Di dunia ini, kita mengenal 2 jenis kutub yang sangat berbeda dan bertolak belakang.
Si kutub utara dan si kutub selatan.
prang!
"Bajingan! hal sepele begini saja kau ceroboh!"
"Tidak apa-apa, kau bereskan saja dan ganti makanan ini."
See? respon yang sangat berbeda bukan?
Dia bisa dengan sabar menanggapi kecerobohan pelayan itu, sedangkan aku? Tidak aku laporkan kepada managernya saja sudah syukur.
"Pelajaran tidak berguna ini hanya ada untuk menguras uang lelaki tua itu! Fuck mathematics!"
"Berguna atau tidaknya sesuatu tergantung pada penggunanya. Jika kau tidak dapat menggunakannya, yang tidak berguna bukan hal itu melainkan dirimu."
Benar-benar Bajingan, bukan?
Aku Shin Ryujin, si kutub utara. Sosok yang tidak mungkin melalui satu hari tanpa berucap maupun berlaku kasar pada orang sekitarku. Jangan salahkan aku. Aku benci mereka. Aku benci semua manusia di sekitarku yang penuh kemunafikan. Persetan dengan segala kepalsuan mereka. Aku sudah sangat muak.
"Menangislah, jangan kau tahan jika tidak kuat."
"T-tidak! Menangis hanya untuk orang lemah! Aku akan menghajarnya!"
"The one who is afraid to admit their own weakness is the coward itself."
Damn this guy, why is he always true?
Dia Huang Renjun, si kutub selatan. Si tenang, telaten dan cerdas. Tiga kata yang tidak akan pernah digunakan untuk menggambarkan diriku.
Mungkin kehidupannya memang semanis senyumannya. Ku akui, aku iri padanya.
Huang Renjun.
Awalnya aku hanya mengetahui sosoknya. Dengan prestasi segudang yang ia miliki,tentu namanya sudah terdengar di seluruh penjuru sekolah.
Hanya sebatas mengetahui, tidak pernah sama sekali aku tertarik untuk mengenalnya lebih.
Namun,
"Matikan rokokmu," perintahnya dengan tenang.
Saat itu, ia mendapati diriku sedang menyesap sebatang rokok mentol sendirian di bangku usang dekat gudang belakang sekolah.
Biasanya, murid-murid yang melihat akan langsung melapor atau diam-diam mengambil fotoku untuk disebarkan.
But, this Shin Ryujin we're talking about here never really give a damn about it, right ?
Sedangkan Huang Renjun? Ia kira dia siapa sampai mau melarangku merokok?
"Aku mau merokok atau tidak itu bukan urusanmu," balasku menatapnya rendah dan menghembuskan asap rokok ke hadapannya.
"Tentu saja urusanku," tanggapnya dengan santai, menyunggingkan senyuman tipis yang ku akui memang manis.
Please pardon my hormones.
"Really? Explain it then huh" aku mulai menantangnya.
"Kau adalah calon ibu dari anak-anak ku kelak, jadi kau harus menjaga kesehatanmu demi anak-anak kita nanti."
Bagaimana ia bisa-bisanya menjelaskan hal se-absurd itu dengan begitu santai!?
"Crazy bast-"
"Shin Ryujin, jika kau melanjutkan ucapanmu mak-"
"Maka apa!? apa yang akan kau perbuat hah? Tuan muda Huang?" tantangku tersenyum sinis.
"Onecurse word means one kiss from me"
"Yah! Kepar-"
Belum sempat ku selesaikan umpatanku, Renjun tiba-tiba menarik tengkuk ku ke arahnya.
Cup!
He KISSED me.
On LIPS.
HE FUCKING KISSED ME ON MY LIPS!
AND you know what's worse?
That's MY FIRST KISS!
"Want it again, don't you my fiancee?" ia tersenyum miring.
Sialan, sejak kapan kami bertunangan?
Follow me on:
Twitter @ halulogy_
Instagram @ lazynim_
[you can simply find them on my bio]

KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Fanfic[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...