27. Durian Medan

337 15 0
                                    

"Medaaaan" teriak Kennard mengejutkan teman-temannya saat di perjalanan menuju bandara. Hampir semua pemain UPH menoyor kepala Kennard. Tapi Arighi malah menoyor kepala Yesaya yang berada di depannya dengan alasan jauh dengan Kennard. Bertengkar, toyor menoyor, kekerasan dalam rumah tangga antara Yesaya dan Joseph juga terjadi di dalam bus.

"Yesaya, Joseph, jangan ada KDRT diantara kalian" teriak Rivaldo.

"papaaaa, Joseph jahat" teriak Yesaya ke arah Rivaldo dan memeluknya.

"mamaaa, Yesaya nyebelin" teriak Joseph pada Reina dan mau memeluk Reina tapi Arighi yang memeluk Joseph. Joseph bergidik dan melepaskan pelukannya dari Arighi. Mereka berlari-lari di dalam bus, kalian bisa merasakan pusingnya jadi Reina dan Kak Anjar kalau mereka sudah berada di dalam bus dan suasana mulai memanas.

Seperti biasa, mereka sampai di bandara jauh sebelum keberangkatan, selain untuk mencegah ketertinggalan pesawat, jumlah mereka yang banyak juga membuat proses check in akan lebih dalam dari orang lain. Jumlah pemain 21 orang ditambah tiga pelatih dan dua official jadi Kak Anjar memilih untuk lebih lama menunggu di bandara dibandingkan harus terlambat dan ketinggalan pesawat.

"Reinaaa" teriak Kennard dari kejauhan. Reina sedang bersama Kak Anjar menyusun jadwal mereka selama empat hari di Medan. Reina menoleh karena gerak reflek Reina mendengar namanya dipanggil oleh Kennard.

"ngetest doang" lanjut Kennard setelah melihat Reina menoleh ke arahnya. Tanpa basa basi, Reina mengacungkan jari tengahnya ke arah Kennard dengan wajahnya yang datar. Kennard tertawa puas.

"dasar tengil" kata Reina sambil menulis runtutan kegiatan selama di Medan.

"kalo ga tengil bukan Kennard namanya, dulu Kakak yang jailin gitu sama dia, sekarang ada kamu jadi ada sasaran baru" balas Kak Anjar.

"untung kakak tingkat astaga, coba kalo temen seangkatan, udah aku jitak kayanya" Kak Anjar tertawa menanggapi respon Reina yang kesal dengan Kennard. "Sabar aja ya, Rein. Harus kuat kalo sama Kennard"

Mari kita bercerita tentang si tengil Kennard. Satu dari sekian ketengilan Kennard. Saat Rivaldo ulang tahun, Kennard dan teman-teman satu fakultasnya membuat kejutan untuk Rivaldo. Di asrama, ada satu toren air yang warna oranye, kalian tau toren air itu. Toren air ukuran sedang itu memang baru dibeli oleh pihak pengelola kampus, masih dibungkus dengan plastik. Kennard masuk ke dalam situ dengan kue ulang tahun untuk Rivaldo.

Waktu Rivaldo dibawa oleh teman-teman fakultasnya ke tempat toren itu berada, Kennard keluar dari toren air itu dengan kue ulang tahun yang dia naikkan terlebih dahulu dengan tangannya. Bukannya jadi kejutan, semua teman-temannya malah tertawa melihat kelakuan Kennard yang absurd ini, walaupun Rivaldo tetap terkejut dengan keluarnya Kennard dari dalam toren air.

Perjuangan untuk keluar dari toren air itu juga membuat teman-teman Kennard tertawa tanpa bisa berhenti. Setelah berhasil keluar dari toren air, acara selanjutnya adalah acara seperti kejutan biasanya, tiup lilin eh bukan tiup api di lilin, potong kue, dan foto bersama. Lagi-lagi tangan jahil Kennard berulah. Kennard memukul tangan Rivaldo dari bawah ke arah atas sehingga kue ulang tahun yang berada di tangan Rivaldo mendarat tepat di wajah Rivaldo. Semua tertawa karena Kennard, tapi Kennard bertanggung jawab dengan kekotoran yang sudah dia buat dan membersihkan kue kue yang menempel di dinding asrama.

Kembali ke perjalanan mereka ke Medan. Yang sebenarnya belum bisa dikatakan perjalanan karena mereka masih di bandara. Winston, Patrick, dan Kennard sedang berulah. Mereka sepertinya butuh kebahagiaan. Sementara Yesaya dan Joseph, mereka menghilang ntah ke mana, mereka tadi izin ke Kak Anjar untuk cari makan. Rivaldo fokus dengan telepon genggamnya begitu juga dengan Yefanus dan sisa dari mereka termasuk Arighi. Arighi fokus dengan telepon genggamnya karena sedang mengutak-atik fotonya dengan Reina untuk diunggah ke akun instagramnya.

i'm addicted.

Reina masih sibuk dengan jadwal pemain-pemain andalannya dan juga beberapa email undangan pertandingan dari beberapa universitas ternama di Indonesia. Disela-sela susahnya menyusun jadwal, notifikasi dari instagram masuk ke telepon genggam Reina.

Arighi_melviano took you on a picture.
Reina mengomentari unggahan Arighi dengan emoticon hati. Seketika itu juga Arighi menoleh ke arah Reina dan tersenyum. Reina membalas senyuman Arighi dengan senyuman lagi. Senyum yang membuat Arighi kecanduan. Arighi berpura-pura pingsan setelah melihat Reina tersenyum, lalu bangun lagi dan memilih untuk mendekati Reina yang sedang bersama Kak Anjar tepat di sebrang tempat duduk Arighi sekarang.

"Rein, temenin Arighi sana kasian"

"ini belum selesai, Kak" jawab Reina.

"udah sama Kakak aja, tinggal dikit juga 'kan?"

"thank you ya, Kak" Kak Anjar tersenyum dan membiarkan Reina bertemu dengan Arighi di tengah-tengah antara tempat mereka duduk dan tempat Arighi duduk.

Panggilan untuk masuk pesawat sudah terdengar, dua puluh enam orang dengan seragam eagles basketball masuk ke dalam pesawat dengan candaan mereka yang masih belum selesai. Sampai pesawat siap untuk lepas landas juga mereka masih bercanda. Si dua tukang tidur sudah siap dengan posisi mereka. Mereka dijadwalkan sampai di Medan jam sebelas siang.

Pendaratan sempurna sesuai dengan jadwal. Mereka tiba di Medan tepat jam jam sebelas. Makan siang, check in hotel dan lanjut jalan-jalan, seperti biasa hari pertama tidak ada kegiatan apapun, latihan atau pertandingan.

"Duren medan! Duren medan!" teriak Kennard sambil melompat kecil di lobi hotel setelah check in hotel dilakukan. Resepsionis hotel menahan tawa melihat kelakuan Kennard.

"wah Mba jangan malu-malu gitu kalau mau kenalan sama saya, saya tau saya ganteng, Mba. Bilang aja" ujar Kennard. Rivaldo pura-pura muntah setelah mendengar kata-kata 'ganteng' keluar dari mulut Kennard.

"sabar cunguk nanti malem itu" kata Yesaya.

"oiya ya ntar malem ya aduh pikun gua" jawab Kennard. "sabar Kennard sebentar lagi malem"

Reina melihat jam dinding yang ada di hotel itu. Masih jam satu siang dan Kennard bilang sebentar lagi malam. Reina hanya menepuk keningnya. Kening Reina sudah bersih dari luka jahitan. Tidak ada lagi rasa sakit yang dia rasakan sekarang.

"Ayo kita keliling Medaaaan" Kennard sudah tidak sabar lagi.

"iya ayo, tapi harus simpen tas ke kamar dulu ya" Reina menanggapi Kennard dengan kalem.

"iya mama" jawab Kennard.

"Rein lu sudi punya anak kaya dia?" tanya Rivaldo.

"engga sih sebenernya" jawab Reina. Kennard tertawa kecut mendengar jawaban dari Reina.

"ih kitu pisanlah sia ka aing, meuni teu diaku kieu sedih aing te sedih nyaho" the owner of West Java ini menanggapi jawaban Reina dengan bahasa Sunda.

"kajeun ah, udah suut maneh, bodat" balas Reina dengan bahasa Sunda juga.

Malam hari di hari pertama mereka sampai di Medan. Sembilan durian berukuran besar tersedia di meja tempat mereka duduk. Wajah si tengil sudah tidak sabar untuk mencoba durian di depannya.

"raja duren lagi berusaha belah duren yang belum tersentuh" Adiez merekam Kennard yang masih berusaha membuka durian itu. Sampai berhasil dan isinya busuk.

"perjuangan aing sia sia, udah susah dibukanya busuk lagi, sabar Kennard ganteng sabar" Kennard kesal dengan durian yang baru dia buka.

ΔΔΔ

Pertandingan kali ini lewat saja ya, kalian pasti tau 'kan mereka akan pulang dengan piala juara pertama.

Rain and the BasketboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang