She

132 40 5
                                    

"She are My sunshine"

Sehun pov

Malam ini adalah malam yang paling indah, karena aku ditemani oleh sesosok wanita.

Wanita yang mencintaiku dengan tulus, merawat, menjaga, bahkan melahirkanku. Eomma menatapku dengan senyum diwajahnya.

"Sehun-ah hari ini adikmu ulang tahun, apa dia sekarang sedang senang ?" Tanya eomma padaku.

Sungguh aku ingin menangis sekarang, aku tahu eomma pasti sangat terpukul. Dan aku tak akan membiarkan eomma terus kesakitan.

Gadis itu.. aku akan terus menyiksanya.

💊💉💊

Jeonni pov

Hari ini, malam ini, dan dijam ini aku meniup lilin bersama seulgi dirumahnya. "Yeyyy, selamat ulang tahun, semoga kau tenang disana." Ucap kami berdua.

"Oh iya, eommamu pergi kemana ?" Tanyaku pada seulgi yang sedang asik menikmati kue yang baru kami buat.

"Hahhh, kau tahukan ? Eomma tak akan menerimamu disini. Jadi aku meminta tolong namdongsaeng untuk membawanya pergi."

Sungguh jika seperti ini aku jadi merasa bersalah pada nyonya kang. "Jangan seperti itu, dia itu eomma paling baik menurutku." Ujarku membuatnya menatapku dengan mulut penuh kue dan krim. Lalu menelannya susah payah.

"Hei, baik apanya. Diakan selalu mengusirmu. Sudahlah ayo lanjut makan kuenya." Ucapnya seraya menyuapiku sesendok kue.

Aku hanya tertawa saat melihat dirinya yang makan dengan lahap. "Lain kali coba buka toko kue saja. Kau pandai sekali membuat kue." Ucapnya padaku padahal kue ini yang membuatkan kita berdua.

"Yah aku tahu kita membuatnya berdua, tapi disini kau semua yang mencapmpur bahan. Aku hanya masuk-masukan saja."

Sungguh dia itu lucu 100% jika sedang marah. Aku melihat jam dinding dirumah seulgi yang menunjukan jam 8 malam.

"Seulgi-a aku pulang yah, appa ada dirumah aku takut dia marah." Seulgi tampak menelan kuenya dan meneguk segelas air.

"Biar aku antar" kata seulgi dengan cepat, dan aku menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"Eoh iya nanti mampir ketoko obat dulu." Ucapku padanya yang tengah meneguk segelas air putih.

"Ah! Apa kau masih meminum obat itu ?" Aku bisa melihat ekspresinya kalau betapa khawatirnya dia. Aku mengelus dan mengacak-acak rambutnya.

"Ya... dan sepertinya, selamanya.."

💊💉💊

Chanyeol pov

Ish! Aku benar-benar marah sekarang!! Kemana anak itu pergi ? Selalu saja pulang hampir tengah malam.

Jika dia pulang nanti akan aku beri hukuman! Seenaknya saja pulang tengah malam. Aku menoleh kearah gerbang yang menampilkan dua gadis yang saling melempar senyum.

"Eoh? Oppa! Kenapa diluar ?" Tanyanya padaku. Sungguh aku ingin menampar wajah sok polosnya itu. Apakah dia bertanya hal yang sudah jelas ?

"Ini jam berapa ?" Tanyaku padanya. Membuatnya melihat ponsel miliknya.

"Jam 08.30" jawabnya. Tunggu... apa ?! Jam setengah sembilan ?! Aku kembali mengecek jam tanganku dan benar saja jamnya terhenti diangka sebelas.

Oh astaga! Apa jam tanganku mati? Jadi selama ini aku selalu memukulinya tanpa alasan. Bodoh! Kenapa kau begitu bodoh!

"E-eoh, yasudah sana masuklah." Ujarku agak canggung. Sungguh aku merasa sedikit bersalah sekarang.

"Oh ya, aku masuk dulu. Apa kau ingin mampir ?" Aku melihatnya menggengam tangan sahabatnya.

"Ani! Aku hanya ingin bicara dengannya sebentar." Seulgi menengok kearahku dengan wajah seolah meremehkanku. Aku tahu apa yang akan dia katakan, dia itu sudah sama seperti eomma keduaku.

"Wae ?" Tanyaku. Jeonni sudah mulai masuk kedalam rumah. Membiarkan kami berbicara empat mata.

"Apa kau masih menyiksanya ?" Hahh, kalian dengar ? Drama akan segera dimulai. Siapkan cemialn kalian~

"Aku beritahu yaa park! Kalau kau berani melukainya lagi sungguh aku akan mengamputasi kedua tanganmu"

"Memangnya kau siapa ? Berani sekali memerintahku." Jawabku sinis.

Dia melipat kedua tangannya dan menatapku dengan tajam. "Well kau akan menyesal menanyakan alasanya park!" Setelah mengatakannya dia langsung pergi tanpa berpamitan.

Tapi yang membuatku penasaran sekarang adalah apa yang mereka berdua sembunyikan dariku ?

💊💉💊

Jeonni pov

Aku meletakan sekantung plastik diatas meja kamarku. Untunglah appa, eomma, dan jihoon sudah tertidur sekarang.

Dengan perlahan aku membuka kantong plastik itu dan mengeluarkan isianya. Terdapat tiga botol obat disana.

Entalah ini gelas obat keberapa, mungkin ini yang ke lima kalinya aku membeli obat ini. Obat yang selalu bisa menenangkan rasa sakit hatiku.

"Mianhae eomma, appa, oppa, namdongsaeng. Aku tak bisa memberitahu ini." Tak lama keluarlah embun-embun dipelupuk mataku.

Aku memandang diriku pada cermin dan menghapus semua genangan air pada mataku.

"Jeonni. Kau... menyedihkan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAINKILLER • OSH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang