Reality

130 41 2
                                    

Chanyeol pov

Mataku masih saja tertuju pada botol obat ini.

Aku penasaran dengan kapsulnya ? Bagaimana efek yang akan terjadi jiga meminumnya ?

Tak ingin semakin frustasi aku memilih pergi menjemput eomma dibutik. karena waktu sudah menunjukan pukul 16.30 dan biasanya ini waktu eomma akan pulang dari butik itu.

Tapi langkahku terhenti pada kamar yang bersebelahan denganku itu, kamar milik jeonni benar-benar seperti sangat tertutup.

"Sebenarnya apa yang coba ia sembunyikan ?" Gumamku.

💊💉💊

Jeonni pov

Kami masih terpaku satu sama lain. Aku mencoba untuk tak melakukan kontak mata dengan eomma tapi hasilnya aku masih terus menatapnya.

"Jeonni!! Are you ok ?"

Hingga suara menyadarkan kami. Seulgi menghampiriku dan menaruh punggung tangannya pada dahiku.

"Apa kau sakit ?" Tanyanya. Aku menggeleng, seulgi yang tak percaya kembali mengecek suhu tubuhku.

"Sudahlah aku... baik-baik saja..." ujarku seraya tersenyum. Seulgi hanya bisa terdiam, menatapku dengan tatapan kosong. Tapi aku tahu apa yang dia pikirkan.

"Eoh nyonya park anda sudah memilih bajunya ?" Pandanganku dan seulgi tertuju pada Ajuma kim yang sedang mencoba mengobrol dengan eomma.

"Ah iya, aku sudah membayarnya dikasir." Jawab eomma seolah tak terjadi apa-apa. Eomma segera mendekatiku dan mengelus pipiku.

"Ayo kita pulang, eomma akan menghubungi chanyeol. Eomma membelikanmu Dress yang cantik kau akan menyukainnya."

"A-ah, terima kasih eomma." Setelahnya aku berpamitan pulang dengan seulgi dan ajuma kim. Kami berjalan keluar butik.

Aku sebenarnya ingin bertanya tentang kejadian ditoilet. ya tuhan, semoga eomma tak melihatnya. Eomma mengambil ponselnya lalu mencari kontak chanyeol oppa.

"Hallo chanyeol ? Apa kau bisa menjemput eomma ?"

"Aku sudah dijalan eomma." Jawab chanyeol oppa yang bisa aku dengar suaranya.

"Baiklah cepat."

Eomma mematikan telfonya. Kami pun mulai menunggu, membuat suasana sunyi diantara kami. karena suasana agak canggung dan Cukup lama kami menunggu chanyeol oppa akhirnya aku memutuskan untuk berani membuka suara.

"Eomma apa eomma melihat sesuatu ditoilet ?" Ucapku takut. Eomma yang mendengarnya menghela nafas.

"Nanti kita kerumah sakit ya jeonni ?" Aku sedikit tersentak dengan pertanyaan eomma. Apa artinya eomma mengetahuinya ?

Saat aku ingin membuka suara tiba-tiba mobil berwarna hitam menghampiri kami. Kaca mobil mulai terbuka dan menampakkan sesosok pria tampan dengan setelan jaket berwarna biru.

"Eoh j-jeonni ?" Dengan sigap aku membungkuk. "Maaf oppa apa aku boleh menumpang dimobilmu ?" Ucapku sedikit takut saat chanyeol oppa menghela nafasnya.

"Tentu saja, naiklah."

Kami pun masuk kedalam mobil milik chanyeol oppa. aku hanya dia duduk manis dikursi belakang. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

"Oh iya, kita pergi ke rumah sakit dulu." Sudah aku duga, eomma pasti melihat semuanya.

"Eoh memang siapa yang sakit ?" Tubuhku semakin gemetar saat chanyeol oppa menanyakan hal itu. Aku ingin menjawab namun rasa takut masih menyelimutiku.

"Tak ada, eomma hanya ingin periksa tekanan gula darah eomma." Ujar eomma lalu melihatku dari depan kaca mobil.

💊💉💊

Sesampainya dirumah sakit eomma menyuruh oppa untuk tetap menunggu dimobil. Awalnya oppa menolak tapi tetap dipaksa oleh eomma.

Sekarang kami tengah menunggu giliran untuk dipanggil. "Sejak kapan kau seperti itu ?" Tubuhku kembali bergetar. "S-sejak aku berada di uks." Jawabku.

Eomma mulai menghela nafas panjang, dapat aku lihat embun-embun dipelupuk matanya. Entah mengapa tapi tanganku mencoba menyentuh tangannya. Memberikan ketenangan untuknya, semoga saja penyakit ini tak serius.

💊💉💊

"P-penyakin jantung bocor ?" Tanyaku kaget. Dokter itu mengangguk menyetujui pertanyaanku.

"Iya, ini adalah akibat kau sering menahan sesuatu didadamu. Memang terdengar tak masuk akal tapi ini nyata adanya." Ucap sang dokter. Eomma memelukku mencoba menabahkan apa yang aku alami.

"Apa ini bisa disembuhkan ?" Tanya eomma. Dokter itu mengangguk dengan tidak yakin. "Bisa disembuhkan tapi kemungkinan hanya 5%"

Semua sudah berakhir... dokter sudah memfonisku memiliki penyakit jantung. "Eomma aku ingin menemui seseorang dulu. Eomma tungulah dimobil." Ucapku dan segera pergi dari sana.

"Jeonni..."

💊💉💊

Aku sedikit berlari menuju kesalah satu ruangan dirumah sakit, setelah menemukannya aku segera mengetuk pintu.

Tok... tok.. tok...

"Masuk!" Teriak seseorang dari dalam. Aku perlahan membuka knop pintu dan pertama kali yang aku lihat Pria tinggi berjaket berwarna hitam. Siapa dia ?

"Eoh ? Jeonni ayo masuk." Aku kembali fokus. Saat ini aku ingin menemui dokter yang biasa merawatku. Dokter Stephanie hwang.

Aku biasa memanggilnya tiffany eonnie. Eonnie mendekati aku, menyuruh aku duduk, dan emm... mengusir pria itu ?

"Yak! Cepat keluar aku ada pasien. Gantilah pakaianmu dengan pakaian dokter, kau seperti orang gila kalau memeriksa pasien dengan dandananmu yang menggembel itu." Ujar Tiffany eonnie.

Dari sini aku hanya menyimak saja, aku ingin menyela tapi rasanya tak enak. "Hey noona! Ini namanya style! Kalau tak tahu diamlah. Ya sudah aku pergi." Akhirnya pria itu pergi dengan menyibak jas dokternya.

"Maaf ya jeonni, dia memang sedikit gila. Pria sombong itu memang sangat menyebalkan." Ujar Tiffani eonnie sambil memijat kepalanya yang mungkin pusing.

"Jadi kenapa kau kesini ?" Tanyanya. Aku menelan silvaku susah payah. Menatapnya dengan penuh harap.

"Aku.. ingin eonnie memastikan sesuatu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAINKILLER • OSH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang