PART-16

4.3K 218 1
                                    

Hari sudah pagi Kinara bangun lebih awal, badannya terasa sakit.

"Shh...sakit banget nih badan"

Pintu kamarnya terbuka, ternyata itu Lania ia datang membawakan sarapan untuk Kinara.

"Hei, pagi gimana keadaan kamu?"

"Emm..aku baik makasih yah udah tolongin aku"

"Kamu gak perlu berterima kasih"

"Sebagai tanda terima kasih aku buatin kakak bubur yah semoga aja kakak suka"

"Yaudah masuk sini, padahal gak usah repot-repot"

Kinara pun memakan bubur buatan Lania.

"Ini enak loh, ternyata kamu bisa masak juga yah" puji Kinara.

"Kakak suka? Nanti aku buatin lagi deh"

"Makasih yah Lania, kakak mau abisin ini dulu"

Sambil makan Kinara menghubungi seseorang.

"Aku keluar dulu yah kak"

"Hallo" Kinara mengangguk lalu berjalan kearah balkon kamarnya.
.
.
.
.
Luna menunggu Kinara di tempat latihan bela diri di rumah neneknya.

"Ngapain sih kak Kinara ngajak aku kesini?"

Yang di tunggu-tunggu sudah datang dengan pakaian Tekwondo dan ada Bima, Satria, Bobby dan Marshel yang berada di belakang Kinara.

"Udah datang kamu, ganti baju dulu sana masa mau tarung pake piyama yang bener aja kamu"

Luna memanyunkan bibirnya dan merengut memperhatikan pakaiannya yang di komentari Kinara.

"Ok bye"

Luna pergi untuk mengganti pakaiannya dahulu.

"Kenapa anda menyuruh kami kesini nona?" tanya Bima.

"Kalian ingat kejadian semalam?"

"Iya nona"

"Semenjak kejadian itu, saya berencana latihan bela diri dan menembak pada kalian untuk berjaga-jaga"

Mereka saling pandang.

"Bisa kita mulai sekarang?"

Mereka mengangguk dan memulai latihan awal.
.
.
.
.
Lania akan menyusul Kinara dan Luna yang berada di ruang latihan karena permintaan Kinara, karena tidak hati-hati ia terpeleset dan hampir saja terjatuh jika tak di tolong oleh Reyhan, ia terpesona akan ketampanan Reyhan betapa beruntung Kinara mendapatkan suami seperti Reyhan yang begitu sempurna.

"Kamu gpp?" tanya Reyhan untuk memastikan keadaan Lania.

"Maaf, saya gpp ko saya permisi dulu"

Lania pergi, dan Reyhan memandangi punggung Lania yang mulai menghilang dari hadapannya.

"Boleh juga"
.
.
.
.
"Kak aku cape" keluh Luna yang kelelahan padahal baru juga pemanasan.

"Kamu ini lemah baru juga pemanasan udah ngeluh, gimana nanti latihan utamanya" Luna langsung berdiri ketika mendengar ejekan daru Kinara tentang dirinya ia tak terima dirinya di remehkan di hadapan bawahannya.

"Aku ini gak lemah yah kak, aku kuat kita mulai lagi"

Kinara tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik iparnya itu.

"Maaf kita telat"

Lania dan Nova baru saja sampai dan mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu bersama Bobby dan Marshel.

"It's ok"

Mereka melakukan latihan utamanya dengan pelatih masing-masing.

"Kak, badan aku sakit aku mau istirahat dulu"

Kinara mengangguk dan fokus berlatih dengan Bima, karena ruangan tersebut di lapisi kaca yang tembus pandang ia bisa melihat kearah kolam renang.

"Ngapain kak Reyhan ke sini?"

Luna melihat Reyhan di sebrang sana sambil memperhatikan mereka yang sedang berlatih, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat baru kalu ini Reyhan menginjakan kakinya di ruang berlatih.

"Apa mau liat kak Kinara latihan yah? Aaa sosweet banget sih kak Reyhan ini"

Seseorang datang menghampiri Reyhan dan mereka langsung pergi dari ruangan itu.

"Lebih kuat lagi nona"

Kinara memukul samsaknya lebuh keras dan bersemangat sekali.

"Baik Nona untuk latihan hari ini cukup sampai disini, dan untuk latihan menembak bisa dilakukan nanti sore"

"Ok, terima kasih Bima dan kalian semua"

Sebelum mereka pergi mereka memberikan hormat pada atasan mereka, dan mereka membalasnya dengan senyuman ramah.

"Kayanya renang seger nih"

Luna langsung laru menuju kolam renang, tentu saja ia mengganti dulu pakaiannya dengan pakaian renang.

"Lun hati-hati nanti ada yang tarik kaki kamu" Nova menakutu adik kecilnya itu hingga membuat dirinya di cipratkan air oleh Luna.

"Kak Novaaaaa!!!! Kak Kinara liat tuh" Luna mengadu pada Kinara.

"Kenapa? Nova baik-baik aja, udah ah kakak mau mandi dulu bye"

Luna memanyunkan bibirnya karena tingkah mereka yang menjahilinya.
.
.
.
.
"Ngapain lo ngajak gua kesini?"

Ia memutar kursinya dan kini sudah menghadap pada Reyhan.

"Gua bakalan balikin perusahaan ini sama lo denger cuma perusahaan ini aja, yang lain gua handle gua gak begitu yakin sama lo"

"Terserah yang penting gua punya perusahaan walaupun cuma satu"

Reyhan berlalu dari hadapan Gendra.

"Bilang-bilang makasih kek, dasar gak tau diri"
.
.
.
.
Kinara baru saja selesai merias wajahnya dengan tampilan natural yang membuatnya bertambah cantik, apalagi dengan pakaian santainya yaitu long drees tanpa lengan dengan tali spagetti yang terlihat menerawang dan menampilkan lekuk tubuh indahnya.

"Selesai"

Handphonenya berdering panggilan dari Kirana.

"Hallo ada apa?"

"Bisa ketemu gak?"

"Mau ngapain?"

"Urusan penting"

"Ok dimana?"

"Tempat biasa, sekarang juga"

Kinara langsung mematikan sambungannya dan bergegas pergi untuk menemui kakaknya itu.

KINARA & REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang