Mereka sudah sampai di rumah, kebetulan Lania yang membukakan pintu rumah besar itu dan yang pertama kali terlihat adalah Kinara.
"Jangan harap saya lepasin Reyhan paham!!!"
Kinara menabrak bahu Lania lalu naik keatas kamarnya, Lania menyembunyikan kekesalannya pada Kinara.
"Aku akan lakuin apa aja supaya Reyhan kembali sama aku"
Luna, Nova dan Angel masuk dengan membawa banyak belanjaan milik mereka Gendra mendorong kursi roda Nenek.
"Kak Reyhan tadi sosweet banget sih sama Kak Kinara suap-suapan jadi pengen" teriak Luna dengan nada gemas.
Ia sengaja melakukannya agar Lania panas tapi nampaknya umpannya gagal Lania malah tersenyum ramah pada mereka membuat Luna ogah melihatnya.
"Mendingan kita cobain baju yang kita beli tadi" ajak Angel.
.
.
.
.
"Rencana malam ini harus berhasil, aku akan menghabisi pewarisnya itu lihat saja akan banyak kejutan yang aku buat"
.
.
.
.
Kinara pergi kekamar Nenek untuk melihat Nenek apa sudah menghabiskan bubur buatannya dan minum obat atau belum, biasanya jika Nenek sudah selesai makan dia akan memanggil Kinara tapi kali ini tidak."Nenek buburnya abis gak? Mau tambah lagi?"
Nenek duduk di kursi rodanya yang menghadap kebalkon kamarnya, karena tidak menjawab pertanyaannya Kinara berjalan kearah kursi roda Nenek.
"Nek kalo duduk jangan gini nanti pinggangnya sakit"
Kinara pun membetulkan posisi duduk Nenek betapa terkejutnya ia saat melihat nenek dengan sebuah pisau tertancap di dadanya.
"Kinara gimana nenek?"
Reyhan terkejut ketika melihat Kinara memegang sebuah pisau dan nenek yang berlumuran darah.
"Apa yang kamu lakukan Kinara?"
Reyhan mendorong tubuh Kinara hingga terjungkal ia berusaha membangunkan Neneknya itu.
"Nek, nenek bangun nek aku gak suka yah bercandanya Nenek"
"Bukan aku pelakunya" dengan mata berkaca-kaca Reyhan menatap benci Kinara.
"Kamu bilang bukan kamu? Jelas-jelas pisau itu ada di tangan kamu, aku gak nyangka kamu sekejam ini Kinara"
Karena mendengar kegaduhan mereka pun datang untuk melihat apa yang terjadi, mereka tak percaya atas apa yang terjadi.
"Kak nenek kenapa kak?"
"Dia udah bunuh nenek"
Luna menatap Kinara tak percaya, ia tau Kinara betapa menyanyangi nenek melebihi apapun apa benar Kinara melakukannya.
"Kak Kinara gak mungkin ngelakuin itu, aku tau dia kak"
"Luna denger yah orang itu bisa aja nusuk dari belakang demi kepentingannya"
Nova berjalan kearah Kinara dan Plakkk...tamparan cukup keras untuk Kinara daru Nova, air matanya jatuh begitu saja menahan rasa sakit.
"Kamu sengajakan ngelakuin ini supaya kamu bisa kuasain semua harta nenek"
"Gak..gak itu gak bener"
Polisi sudah datang untuk menyelidiki kasus yang menimpa Kinara, sebagian memeriksa tempat kejadian, dan tim medis mengoutopsi jasad nenek.
"Apa sebelum kejadian semuanya baik-baik saja?" tanya polisi itu pada penghuni rumah.
"Semua baik-baik saja pak, gak ada keanehan"
Salah satu tim medis memberikan hasil labnya pada polisi tersebut dan ikut duduk bersama.
"Dari hasil outopsi terdapat racun yang sangat mematikan dalam tubuh korban"
"Racun?"
"Iya, dan dari pemeriksaan kami racun itu terdapat dalam bubur"
Kinara langsung berdiri.
"Saya yang buat bubur itu tapi saya gak mungkin masukin racun kedalam makanan nenek saya"
Luna tak kuasa mendengarnya ia langsung memeluk Angel sambil menangis dalam pelukan Angel.
"Tapi itu jelas nona ada racun dalam bubur buatan anda"
"Gak, kalian semua denger aku gak pernah masukin racun kedalam bubur nenek"
"Untuk menyakinkan kami apa anda bisa tunjukan kamar anda"
"Silahkan mari saya antar"
Kinara mengantarkan polisi kekamarnya untuk membuktikan jika dirinya tak bersalah dalam kasus ini. Para polisi menggeledah setiap sudut kamar Kinara.
"Aku percaya kamu bukan pelakunya" Angel tau Kinara bukan pelakunya, ia tau Kinara tidak akan melakukan hal kejam itu.
"Pak kami menemukan ini"
Seorang polisi menemukan satu botol kecil cairan dari bawah tempat tidur Kinara yang di yakini jika itu racun.
"Gak itu bukan punya saya"
"Anda tidak bisa mengelak lagi lebih baik sekarang anda ikut saya kekantor polisi"
"Lepasin saya pak saya gak bersalah"
Mereka tak percaya ini, Kinara adalah pelakunya ia pembunuh Reyhan begitu terpukul saat tau jika istrinya seorang pembunuh.
.
.
.
.
Kinara sekarang berada di ruang introgasi yang dijaga begitu ketat."Kenapa biasa ada botol ini di kamar anda?"
Kinara menangis dengan tangan di borgol.
"Saya gak tau kenapa botol itu ada di kamar saya"
"Apa anda pikir botol ini punya kaki?"
"Saya sudah katakan yang sebenarnya jika saya bukan pelakunya"
"Tolong bersikap koperativ Nona Kinara"
"Bukan saya pelakunya"
"Jelas-jelas botol racun ini buktinya"
Kinara hanya bisa menangis dan menangis untuk saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/179936248-288-k626556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KINARA & REYHAN
RomanceSebelum baca budayakan Follow Authornya....💞💞 Masih ingat dengan Kinara dan Kirana anak kembar Yusuf dan Aluna yang ada di Novel CINTA DUDA KEREN? aku bikin cerita kisah Kinara, disini kisahnya bakal di penuhi konflik dan skandal percintaan dan sa...