Mendarat dengan selamat di Tangerang. Piagam dan piala sudah masuk ke kantor eagles. Reina membuka email yang masuk ke akun milik eagles basketball ternyata sudah ada lagi undangan pertandingan ke Medan dan Thailand. Pertandingan persahabatan dengan hadiah yang lumayan besar.
Reina memberitahu pelatih eagles tentang dua pertandingan yang akan diselenggarakan tiga minggu lagi dan tiga bulan mendatang. Reina hanya tinggal menunggu hasil rapat antara petinggi petinggi kantor eagles sport, pelatih, dan pemain. Jika iya, Reina tinggal mengurus data diri untuk tiket pesawat, jika tidak, Reina harus mengonfirmasi lagi kepada pihak penyelenggaran soal penolakan undangan pertandingan.
"guys guys guys, siap ga buat Medan sama Thailand?" tanya Reina.
"bercanda ya lu?" Rivaldo tidak percaya kalau akan ada pertandingan di Medan dan juga Thailand.
"muka gua emangnya kaya becanda gitu ko?" tanya Reina.
"sumpah ini Medan sama Thailand?" teriak Patrick. Reina mengisyaratkan Patrick supaya tidak berteriak soal pertandingan mereka selanjutnya.
"nanti kalo coach ngomongin ini pura-pura gatau aja ya. Tapi gua ga janji kalau kalian bakal pergi ya soalnya masih ngambang antara jadi sama engga berdoa aja semoga jadi, okay?" Reina mengingatkan. Gigi putih mereka terpancar dari senyum lebar bahagia mereka setelah mengetahui ada pertandingan di Medan dan Thailand.
"ayo kelas kelas ah" ajak Kenny.
Kantin kampus sepi setelah eagles bubar. Reina masuk ke kelasnya duduk di antara Ivanna dan Tasya, sambil menepuk keningnya Reina membuka laptop yang mereknya ia tutup dengan logo eagles.
"anjeng sakit" Reina menepuk kening yang masih tertutup perban.
"bego sih udah tau masih luka, malah ditepuk"
"lupa gua" jawab Reina.
"lupa ae terus bu mene" sahut Tasya.
"gimana ini tolongin guaa, kok gamau nyala sih" teriak Reina. Ia kebingungan dengan laptopnya sendiri yang masih dalam keadaan mati.
"Rein, otak lu ga ikut kepotong sama pisonya Carlen 'kan?" tanya Tasya.
"ya enggalah bego" jawab Reina ketus.
"nyalain dulu bego, masih mati juga" balas Tasya.
"sssstttt" seketika kelas hening saat dosen pengajar mereka masuk ke kelas. Muka-muka semua mahasiswa yang ada di ruang kelas terlihat serius. Walaupun ada juga yang masih bercanda.
"selamat datang kembali ke kelas saya, Reina. Minggu kemarin kamu udah bisa ngampus lagi tapi kamu langsung cabut ke Makassar, sini ada tugas buat kamu" dosen Reina di mata pelajaran ini memang masih muda, bahasa yang Dia gunakan juga dapat diterima oleh mahasiswa dengan baik. Dia juga dinobatkan oleh mahasiswa diangkatan Reina sebagai dosen terbaik 2018.
Reina maju ke depan kelas mengambil tugas yang harus Ia kerjakan selama satu minggu ke depan. Lagi-lagi Reina menepuk keningnya yang masih ditutup perban.
"aaa" Reina tersentak karena sakit di keningnya itu.
"kenapa kamu?" tanya dosen itu.
"sakit, Pa" jawab Reina berlalu ke tempat duduknya.
Kelas mereka dimulai, tadinya akan diadakan kuis tapi dosen itu kasihan dengan Reina yang baru masuk kelas setelah tiga minggu di rumah sakit dan satu minggu di Makassar dengan darah yang belum beregenerasi dengan baik dan benar.
ΔΔΔ
Kelas Reina sudah selesai, bersama dengan Ivanna dan Tasya, Reina duduk di kantin tempat eagles duduk, tapi tempat duduk itu masih kosong karena mereka semua belum selesai kelas. Reina menyicil tugas-tugas yang dosen itu berikan untuknya. Ditemani segelas teh susu dan makanan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
RomanceSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...