/ you said, "i wanna get to know you."
why you gotta get my hopes up? /
🌔🌕🌖"Nggak ada kegiatan yang lebih bermutu gitu, Yu?" Anya menegur begitu melewati saya yang sedang seru-serunya bermain Feeding Frenzy 2 di ruang makan.
"Hm? Kegiatan apaan?"
"Ya, apa kek? Masa dari dulu selera game lo nggak berubah-ubah. Masih aja kuno."
"Eh, jangan salah, ya! Game ini tuh definisi 'tak lekang oleh waktu'. Survey sana lo, banyak yang kangen pasti main ginian." celoteh saya, masih sibuk menggeser-geser mouse laptop saya. "Widihh... Ada Mbak Mermaid..."
Sekilas saya lirik Anya menggelengkan kepala dengan wajah prihatin. Dasar.
"Lo nggak laper apa? Sekarang udah sore dan lo cuman makan sereal tadi pagi."
"Lah, udah jam empat ternyata?" Saya kaget begitu mengetahui jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Hampir empat jam mungkin kerjaan saya cuman main game di ruang makan. "Laper sih, Nya... Tapi mau makan apaan?"
Anya membuka tudung saji di dekat saya dan mencomot sesuatu dari dalamnya. "Ada udang tepung nih, tadi Mbak Retno masak. Tapi, lo kan alergi?"
Saya menggaruk tengkuk. "Gue beli mi ayam aja apa, ya?"
"Yaudah, gih. Keburu maag lo kumat, bisa berabe."
Saya mengangguk, lantas meng-close Feeding Frenzy yang saya mainkan tadi dan mematikan laptop.
"Lewat minimarket kan lo? Gue titip jajan dong, yang kriuk-kriuk."
"Ciki mulu lo, perasaan. Dasar manusia micin." cecar saya sebelum beranjak menuju kamar untuk berganti baju dan mengambil dompet.
🌔🌕🌖
"Eh, Ayunda?"
Saya berdecak. Paling benci kalau ada yang mengganggu waktu saya lagi fokus-fokusnya makan. Apalagi ini mi ayam woy, harus tahu dia betapa susahnya buat berpaling!
Saya mendongak, nyaris mengutuk siapapun itu yang tega-teganya jadi PHO antara saya dengan semangkuk mi ayam yang menggiurkan ini, kalau saja orang itu bukan dia.
Saya menelan ludah susah payah. "Brian?"
"Weh, kebetulan banget ketemu di sini!" Brian nyengir, memutuskan duduk di bangku kosong di hadapan saya, tanpa sempat saya persilakan. "Sendirian aja lo?"
"Bertiga. Sama dia, dan dia..." Saya menunjuk mangkuk mi ayam saya, kemudian kucing kampung yang sedang ndusel-ndusel di kaki saya.
"Ah..." Brian hanya manggut-manggut. Saya kira dia bakal tertawa mengejek.
"Udah pesen?" tanya saya basa-basi.
"Udah, dibungkus. Jeremy titip juga soalnya."
"Menarik. Ayam makan ayam." komentar saya yang langsung disambung oleh tawa renyahnya.
Request ketawa sekali lagi bisa, nggak? Saya ketagihan, nih."Nggak sama Anya?"
Pertanyaannya barusan mengingatkan saya akan kejadian di malam dua hari yang lalu. Dimana saya harus melihat pelukan panjang Brian dan Anya yang penuh rindu, dengan perasaan super aneh. Nggak tahu apa namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun and Moon
FanfictionIbarat sang surya dan rembulannya, Saya dan kamu dijauhkan Agar belajar lebih dewasa. Saya dan kamu diberi jarak Agar mampu pulih dari luka. Saya dan kamu dipertemukan kembali Agar menjadi insan sempurna. ©2019 • oldelovel