Setelah ujian tengah semester UPH memberikan beberapa hari untuk mahasiswa mereka melepas penat dari pelajaran. Delapan tiket pesawat menuju Bali sudah ditangan. Reina, Ivanna, Tasya, Arighi, Patrick, Winston, Yesaya, dan Joseph. Untuk Winston, Yesaya, dan Joseph ke Bali adalah kembali ke kampung halaman mereka.
Mereka akan berangkat ke Bali sebentar lagi. Koper mereka semua sudah masuk bagasi pesawat. Di sana mereka menginap di sebuah villa dengan ukuran yang cukup besar, seharusnya cukup untuk lima belas sampai dua puluh orang, tapi mereka hanya gunakan untuk delapan orang.
<(652) 🔒aa Paldo
Rein, bsk w nyusul ke sna sm Kennard
Okay di Villa besar yaa ko
Sipp ntar share loct ya
Iya Ko"Ko Paldo nyusul sama Ko Kennard besok" Reina menginformasikan kabar baru itu pada tujuh orang temannya.
"sumpah?" Winston kaget mendengar kabar itu.
"serius" jawab Reina.
"yeesss makin rame"
"eh eh kita pake motor ato mobil di sana?" tanya Patrick.
"bebas maunya aja apa, nanti gua yang rentalin, gua punya kenalan yg suka rentalin motor atau mobil" jawab Winston.
"motor aja yu?" ajak Ivanna.
"ayoo" Tasya begitu antusias.
"ya udah motor aja, Ton. Sewa lima, hari ini empat, satunya lagi besok" ujar Reina.
"aman bu boss, motor apanya gimana gua yak" jawab Winston.
"atur atur ae" balas Reina.
Waktu boarding mereka sekitar tujuh menit lagi. Arighi melihat ke luar ruang tunggu tempat pesawat di parkirkan. Di sana ada beberapa jet pribadi yang lagi dipersiapkan untuk terbang.
"bengong aja" Reina membuyarkan fokus Arighi.
"keren ya kalau bisa naik jet pribadi kaya gitu" jawab Arighi.
"kamu mau?" tanya Reina.
"mau kalo punya uang" ujar Arighi.
"nanti sama aku ya, aku bilang ke papa"
Arighi kaget dengan apa yang Reina katakan. Sebenarnya sampai sekarang, Arighi belum mengetahui latar belakang orang tua Reina, yang bisa memberikan dia kado ulang tahun jam tangan dengan harga jutaan dan bilang kalau itu tidak terlalu bagus. Yang Arighi tau keluarga Reina berkecukupan, itu pun setelah Arighi mampir ke rumah Reina waktu itu."kamu ga lagi bercanda kan?"
"siapa yang lagi bercanda sih, Ghi" Reina tersenyum melihat wajah Arighi. "nanti kita ke Banjarmasin ya"
Arighi tidak bisa berkata apapun. Senang, bahagia, semua bersatu sekarang ini. "makasih banyak ya udah jadi sumber bahagia termutlak"
"yo boarding boarding guys" panggil Winston.
Seperti biasa Arighi dan Reina tidur di pesawat. Winston dan Tasya membicarakan seseorang sambil tertawa-tawa. Ivanna dan Patrick menonton film horror di televisi pesawat. Yesaya dan Joseph juga tidur seperti Reina dan Arighi.
Mereka sampai di Bali sekitar jam tiga sore waktu Bali. Dengan taksi online mereka menuju ke villa milik keluarga Reina. Lagi-lagi tempat tinggal mereka selama satu minggu ke depan diberikan begitu saja oleh orang tua Reina untuk digunakan termasuk semua fasilitas di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
RomanceSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...