PART-28

4.4K 212 1
                                    

Kinara masih berada di ruang introgasi ia masih di tanya tentang botol racun itu.

"Anda masih tidak ingin mengaku?"

"Pak bukan saya pelakunya"

Seorang polisi masuk.

"Pak ada yang ingin bertemu nona Kinara"

"Suruh masuk"

Wanita setengah baya masuk kedalam ruang introgasi dan ternyata itu adalah pelayan setia nenek yaitu ibu Nina.

"Ibu Nina"

Tiba-tiba saja wanita itu menyerang Kinara.

"Kenapa kamu lakuin itu sama nenek, kamu tau kan nenek Sayang sama kamu"

"Bu nina lepas"

"Di luar ada mobil ambulans, pura-pura sakit perut mengerti" bisik ibu Nina pelan.

"Lepasss..."

Polisi itu membawa ibu Nina keluar dari ruang introgasi.

"Anda baik-baik saja?"

"Saya lapar, dari tadi saya di introgasi dan tidak di beri makanan"

"Baiklah"

Setelah memberikan makan untuk Kinara, Mereka membiarkan Kinara sendiri agar Kinara bisa makan dengan leluasa.

"Sepertinya dia kelaparan lihat caranya makan"

Tiba-tiba saja Kinara memuntahkan makanan yang sudah masuk ke mulutnya.

"Hueeekkk....hueeekkk aaaa perut saya sakit aaaaa!!!!!!"

Perutnya terasa sakit, Mereka sangat khawatir  Kinara di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans.

"Bawa dia kabari kamu jika terjadi sesuatu padanya"

Kinara dibawa masuk kedalam mobil ambulans, dan langsung pergi.

Di dalam ambulans orang-orang itu membuka masker dan topinya, ternyata itu Luna, Bima Angel dan Gendra.

"Kakak gpp?"

Kinara langsung memeluk Luna.

"Kakak gpp, sekarang kalian bakalan bawa aku kemana?"

"Untuk sementara lo bakalan sembunyi di pulau lo bakalan di temenin sama pak herman disana" jelas Gendra.

"Tapi gimana caranya kalian bisa kesini?"

Flashback on:

"Saya sudah lakukan sesuai perintah anda, dan sekarang dia di bawa ke kantor polisi"

"......"

"Baik, terima kasih karena anda anak saya akan punya Ayah"

Luna tak sengaja mendengarkan percakapan Lania entah bicara dengan siapa Lania yang penting ia harus sampaikan hal ini pada Gendra.

Flashback off.

"Tapi kita gak bisa tuduh tanpa bukti itu sama aja kaya kejahatan"

"Tapi kak dia juga udah jahatin kakak"

Talki walki Gendra bersuara.

"Pak di depan ada pemeriksaan"

Mereka semua memakai masker dan Kinara berpura-pura sakit sambil meringis.

"Nyalakan sirinenya"

Bunyi sirine begitu nyaring, mobil ambulans melaju cepat, para polisi menghentikan mobilnya.

"Bisa saya periksa dulu"
.
.
.
.
Reyhan meneguk winenya untuk yang kesekian kalinya, Lania mendapatkan kesempatan untuk mendekati Reyhan ia akan manfaatkan hal ini dengan sangat baik.

"Sayang" Lania berusaha menggoda Reyhan, Reyhan menatapnya.

"Ini bukan waktu yang tepat"

"Please sekali aja"

Reyhan menarik tangan Lania dan membawanya masuk kedalam kamarnya, entah apa yang terjadi antara mereka berdua didalam sana. Nova yang melihatnya sangat geram bagaimana bisa Reyhan seperti itu disaat Kinara masuk penjara.

Handphonenya berdering panggilan dari nomor tak dikenal ia pun menjawab panggilannya.

"Hallo?"

"...."

"Iya, betul ada apa yah pak?"

"....."

"Apa? Bagaimana bisa?

"...."

"Kami akan segera kesana"

Nova mengetuk-ngetuk pintu kamar Reyhan.

"Rey..buka rey"

Pintunya terbuka dan muncullah Lania yang menggunakan selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

"Reyhan mana?"

"Emangnya ada apa? Ganggu aja"

Nova langsung masuk tanpa izin Reyhan.

"Rey, Kinara kabur"

Reyhan yang mendengarnya langsung bergegas menggunakan kemejanya dan pergi bersama Nova.
.
.
.
.
"Aaaash sakit tolong...aaaaa"

Mereka menunjukan kondisi Kinara yang meringis kesakitan di perutnya.

"Yasudah kalian bisa pergi"

Setelah memeriksa mereka di perbolehkan pergi, Mereka pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk pergi.

"Lebih cepat"
.
.
.
.
Tepat pukul 3 pagi Mereka sampai tempat tujuan, dan disana ada Bima dan pak herman yang sudah menunggu kedatangan Kinara.

"Nona, sebaiknya anda cepat masuk"

Kinara pun masuk kedalam rumah kecil yang ada di pulau tak berpenghuni.

"Kalian bakar mobil itu untuk menghilang jejak"

Gendra menyuruh anak buahnya membakar mobil ambulans itu, dan Mereka berganti pakaian.

"Kita pergi dulu pak, titip Kinara"

Rasanya berat bagi Luna meninggalkan Kinara di tempat terpencil seperti ini, tapi bagaimana pun demi kebaikan Kinara.
.
.
.
.
"Sekarang aku perintahkan bagi siapapun yang menemukan Kinara langsung gunakan pistol kalian bawa dia kehadapan saya hidup atau mati"

"Baik tuan"

Gendra, Luna dan Angel baru saja sampai rumah.

"Darimana kalian?"

"Kita abis dari rumah sakit, emangnya kenapa?"

"Kinara kabur!!!"

"Aaappa kabur? Bagaimana bisa?"

Gendra berusaha bersikap tenang agar Reyhan tidak curiga pada Mereka.

"Kak, aku ngantuk"

Angel membawa Luna masuk kedalam untuk istirahat, selama di mobil Luna terus menangis mengingat Kinara yang jauh darinya.

Saat masuk mereka berpapasan dengan Lania yang menggunakan pakaian Kinara, Luna yang melihatnya tidak suka jika ada yang menggunakan pakaian Kinara.

"Lepasin baju kak Kinara dari tubuh kotor lo itu, gua gak suka kalo ada yang sentuh barang-barang kak Kinara" Luna kesal Karena Lania bersikap santai akhirnya ia menjambak rambut Lania.

KINARA & REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang