Loser

119 37 4
                                    

"You can do it!! Please don't remember about that!"

Jeonni pov

Mataku membulat, menyaksikan kejadian yang tak pernah aku pikirkan.

"H-huh ?" Tanyaku mencoba memastikan.

Sehun tersenyum meremehkanku, "kau belum mengerti juga ?" Tanyanya.

Aku mencoba diam, tak menunjukan reaksi apa pun. Tapi jujur aku tak bisa menahan air mata.

"Hoi semuanya!" Teriak Sehun. Membuat kami menjadi objek perhatian.

"Chagia~"

Dari arah pintu masuk, Seorang gadis berjalan dengan anggun menuju kearah kami.

Gadis itu dengan seenaknya memeluk tangan kekasihku. Ingat! Sehun adalah kekasihku!

"Maksudnya apa Sehun ?" Tanyaku yang sudah tak dapat membendung air mata yang kian deras turun dari pelupuk mataku.

"Mulai malam ini, jam ini, menit ini, detik ini, aku OH SEHUN memutuskan hubungan dengan PARK JEONNI!" Ujar Sehun.

Kemudian Sehun mencium pucuk kepala gadis yang tak lain adalah sahabatku sendiri IRENE.

"Dan kami sudah mempersiapkan untuk segera bertunangan.." Sehun kembali menyakiti hatiku dengan ucapannya.

"Tapi kenapa sehun.. kenapa kau melakukan ini padaku ?" Lirihku.

Sehun terkekeh "Heh.. Kenapa ? Karena kau itu pembunuh!" Tuduh Sehun dengan mengacungkan jari telunjuk kearahku.

Aku menatapnya bingung, darimana dia tau kalau aku..

"Aku OH SEHUN kakak kandung KIM SOHYUN ! yang kau bunuh dengan tangan menjijikanmu itu!"

Semua tatapan mengarah kearahku, mereka semua menatapku dengan penuh rasa benci.

Aku menutup kedua telingaku, 'tidak! tidak! Jangan lagi ku mohon!' Jeritku dalam hati.

Sesaat kemudian aku menatap Sehun dan Irene, lalu menurunkan tanganku.

"Kalian bilang aku pembunuh ? Ya.. kalian boleh anggap itu. Tapi yang perlu kalian ingat, aku tak menyesal sedikit pun tentang hal itu. Karena aku melakukan ini demi sahabatku! Sahabat terbaikku!"

Setelah mengatakannya aku mempercepat jalanku. Mengabaikan air mata yang kian derasnya jatuh bagai hujan.

Deg!

Diperjalanan menuju halte bis aku merasakan dadaku sesak, karena merasa tak tahan aku segera mencari toilet umum disana.

Aku berlari kesana kemari mencari toilet umum tetapi nihil. Akhirnya aku mencari sungai yang mencair dan sepi.

Karena sudah hampir tengah malam perairan itu sepi dan lampu disekitarnya menyala.

"Hoekk!!" Aku memuntahkan darah.

Untuk kesekian kalinya, entah sudah beberapa kali aku memuntahkannya

Aku merogoh tas mencoba mengambil obat yang diberikan dokter Hwang tempo hari lalu.

Dan syukurlah botol itu berhasil ditemukan. Aku menuangnya ditanganku dan segera meneguknya.

"Hahh.." aku bernafas lega saat nafaku mulai membaik.

Tapi untuk saat ini aku ingin sendirian, aku menangis sejadi-jadinya didekat perairan itu.

Tak peduli ada orang atau tidak aku butuh pelampiasan.

PAINKILLER • OSH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang