambil. Dia dibawa ke kantor UPH sports.

"Ko Kennard tumben banget lu ke sini terus terus dia siapa? Kenapa dibawa ke sini?" tanya Reina yang sedang berhadapan dengan komputernya.

"gua ga tau dia siapa tapi tadi gua denger dia lagi telepon ngasih tau nomor motornya Arighi" jawab laki-laki itu yang ternyata Kennard.

"nih hp nya" Kennard memberikan telepon genggam laki-laki itu kepada Reina.

"buka password -nya" pinta Reina. Laki-laki itu enggan untuk membuka kunci telepon genggamnya.

"buka" pinta Reina masih dengan nada bicara yang halus dan tenang tapi posisinya berubah. Dari duduk jadi berdiri disamping meja. Laki-laki itu masih tidak mau membuka kunci telepon genggamnya.

"buka atau gua buat lu chilling di kantor polisi?" nada bicara Reina semakin mendingin dan tenang tapi menegangkan. Dengan berat hati, laki-laki itu akhirnya membuka kunci telepon genggamnya dan membiarkan Reina mengotak-atik teleponnya itu.

"oooh temennya Carlos" Reina mengangguk kecil dan tersenyum simpul.

"Carlos yang waktu di Bali itu Rein?" Kennard terlihat sedikit terkejud.

"Carlos Carlen kan?" tanya Reina pada laki-laki itu. Dia hanya mengangguk kecil dan terlihat ketakutan.

"see, masih aja sampe sekarang ngeganggu idup gua" ucap Reina.

Rain and the BasketboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang