PART-31

4.8K 217 2
                                    

Bima menurunkan Kinara di tempat tidurnya.

"Makasih yah udah bantu saya"

"Sama-sama Nona kalo begitu saya permisi"

Bima pun keluar, Kinara berbaring sambil memijit pelipisnya. Pintu kamarnya kembali terbuka dan nampaklah sosok Reyhan dengan wajah marah.

"Reyhan ngapain kamu kesini?"

Reyhan tak menjawab ia malah mencengkram wajah Kinara dengan kuat.

"Apa hubungan kamu sama Bima?"

"Maksud kamu apa?"

"Aku liat dengan mata kepalaku sendiri kamu sama Bima deket bahkan sampe pelukan, ingat Kinara kamu itu istri aku!!!"

Kinara melepaskan tangan Reyhan di wajahnya.

"Itu belum seberapa di banding sama aku, dulu kamu sama Lania juga gitu bahkan kalian lebih sampe Lania hamil sekarang!!!"

Reyhan menatap lekat-lekat mata Kinara, apa yang Kinara katakan? Lania hamil? Itu gak mungkin? Pasalnya di setiap berhubungan Mereka selalu memakai pengaman.

"Hamil?"

"Iya Hamil, dan yang dia kandung itu anak kamu"

"Gak, gak, gak Kinara itu gak bener"

"Gak bener bukannya selama ini kalian selalu melakukannya?"

Dengan mata berkaca-kaca dan hidung yang memerah.

"Kalo emang itu bener, apa kamu punya bukti kalo dia hamil anak aku?"

Kinara tak menjawab ia malah menundukkan kepalanya dan menangis sesegukan, Reyhan yang melihatnya tak kuasa ia pun menarik Kinara dalam dekapannya.

"Jangan mudah percaya dengan kata-kata Lania, kamu tau sendiri Lania seperti apa"

Kinara mendorong Reyhan agar menjauh darinya.

"Sebaiknya kamu pergi, saya mau istirahat"

Dengan amat terpaksa Reyhan keluar dari kamar Kinara. Ia akan mencari tau tentang Lania apa benar Lania sedang mengandung anaknya.
.
.
.
.
Lania senang ketika Reyhan mengajaknya jalan-jalan keluar.

"Emang kita mau kemana sayang?"

Sambil mengelus tangan Reyhan.

"Ke tempat yang gak pernah kamu duga"

Reyhan tersenyum pada Lania untuk menyakinkannya.

"Akhirnya keinginan kamu tercapai juga nak"

Lania mengelus perut ratanya dihadapan Reyhan.

"Nak?"

"Iya, aku lagi hamil anak kamu"

"Jadi bener Lania hamil anak gua? Tapi sebelum gua pastiin gua gak boleh percaya" batinnya.

"Enghh... Aku seneng dengernya akhirnya aku akan punya anak juga setelah anak ini lahir aku bakalan nikahin kamu"

Lania tersenyum bahagia kala Reyhan akan menikahinya.

"Oh iya kamu haus gak?"

Lania mengangguk lalu Reyhan memberikan minum untuk Lania.

"Abisin, pasti babynya juga kehausan"

Lania meneguk satu botol minuman Reyhan yang sudah Reyhan campur dengan obat tidur.

"Hoamm!!"

"Kamu kenapa? Ngantuk? Yaudah mendingan tidur aja kasian Babynya juga"

Lania tertidur, Reyhan sudah sampai tempat tujuannya yaitu sebuah rumah sakit ia ingin tau apa Lania benar-benar hamil atau hanya berbohong saja.

"Dok tolong periksa dia yah"

Reyhan menunggunya di luar karena permintaan dokternya. Setelah menunggu cukup lama Dokter pun keluar.

"Gimana sama kandungannya?"

Dokter tersenyum pada Reyhan.

"Kandungan? Istri anda tidak hamil dan ini hasil labnya"

Dokter pun pergi, benar dugaannya Lania tidak hamil ia akan memberi tau Kinara.

"Aku harus pulang sekarang"

Reyhan pergi meninggalkan Lania di rumah sakit sendirian, ia sudah tidak peduli lagi pada Lania yang selalu ada dalam benaknya adalah Kinara dan Kinara.
.
.
.
.
Luna sedang bersama Kinara mereka sedang menonton film drama korea kesukaan Luna.

"Ya ampun ka ganteng-ganteng banget sih cowok korea"

Kinara memutar bola matanya jengah, lalu memakan popcorn buatan Luna yang ternyata begitu asin.

"Kamu pengen nikah yah?"

"Ihh kok kakak tau sih? Apalagi sama oppa korea"

"Abisnya popcorn kamu asin banget"

Kinara langsung minum untuk menghilangkan rasa asin yang begitu kuat di lidahnya.

"Ihh kok kakak jahat sih"

"Kamu gak percaya? Cobain aja kalo gak percaya"

Luna pun mencobanya dan ternyata benar popcornnya begitu asin.

"Asin banget"

Entah dari kapan Reyhan sudah duduk disamping Kinara dan membuat Kinara terkejut.

"Apaan sih ngagetin aja?"

Reyhan menyerahkan amplop putih tersebut pada Kinara, Kinara menerimanya dan langsung membaca isi suratnya.

"Serius?"

Reyhan mengangguk dan Kinara bersikap santai saja ia tidak ingin Reyhan tau jika ia betapa gembira saat tau Lania tidak sedang mengandung.

"Gitu aja?"

"Emangnya mau gimana?"

Tanpa aba-aba Reyhan langsung mendaratkan bibirnya di bibir Kinara, Kinara berusaha memberontak namun nihil Reyhan jauh lebih kuat darinya.

"Hmm..hmm kalo mau cemewew di kamar kali"

Reyhan langsung menarik Kinara masuk kekamar mereka.

"Mau ngapain sih?"

Reyhan kembali menciumnya kali ini begitu ganas bahkan sampai membuat Kinara kewalahan karena Reyhan tak membiarkannya untuk bernafas walau sebentar saja.

"Reyhan lo gilaaaa!!!!"

Di luar sana mereka mendengarkannya dibalik pintu sambil senyum-senyum, akhirnya yang mereka inginkan terwujud juga.
.
.
.
.
Di rumah sakit Lania baru saja sadar namun ia tak melihat Reyhan disisinya.

"Kemana Reyhan?"

Ia pun turun dari bankarnya dan keluar dari ruang pemeriksaan, ia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi.

KINARA & REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang