PART-24

4.6K 238 4
                                    

"Kenapa kamu bawa dia kesini? Seharusnya dia di penjara" ujar Reyhan.

"Dia kan pacar kamu, harusnya kamu belain dia" ucap dingin Kinara.

"Tapi dia hampir aja bunuh nenek"

"Kalo dia di penjara kamu juga harus di penjara karena kamu juga hampir aja bunuh Saya" ucap Kinara sinis yang ia katakan adalah kebenaran Reyhan dan Lania berusaha menghabisinya.

"Tapi itu Bima yang melakukannya"

"Kenapa kamu tau Kalo Bima yang melakukannya? Berarti kamu dalangnya kamu berusaha buat skandal kalo saya sama Bima berselingkuh tapi nyatanya kamu sendiri yang selingkuh Munafik"

Mereka yang mendengarnya sangat terkejut terutama Gendra yang baru tau.

"Gua gak nyangka kalian bakalan lakuin hal serendah itu" Gendra berlalu dari hadapan mereka dan masuk ke dalam ruang rawat nenek.
.
.
.
.
Gendra ada di ruangan neneknya, neneknya masih tertidur mungkin pengaruh obat yang di berikan dokter.

"Kinara itu orang baik, kenapa ia harus masuk kedalam keluarga kita nek?"

Pintu kamar Nenek terbuka Kinara masuk.

"Ini takdir, sebaiknya kamu pulang biar nenek saya yang jaga"

"Kalo ada apa-apa kabarin aku"

"Iya"
.
.
.
.
Di rumah Reyhan terus menegak Winenya jika ia merasa frustasi ia akan melampiaskannya pada Lania tapi kali ini tidak ia sangat membenci Lania.

"Arghhh!!!! Sialan"

Ia membanting gelas yang ada di tangannya.

"Kurang ajar kamu Laniaaaa!!!!"

Seseorang memeluk Reyhan dari belakang sambil menangis.

"Aku minta maaf Reyhan, aku minta maaf"

"Maaf? Kamu pikir maaf kamu bisa sembuhin nenek saya hah? Harusnya kamu pikir kamu itu gak ada apa-apa beraninya kamu ngelakuin itu" Reyhan membentak dan mencengkram wajah Lania dengan penuh kebencian.

"Aku gak suka nenek kamu ngusir aku secara paksa"

"Sebaiknya kamu pergi jangan temui saya lagi"

Reyhan mendorong tubuh Lania ke lantai dengan cukup keras.

"Aku gak bisa jauh dari kamu Rey"

Reyhan menodongkan pistol kearah Lania.
Namun suara seseorang menghentikan aksinya.

"Apa itu perlakuan yang pantas untuk kekasih tercinta, heh" Kinara tersenyum kecut lalu masuk kekamar nenek untuk mengambil beberapa pakaian nenek.

"Oh iya Lania, apa itu Cinta? Yang selalu kamu banggakan pada saya" Kinara ingat betul Lania selalu membanggakan Cinta Reyhan padanya kepada Kinara "Lania dari pada kamu gangguin Suami orang mendingan kamu kerja jadi pelayan disini kebetulan masih ada lowongan, kalo kamu mau kamu bisa mulai kerja sekarang"

Setelah mengatakan itu Kinara langsung pergi, Reyhan berusaha mengejarnya dan ia berhasil menggapai tangan Kinara namun Kinara menepisnya.

"Sebaiknya kamu bawa dia pergi dari sini, saya gak mau liat wajah dia disini lagi"

"Inget sekarang saya pewaris keluarga ini jadi kamu gak berhak untuk memerintah saya paham!!"

Ia pun masuk kedalam mobil dan pergi, Kinara benar-benar berubah ia jauh lebih dingin dan acuh.
.
.
.
.
"Sebaiknya kalian pulang, nenwk biar aku yang tunggu besok kalian kerja kan, jangan sampai nanti kalian ketiduran di kantor"

"Tapi kak, nanti kakak sendirian kalo kita pulang"

"Aku bakalan temenin dia" suara itu seperti suara Reyhan dan saat menengok ternyata benar itu Reyhan "kalian bisa pulang" mereka pun pulang meninggalkan Kinara dan Reyhan.

"Ngapain kamu kesini?" sinis Kinara.

"Jenguk nenek, lagian aku Kangen sama nenek"

Kinara hanya memutar bola matanya jengah lalu beranjak dari kursinya, agar Reyhan bisa duduk.

"Nek, bangun dong nek aku kangen sama nenek"

Sebaiknya Kinara keluar saja, ia ingin memberikan waktu berdua untuk Reyhan dan Neneknya.

"Mau kemana kamu?"

"Mau keluar"

"Oh!"

Kinara pun keluar dan mengobrol dengan Bima yang kebetulan sedang duduk.

"Nona apa anda tidak marah ketika saya hampir saja membunuh anda?"

"Untuk apa saya marah? Kamu gak salah dalam hal ini kamu hanya menjalankan sebuah perintah"

"Tapi itu adalah sebuah kejahatan Nona"

"Kalo saya mau saya bisa laporin kamu ke polisi" Kinara tersenyum pada Bima dan Bima membalasnya.

"Hmm...hmm" Reyhan berdeham.

"Tuan Reyhan" Bima berdiri sedangkan Kinara acuh dan berpindah duduknya saat Reyhan akan duduk disampingnya.

"Cuacanya indah yah" ucap Reyhan dengan nada suara kagum, Kinara berdecih.

"Baru sadar"

Kinara kembali masuk ke kamar nenek untuk menemani nenek.
.
.
.
.
Tepat pukul 10 siang nenek akan pulang dari rumah sakit, karena Kinara berada di kantor jadi Angel dan Gendra yang menjemput nenek.

"Kinara mana?"

"Kinara lagi di kantor nek, soalnya ada Meeting dia minta maaf gak bisa jemput nenek tapi dia nitip ini buat nenek" Angel memberikan titipan Kinara pada Nenek yaitu sebuah buket bunga besar dan ada sebuah surat yang bertuliskan.

"Cepat sembuh cantik, maaf aku gak jemput ada meeting jadi sebagai perwakilan aku Angel yang jemput ini hadiah kecil dari aku buat nenek"

Salam hangat Kinara

Nenek tersenyum saat membaca surat dari Kinara.

KINARA & REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang