Kinara duduk di samping nenek.
"Kenapa nenek panggil aku?" Kinara langsung to the point.
"Nenek kagum sama kamu Kinara, kamu selamatin seseorang"
Kinara tersenyum kecut.
"Aku cuma bantu dia supaya gak lakuin hal bodoh, ya jika emang dia hianatin dia harus tunjukin ke orang yang udah sakitin dia bahwa dia jauh lebih kuat dari apapun"
Nenek tersenyum lalu memeluknya, ia bangga pada istrinya cucunya itu.
"Ini udah malem nek, udara malam gak cocok buat nenek sebaiknya nenek istirahat aja lagian aku juga mau istirahat"
"Yaudah ayok"
Saat akan membawa nenek ke kamarnya ia tak sengaja berpapasan dengan Lania yang baru saja pulang Kinara berusaha bersikap seperti biasa.
"Darimana? Dari tadi kakak cariin gak ada?"
"Emm aku itu kak aku..." Lania nampak canggung saat berhadapan dengan Kinara mungkin karena ia melakukan sebuah kesalahan besar.
"Loh kamu gak tau tadi dia sama Reyhan pergi buat ketemu kolega bisnis Reyhan, katanya kamu sakit jadi dia bawa Lania"
Penjelasan nenek cukup membuatnya amat sangat membenci kedua orang itu.
"Tapi aku gpp nek, aku sehat aja kalo aku sakit gak mungkin kan aku tadi keluar"
Nenek nampak memikirkan perkataan Kinara.
"Iya juga sih, kayanya Reyhan bohongin nenek deh"
"Udah yuk nek istirahat aja, kamu juga jangan lupa istirahat pasti cape kan"
Kinara berlalu dari hadapan Lania, Lania masuk kedalam kamarnya dan pergi istirahat.
.
.
.
.
Bukannya tidur Kinara malah berada di ruangan latihan tekwondonya sendirian malam-malam begini, ia melampiaskan kemarahannya pada samsak tinju."aaaaa gua benci kalian gua benciiiii!!!!!..." teriakan Kinara begitu menggema di ruangan tersebut.
Bima yang kebetulan lewat tak sengaja melihat Kinara yang sedang melampiaskan kemarahannya dengan berlatih, ia tau dengan kejadian ini Kinara akan jadi wanita tangguh dan kuat.
"aaaaaa!!!!!"
Sedetik kemudian ia melihat Kinara berjalan kesebuah cermin besar dengan tubuh di penuhi keringat dan ia yang terus saja menangis ia melihat dirinya yang begitu buruk dan kacau disana.
"Gua benci lo Reyhan"
Pranggg....dengan kepalan tangan kosong Kinara memecahkan cermin itu hingga pecahannya jatuh dan tangannya terluka.
"Gua benci lo Lania"
Prangg....ia kembali memukulnya hingga lukannya semakin parah dan darah menetes Di lantai, Bima yang melihatnya langsung berlari agar Kinara berhenti melakukannya.
"Hentikan nona, anda dapat melukai tangan anda"
Bima menggapai tangan Kinara, laku menghisap darah yang ada di tangan Kinara.
"Lepas Bima"
Kinara melepaskan tangannya dari Bima.
"Biar saya obatu tangan anda"
Bima pergi ke ruangan ganti karena di sana ia menyimpan kotak P3K, ia pun kembali dan langsung mengobatinya. Saat Bima mengoleskan obat merah Kinara menangis.
"Apa rasanya sakit Nona?"
"Ini gak sakit Bim" isaknya.
"Tahan nona ini akan lebih sakit"
"Ini gak sakit" isakannya menjadi tangisan, setelah di oles obat merah dan alkohol bima menutup luka di tangan Kinara dengan perban.
"Ini sudah malam Nona sebaiknya anda tidur"
Tanpa terima kasih Kinara langsung pergi saja.
.
.
.
.
Hari sudah pagi Kinara berencana untuk bertemu Reyhan di kamarnya, namun apa yang ia lihat sebelum ia masuk ia melihat Lania keluar dari kamar Reyhan dengan pakaian tidur yang sedikit berantakan dan beberapa tanda merah di lehernya."Nona sedang apa anda disini?"
Ternyata itu Marshel dan Bobby.
"Tolong berikan sarapan ini sama Reyhan, saya permisi dulu"
"Baik nona"
Kinara berlalu, dan memutuskan untuk menemui Lania untuk meminta penjelasan tentang semua ini.
.
.
.
.
Lania yang baru saja masuk kamarnya di kejutkan dengan kedatangan Kinara yang tiba-tiba."Kak Kinara, ngapain kakak disini?" Lania nampak sedikit takut ketika melihat Kinara masuk kekamarnya dengan wajah marah.
"Ada hubungan apa kamu sama Reyhan?"
"Maksud kakak apa sih kak?"
"Kamu gak usah belagak bego Lania, kamu pikir saya anak kecil yang bisa di bohongin saya tau semuanya. Saya nyesel pernah tolongin kamu apa ini tanda terima kasih kamu dengan bermain api dibelakang saya? Jawab saya jawab?"
"Iya semua itu bener" Kinara terkejut dengan jawaban Lania yang berani melawannya.
"Kurang ajar!!!!"
Kinara hendak menampar Lania namun sebuah tangan menghentikannya dan itu tangan Reyhan.
"Jangan pernah sentuh Lania paham!!"
Dengan tangan kanan yang bebas ia memukul perut Reyhan dan menendangnya dengan keras hingga Reyhan terjungkal.
"Kalian salah bermain dengan saya"
Sebelum pergi Kinara melemparkan sebuah vas bunga besar kearah mereka dan hampir saja mengenai Lania, Reyhan mengejar Kinara yang pergi.
Saat itu ia mencekal tangan Kinara dengan Kuat dan membuat Kinara meringis kesakitan.
"Lepasin tangan gua"
Kinara melepaskan tangannya lalu berhadapan dengan Reyhan dan tersenyum kecut.
"Menjijikan!!!!"
Kinara langsung pergi dari hadapan Reyhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KINARA & REYHAN
RomanceSebelum baca budayakan Follow Authornya....💞💞 Masih ingat dengan Kinara dan Kirana anak kembar Yusuf dan Aluna yang ada di Novel CINTA DUDA KEREN? aku bikin cerita kisah Kinara, disini kisahnya bakal di penuhi konflik dan skandal percintaan dan sa...