PART-25

4.9K 227 8
                                    

Angel membawa nenek masuk kekamarnya untuk istirahat tak lupa ia memberikan obat untuk nenek.

"Ternyata kamu baik yah Angel, makasih yah kamu mau maafin perlakuan nenek yang dulu kasar sama kamu"

"Iya gpp kok nek, aku juga minta maaf aku tau nenek lakuin itu semua demi kebaikan aku juga kan"

Nenek merentangkan tangannya Angel sangat terharu ia pun menumpahkan tangisannya di pelukan nenek.

"Mendingan nenek istirahat, aku harus balik ke kantor Gendra jagain nenek aku harus balik kekantor"

"Ok"

"Bye nek"

Saat keluar dari kamar nenek Angel dan Lania tak sengaja berpapasan.

"Jadi ini yang namanya Angel" sinis Lania sambil menyilangkan tangannya di dada seolah-olah bertingkah seperti nyonya besar di rumah ini.

"Iya saya Angel, emangnya kenapa?" mulai menantang.

"Berani yah kamu nantang saya, kamu tau saya siapa disini?"

"Cuma pelayan aja belagu" Angel tersenyum kecut.

"Jaga yah omongan kamu, saya ini pacarnya Reyhan" Angel tertawa terbahak-bahak.

"Aduhhh...mbak halusinasinya tinggi banget, situ cuma pacarnya sedangkan yang punya rumah ini istrinya gak malu yah udah hianatin istrinya yang bantu situ terus ngaku-ngaku pacarnya pak Reyhan, mendingan bangun deh dari mimpinya"

"Sialann!!!!" teriak Lania yang hendak menampar Angel namun tangan di cengkram seseorang dengan sangat kuat.

"Jangan sentuh calon istri Saya paham"

Mulut Angel menganga membentuk huruf O, apa? Gendra bilang dia calon istrinya?.

"Lepas!!!"

"Jika berani macem-macem kamu tau akibatnya"

Lania langsung pergi ketika Gendra melepaskan tangannya.

"Angel!!"

"Sinting"

Angel langsung pergi meninggalkan Gendra.

"Bukannya bilang makasih malah bilang sinting, lo yang sinting"
.
.
.
.
"Gimana keadaan nenek?"

"Mulai membaik, hanya saja tangannya masih agak sakit"

"Wajar saja, oh iya Angel ini tinggal tanda tangan kamu aja"

Angel menerima berkas dari Kinara dan langsung menandatanginya.

"Kak besok kita ada jadwal jumpa pers di salah satu Mall milik keluarga Nagara"

"Ok, sebentar lagi makan siang mau makan dimana?"

"Hokben"

"Rhichees"

"Kfc" usul mereka bertiga secara bersamaan.

"Mmm... Kita Delevery aja yah, kalian bisa pesen apapun yang kalian mau hari ini aku traktir"

"Yeayy" mereka sangat girang, Kinara mencoba menghubungi Kirana.

"Hallo, lo dimana?"

"....."

"Kekantor gua sekarang juga"

"....."

"Udah jangan banyak cingcong cepet kesini"

"......"

"Bye!!!"

Mereka tersenyum girang pada Kinara. Kinara hanya mengedikkan bahunya tak lupa ia juga memesan untuk dirinya dan Kirana nanti.
.
.
.
.
Reyhan sedang duduk santai di ruang kerjanya.

"Nganggur gini gak enak rasanya" seseorang menepuk bahunya hingga membuatnya terkejut dan menyemburkan teh hangatnya.

"Sama gua juga, kita bikin kegiatan aja"

"Ngapain?"

"Latihan bela diri ke, atau apa ke gitu"

"Ah boleh juga!!!"

Mereka berdua menuju ruang latihan.
.
.
.
.
"Pesanan datang"

Luna dan Nova membawa pesanan mereka yang lumayan banyak.

"Makan dimana nih kak?"

Kinara duduk di lantai dengan melipat kakinya kebelakang, mereka bingung kenapa Kinara duduk di lantai.

"Kita makan di lantai aja, lebih enak"

"Yang bener aja?"

Nova menaikkan alisnya sebelah.

"Iya bener cepet makan, kalo gak aku yang abisin sendiri"

Mereka pun ikut duduk bersama dengan Kinara, mungkin ini baru pertama kali bagi mereka duduk di lantai saat makan.

"Ternyata enak juga yah makan kaya gini, lebih bebas" ujar Nova.

Mereka makan siang di penuhi canda dan tawa tanpa ada rasa canggung sama sekali.
.
.
.
.
"1,2,3 1,2,3 1,2,3 ganti" Reyhan dan Gendra begitu fokus dengan latihan mereka hingga lupa jika waktu sudah menunjuk waktu jam makan siang.

"Eh, udah jam makan siang"

"Lo duluan nanti gua nyusul" Reyhan masih ingin berlatih disini entah kenapa ia menyukai tempat ini.

Lania datang membawakan jus jeruk untuk Reyhan, ia berusaha mendekati Reyhan kembali setelah apa yang ia lakukan.

"Ini buat kamu"

Bukannya meminumnya Reyhan malah menumpahkannya ke wajah Lania.

"Jangan pernah sok baik sama saya ngerti!!"

Reyhan langsung pergi dari ruangan itu meninggalkan Lania sendirian.

"Aku bakalan terus berusaha buat dapetin kamu lagi Reyhan sayang"
.
.
.
.
Tepat pukul 8 malam mereka baru pulang dari kantor.

"Baru pulang?" tanya Reyhan yang melihat mereka berbaring di sofa dan di lantai ruang tamu.

"Hmm" jawab mereka kompak, seketika Reyhan menaikan alisnya sebelah.

"Butuh kopi? Cemilan atau teh hangat supaya lebih releks?"

Mereka menggelengkan kepalanya dengan kompak, Kinara berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruangan latihan, Reyhan menyusul Kinara ke ruangan latihan.

Kinara hanya merasakan ketenangan saat di ruangan ini, entah kenapa? Mungkin benar kata-kata Bima.

"Hanya tempat yang sering anda datangi yang akan membuat anda nyaman"

Kinara memeluk dirinya untuk menghangatkan dirinya dari angin malam yang cukup dingin.

"Hmm"

Suara berdeham membuat Kinara membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang sekarang ada bersamanya.

"Ngapain kamu disini?"

"Gak ngapa-ngapain, suka aja sama tempat ini"

Kinara mengacuhkannya dan memilih melihat pemandangan di luar sana.

KINARA & REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang