Disaat yang lain masih bercumbu dengan bantal dan guling di kasur, Reina dan Arighi sudah asik di dapur. Tiga bungkus mie instan sudah siap untuk di masak. Arighi memeluk Reina dari belakang sambil berbisik "morning baby". Suara serak khas Arighi menyapa Reina dilanjutkan dengan satu ciuman di pipi kanan Reina.
"udah laper ya?" tanya Reina. "sebentar ya"
Indomie goreng sudah siap untuk dimakan. Tiga bungkus untuk berdua.
"kamu pernah kepikiran untuk selingkuh ga sih?" tanya Reina tiba-tiba membuat Arighi hampir tersedak.
"aku gamau ngerusak status pertama aku sama hal-hal yang sebenernya gaada manfaatnya juga buat aku. Jangankan kepikiran selingkuh, Na. Kepikiran untuk kepikiran selingkuh aja engga. Lagian nih ya, jagain kamu satu aja udah susah apa lagi dua" Arighi melahap mie instan di depannya.
"yang terus aku kepikiran itu, gimana caranya bikin kamu nyaman dan terus jadi yang terbaik" lanjut Arighi. Arighi menanggapi itu sebagai sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan perasaan bukan dengan pikiran. Reina hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Arighi.
"kamu kenapa nanya kaya gitu? Takut aku selingkuh?" tanya Arighi.
"siapa yang ga takut cowonya diambil orang sih, Ghi?"
"tenang aja, walaupun aku baru pertama kali pacaran, aku udah belajar banyak dari mereka-mereka yang udah sering pacaran. Dari mereka yang pernah selingkuh." obrolan mereka semakin mendalam. Lagi-lagi Arighi menyuap mie instan ke dalam mulutnya.
"mereka bilang, selingkuh itu bukan jalan keluar dari satu masalah, itu malah bikin masalah lu makin banyak" lanjut Arighi.
"mereka juga bilang, jangan pernah ninggalin berlian demi batu akik pinggir jalan" Reina tertawa mendengar kata-kata Arighi yang terakhir.
"kepikiran dari mana bandingin berlian sama batu akik dipinggir jalan?" tanya Reina.
"berlian tuh mahal, elegan, berkelas, susah didapetin. Coba kalo batu akik yang dipinggir jalan, mirip ama cabe-cabean warnanya. Merah kuning hijau di langit yang biru"
"cabe-cabean yang rambutnya merah, mukanya abu, lehernya item, bajunya kuning, celananya ijo, giginya dipager di ahli gigi palsu warna biru" kata Reina.
"untung behel aku karetnya bening ya" lanjut Arighi.
"kan rambut kamu ga merah, baju kamu juga ga kaya pelangi" jawab Reina. Topik pembicaraan mereka berubah. Winston baru bangun dan langsung berlari ke dapur karena wangi mie instan.
"kampret bikin indomie ga ngebangunin gua" Winston menggebrak meja makan tapi pelan.
"makanya kalo joget jangan terlalu gila, cape kan" jawab Arighi. Winston menyeringai mendengar kata-kata Arighi mengakui kelakuannya tadi malam.
"mau makan ga? Kalau mau gua bikinin" tawar Reina.
"engga ga usah, nanti aja makan sama si Caca" jawab Winston.
"selamat pagi saudara saudara seperjuangan, hari ini Patrick si ganteng mau olah raga pagi" teriak Patrick di pinggir kolam renang.
"bacot" teriak Yesaya lalu mendorong Patrick masuk ke kolam renang. Patrick tidak bodoh, sebelum benar-benar masuk ke dalam kolam, tangan Yesaya sudah dipegang oleh Patrick. Mereka berdua masuk ke kolam renang masih dengan baju tidur dan belum sarapan.
Ivanna dan Tasya bukan belum bangun, tapi mereka sedang sibuk dengan catok menyatok supaya badai dan keren.
*tok tok tok*
"ko Paldo sama Ko Kennard deh kayanya bentar yah aku bukain dulu" kata Reina pada Arighi.
"Jangan lama-lama ntar aku kangen" timpal Arighi. Tatapan Patrick, Winston, dan Yesaya mengarah kepada Arighi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
Storie d'amoreSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...