Hope

154 44 2
                                    

"My hope is my dream"

Jeonni pov

Bolehkah aku menitihkan air mata untuk kali ini ?

Rasanya sangat sakit saat aku tak dianggap olehnya. Oppa kenapa kau selalu membenciku ? Sebesar itukah kesalahanku ? Aku tahu tak mudah untuk memaafkan orang yang telah membunuh kekasihmu.

Tapi, bisakah kau membuka hati untukku ? Tersenyum padaku, bahkan berbicara padaku sudah membuatku senang.

Oppa.. tolong buka hatimu untukku, aku memohon padamu sebagai adikmu.

💊💉💊

Aku hanya berdiam diri dikamar, melafalkan setiap alunan musik piano yang akan aku pentaskan nanti. Lagu yang akan aku mainkan adalah lagu milik EXO yang pasti akan sangat cocok jika dipentaskan.

Aku rencananya akan mementaskan bersama sehun, tapi sehun bilang katanya ia sangat sibuk karena mengingat kami kelas 3. dan masalah utamanya adalah aku tak memiliki piano untuk latihan, akan sangat sulit belajar tanpa menggunakan piano.

sebenarnya chanyeol oppa memang memiliki piano, tapi aku dilarang untuk memakainya. mungkin karena oppa tak mau ada yang menyentuh pianonya selain dirinya sendiri dan orang yang dia suka.

"Nanti kupinjam diruang musik besok." Aku melanjutkan menghafal setiap bait nada hingga suara bel rumah berbunyi.

Ding~Dong~

"Siapa malam-malam bertamu ?" Aku mulai beranjak dari kasur dan menghampiri eomma yang akan membuka pintu.

Saat eomma mulai membuka pintu tubuhku seketika membeku, mataku membulat, walau ada rasa senang dan takut. aku mencoba menutupinya dengan tersenyum.

"Eoh selamat datang!" Ucap eommaku dan memeluk lelaki besar dan seorang anak laki-laki.

Entah apa yang akan diberikan tuhan setelah ini.

💊💉💊

Chanyeol pov

Saat aku sedang menikmati belajarku dan menyelesaikan beberapa berkas milik appa seseorang berhasil menghancurkan konsentrasiku dengan mengetuk pintu.

Aku bergegas membuka pintu dan ternyata hanya seorang gadis menyedihkan yang menatapku dengan mata sayu.

"Ada apa ?" Tanyaku ketus. Dia hanya menundukan kepalanya dan mulai berbicara.

"Ayo kita keruang makan. Appa ada disana" jelasnya dengan sedikit ketakutan lalu mundur beberapa langkah.

"Yasudah aku akan kesana" jawabku dan mulai menutup pintu kamar dan berajak keruang tamu. Namun seketika mataku terfokus pada gadis yang berjalan pincang menuju kamarnya.

'Apa yang terjadi padanya ?' Dengan cepat akua menggelengkan kepala, untuk apa aku menghawatirkannya.

💊💉💊

Jeonni pov

Dengan bersusah payah aku mencoba menidurkan tubuhku, sakit. Rasanya benar-benar sakit.

Saat aku merasa jantungku mulai sakit, aku segera mengambil obat dalam laci dan menuangkan dua butir kapsul lalu dengan cepat menelannya.

Kapan aku harus berhenti menerima sakit setiap harinya ? Bahkan appa tak pernah mau menerimaku.

FLASHBACK ON

Dapat kulihat kedua wajah tampan dibalik pintu rumah. Aku tersenyum pada keduanya hingga appa melihatku dengan tatapan marah.

"Kenapa kau masih ada disini." Tanya appa padaku. Namun eomma dengan segera menarikku dalam pelukkannya.

"Memangnya kenapa ? Dia juga anak kita, kau harus adil padanya tuan park!" Bela eomma padaku. Aku hanya menimpalinya dengan senyum kecutku.

"Kau lihat! Bahkan istriku sudah bisa membantahku! Kau memang seharusnya tak lahir kedunia!" Appa benar-benar membentakku bahkan menarikku hingga jatuh kelantai rumah yang dingin.

Appa mulai memukulku, dan eomma mulai mencoba menghentikan appa. Sedangkan laki-laki disana ? Dia hanya menonton.

Appa menarik eommaku dan membawanya ke laki-laki itu. "Jihoon jaga eommamu sebentar!" Dan appa kembali menghujaniku dengan pukulannya.

Eomma hanya diam saat jihoon menghadangnya untuk ikut campur.

Dan Appa mengambil tongkat baseball milik chanyeol oppa. Dan memukul tepat dipergelangan kaki.

"Kau hanya penganggu dirumah ini! Dan ingat aku tak pernah menganggapmu sebagai anak! Anakku hanya Park chanyeol dan Park jihoon" teriaknya dihadapanku, lalu melempar tongkat baseballnya asal.

Sakit ? Memang sakit tapi tak sesakit ucapannya padaku. Bagaimana pun aku anaknya juga.

Eomma berlari kearahku dan memelukku segera. "Gawachana ? Mianhae, mungkin appa sedang lelah." Eomma mencoba menenangkanku namun rasa sakit yang sudah terlajur membuatku meragukannya, meragukan kalau ia benar appaku.

"Gawachana eomma. Aku akan panggil oppa agar makan bersama."

FLASHBACK OFF

💊💉💊

Chanyeol pov

Ruang makan kali ini hanya ada aku appa, eomma, dan namdongsaeng. Aku bisa melihat keceriaan diwajah appa dan namdongsaeng. Tapi tidak untuk eomma.

"Yaaa, jihoon-ah bagaimana sekolahmu di LA ?" Tanyaku menghancurkan suasana yang sunyi diantara keluarga park.

"Eoh, sangat menyenangkan hyung! Aku sangat senang tinggal disana! Lain kali kau harus main kesana." Jawabnya semangat.

"Jangan lupa kalau kau sempat merengek ingin pulang kekorea !?" Itu suara appaku yang mulai mengejek jihoon dan membuatnya kesal.

"Aiss appa! Jangan buka kartu!" Teriaknya lucu membuatku dan appa tertawa mendengarnya.

Pembicaraan kami teralih saat eomma tiba-tiba berdiri dari kursi. "Eomma mau kemana ?" Tanya jihoon yang masih menyimpan makanan dimulutnya.

"Eomma akan mengambilkan makanan untuk jeonni. Dia belum makan dari kemarin." Eomma mulai mengambil piring lalu menuangkan nasi dan beberapa lauk.

Tak lupa ia mengambil sendok dan garpu. "Yeobo, kenapa kau harus capek-capek mengambilnya makanan. Dia akan mengambilnya sendiri." Appa kembali memerintahkan eomma duduk namun ia menolak.

"Dia tak akan berani mengambilnya sendiri. Karena ada beberapa orang disini yang membuatnya takut." Pandangan eomma mengalih pada kami bertiga, apa yang dimaksud eomma adalah kami ?

Eomma berjalan menaiki anak tangga, sedangkan aku hanya menatapnya dengan heran.

Bukannya seharusnya dia diperlakukan seperti itu? Gadis sepertinya tak pantas menyandang marga park!

💊💉💊

PAINKILLER • OSH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang