24. Pulang

340 20 0
                                    

Reina sudah sampai di hotel tempat mereka menginap di Makassar. Vania terlihat ada di lobi hotel tersebut. Reina masih harus dituntun oleh Ivanna dan Tasya, sementara Arighi masih membayar taksi yang mereka gunakan. Mereka belum masuk ke area lobi hotel karena menunggu Arighi. Setelah Arighi selesai dengan urusan bayar membayar itu mereka masuk bersama sama ke lobi hotel.

"makanya kalo lagi sakit ga usah sok sokan tanggung jawab sama tugas" nada bicara Vania sangat ketus.

"diem lu" jawab Arighi.

Reina yang masih lesu tidak memperdulikan perkataan Vania,membiarkan Vania mengoceh di sana. Ivanna dan Tasya terlihat sudah ingin menggampar Vania, tapi Reina meminta mereka untuk membawanya langsung ke kamar.

Rivaldo dan Kennard ada di dalam lift hotel mereka bilang mereka mau ke bawah untuk menunggu Reina pulang karena khawatir Reina harus dirawat di rumah sakit. Saat Reina masuk ke dalam lift wajah Rivaldo dan Kennard yang tadinya tegang sudah lebih santai saat melihat Reina.

"si Vania gila, anjing" Arighi memukul dinding lift.

"kenapa emang?" tanya Rivaldo.

"Reina lagi gini dibilang nyusahin, katanya ga usah sok sokan tanggung jawab sama tugas, belegug anjer hayang aing ngabaledog si eta" sekarang Arighi bisa berbahasa sunda, tapi bahasa sunda yang kasar.

"sekarang lu bisa bahasa sunda ya bagus bagus" Kennard menepuk pundak Arighi dan lift berbunyi menandakan mereka susah sampai di lantai tempat kamar Reina berada.

Reina dibaringkan di kasur oleh Arighi, sementara Ivanna dan Tasya membereskan barang-barang Reina, memasukkan beberapa baju yang masih ada diluar koper, alat mandi Reina kecuali sikat gigi juga sudah dimasukkan ke dalam koper.

"maafin gua ya guys jadi ngerepotin kalian" eagles sudah berkumpul di kamar Reina.

"ga ngerepotin kok Rein, lu tanggung jawab sama tugas lu di sini, lagian ini udah hari terakhir juga, jadi besok kita udah pulang 'kan ke UPH lagi" si kapten tim angkat bicara. Clarissa masuk ke kamar Reina dengan wajah panik membuat Reina tersenyum geli saat melihat wajah Clarissa.

"Ci sasa tenang ci, aku gapapa" Reina langsung berbicara setelah tersenyum tadi.

ΔΔΔ

07.12 waktu Indonesia bagian tengah. Eagles sudah selesai sarapan pagi di hotel tempat mereka menginap, barang-barang mereka sudah masuk ke bus yang akan mengantarkan mereka ke bandara. Tinggal check out lalu berangkat.

"Rein kamu ke bus aja biar ini kakak yang urusin" Kak Anjar menyuruh Reina ke bus terlebih dahulu.

"aku temenin kakak di sini. Aku duduk" Reina memang keras kepala jadi Kak Anjar membiarkan Reina duduk sofa yang tersedia di lobi hotel.

"Nana dalem, ngapain di situ ayo masuk ke bus" Arighi berlari dan melompat di depan Reina. Reina terkejut dengan kedatangan Arighi yang tiba-tiba.

"Kak Anjar belum selesai" Reina menunjuk Kak Anjar yang masih ada di meja resepsionis.

"jangan keras kepala, nanti drop lagi, kamu gapapa aku yang panik" kata Arighi dan menggendong Reina tanpa permisi. "Kak Anjar, Reina aku culik ya"

"Ghi Ghi turunin ih" Reina menggigit lengan kiri righi.

"aaaaa, iya iya turun" teriak Arighi kesakitan lalu Reina diturunkan dari gendongannya dan merangkul Reina supaya tidak balik lagi ke dalam hotel menunggu Kak Anjar.

Kak Anjar sudah masuk ke dalam bus. Mereka siap berangkat ke bandara untuk kembali ke Tangerang. Pesawat mereka akan lepas landas sekitar jam sebelas nanti. Perjalanan dari hotel ke bandara memakan waktu cukup lama, 40 menit.

Hari ini bandara penuh, padahal hari ini hari senin. Mereka semua sudah turun dari bus dan masuk ke area bandara. Semua mata orang yang ada di sana tertuju pada mereka. Seragam the eagles mereka menjadi sasaran empuk banyak orang untuk berfoto bersama terutama Arighi, Rivaldo, Kennard, Winston, Yesaya, Joseph, dan Patrick. Reina merekam Arighi yang sedang berfoto dengan beberapa perempuan. Arighi sadar kalau Reina merekam dirinya dan menunjuk telepon genggam Reina. Reina mengunggah video itu ke instagram story akun pribadinya.

Gua kira yang ngefans sama lu cuma gua, ternyata banyak cong.

Setiap beberapa detik, padangan Arighi melihat ke tempat Reina untuk memastikan Reina aman di sana bersama dengan eagles yang lain dan Ivanna juga Tasya.

"ibu-ibu dan temen-temen semua, sorry ya, mereka masih harus istirahat karena baru selesai tanding, kasian cape dan kita sudah harus check in, okay. See you next time ya" Reina dan Kak Anjar membubarkan kerumunan ibu-ibu dan perempuan yang masih meminta foto.

"manager merangkap body guard" Rivaldo merekam Reina yang membawa mereka menjauh dari kerumunan ibu-ibu itu.

"jangan, Ko nanti famous" Reina menutupi wajahnya di depan kamera telepon genggam Rivaldo.

"Rein, lemes ya?" tanya Rivaldo Reina menggelengkan kepalanya. Rivaldo memberi tanda kepada Arighi kalau Reina mulai pucat.

"guys guys langsung check in aja yuk" ajak Kak Anjar setelah melihat Reina memucat.

Selesai check in, Arighi menyenderkan kepala Reina ke bahunya di ruang tunggu. Ivanna dan Tasya membelikan segelas minuman coklat kesukaan Reina. Reina tertidur sambil memegang gelas minuman coklat itu. Arighi tau Reina tidur bukan pingsan karena posisi Reina sering berubah. Arighi memainkan rambut Reina yang terurai. Teman-temannya yang lain terpaku dengan telepon genggam masing-masing.

Suara panggilan untuk masuk ke pesawat sudah terdengar, Arighi membangunkan Reina dengan lembut. Reina tidak mau lepas dari Arighi, Reina terus memeluk Arighi dari samping dengan mata yang masih setengah tertutup.

"manjanya mulai nih" Arighi mengacak-ngacak rambut Reina.

"melek dulu yu, bentar lagi checking tiket" Reina membuka matanya sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya yang putih.

"ih gila ih" Arighi menggeliat setelah melihat Reina. Wajah Reina berubah setelah mendengar kata-kata Arighi. "bercanda sayang, tetep cantik kok walaupun keningnya masih ada perban"

"sayang ga?" tanya Reina. Kali ini Reina terlihat seperti anak kecil.

"sayanglah masa engga sih"

"kursi kita sebelahan kan ya?" tanya Reina.

"iya, cie yang gamau jauh ciee" Arighi menggoda Reina.

"iyalah gamau jauh, tangan kamu enak buat tidur"

"si kampret emang ya"

Percakapan mereka terus berlanjut sampai masuk ke pesawat. Mereka terus bercanda sampai pesawat sudah siap untuk lepas landas. Beberapa menit setelah lepas landas, Reina kembali tertidur, pembatas antara kursi mereka dinaikkan ke atas. Sekarang giliran dada kiri Arighi yang menjadi bantal Reina, tangan kanan Reina melingkar ke punggung Arighi sementara tangan kiri nya berada di bagian depan. Arighi juga merangkul Reina sambil mengelus dan mencium kepala Reina.

Arighi mengeluarkan telepon genggamnya selfie bersama Reina yang sudah tertidur pulas. Mengunggah foto itu ke instagram story di akun instagram pribadi miliknya.

Ngantuk bu bos? Enak banget tidurnya nice dream bby❤.

Rain and the BasketboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang