"Ya Allah jagalah hati ini agar tidak bertindak gegabah saat hamba bersama orang yang bukan mahromnya hamba."
Muhammad Yusuf Askandar-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
"Ih kalian apaan sih. Iya kak Yusuf, emang kenapa?" Ujar Zel agak kesal. "Kak Yusuf yang selama ini kamu gebet?" Tanya Citra masih tidak percaya. "Iya sayang ku."
"Lo gak boongkan Zel. Lo gak lagi ngayalkan?" Tanya Nur memastikan.
Zel pun akhirnya menghela napasnya dalam. "Iya sayang-sayang ku. Beneran kok. Lagian buat apa juga gue ngebohong? Jujur sih kemarin juga gue sempet kaget pas mamah bilang bakalan nikahin gue sama kak Yusuf, tapi gue seneng juga sih." Ujar Zel menjelaskan.
"Zeline." Panggil seseorang dari arah belakang. Zel pun membalikan badannya beda dengan Nur dan Citra yang langsung menghadap kepada orang yang baru saja memanggil. "K... kak... Yusuf." Ujar Zel gelagapan. Aduh kok ada kak Yusuf sih di sini? Dia denger gak yah pas gue terang-terangan ngomongin dia? Batin Zel gelisah. "Kakak ngapain di sini?"
"Emm, aku ke sini mau ketemu sama Al. Aku kira dia bareng sama kamu?" Ujar Yusuf. "Kak Fari? Tapi tadi pagi kak Fari pergi. Kata mamah dia pergi ke semarang." Ujar Zel yang membuat Yusuf maupun Zel sendiri terheran.
"Aneh. Ya udah aku tanyain ke dia dulu." Ujar Yusuf lalu pergi menjauh dari bangku Zel dan sahabatnya.
Drit... drit... Zel mengambil ponselnya yang ia letakan di atas meja setelah melihat ponselnya yg bergetar.
"...."
"Waalaikumsalam. Kenapa gak bilang dari kemarin? Sekarang kak Yusuf udah ada di cafe, aku ketemu sama dia di sini."
"...."
"Tapi sekarang aku lagi sama Nur sama Citra."
"...."
"Iya, iya. Makannya kalau jadi orang jangan pikunan. Dasar tua."
"...."
"Waalaikumsalam."
Sambungan pun terputus. Sekarang Zel mau tidak mau harus menemani Yusuf karena kesalah Fari. "Nur, Cit, gue harus pergi dulu ya. Kak Fari nyuruh gue buat nemenin kak Yusuf."
"Sans aja kali, selamat pacaran." Ujar mereka lalu pergi meninggalkan cafe mendahului Zel.
Zel hanya bisa pasrah dengan kelakuan para sahabatnya. Yusuf pun kembali menuju meja yang Zel tempati namun tanpa sahabat-sahabat Zel. "Kemana yang lainnya?"
"Mereka udah pada pulang. Kak Fari tadi nyuruh aku buat nemenin kakak, emang mau kemana?" Tanya Zel to the point.
"Aku mau beli baju, sekalian beli kado buat ulang tahun Adibah." Ujar Yusuf.
Zel seketika tersenyum lebar saat mendengar nama Adibah. "Adibah mau ulang tahun yah kak. Aku juga mau ikut beli kado deh kalau gitu. Ayo kak." Ujar Zel kelewatan girang.
Mereka pun pergi menuju toko pakaian anak dan mulai memilih-milih pakaian yang menurut mereka cocok untuk Adibah.
****
"Sekarang kita mau kemana kak?" Tanya Zel setelah selesai berbelanja kado untuk Adibah. Yusuf terdiam sejenak. "Kita ke toko baju pria, udahnya ke toko baju muslimah."
Seketika Zel menghentikan langkah kalinya yang diikuti oleh Yusuf dari samping. "Ngapain ke toko baju muslimah?" Tanya Zel heran.
"Kita beli baju buat nanti pertunangan." Ujar Yusuf membuat Zel terdiam. "Buat pertunangan?"
"Iya. Ummi nyuruh aku nyari baju buat kamu nanti, makannya aku ngajak Al." Jelas Yusuf.
Zel pun mencoba menormalkan ekspresi wajahnya sebelum ketahuan oleh Yusuf. Namun sayang, Yusuf telah melihatnya terlebih dahulu sebelum Zel benar-benar menyembunyikan wajahnya. Ya Allah jagalah hati ini agar tidak bertindak gegabah saat hamba bersama orang yang bukan mahromnya hamba. Batin Yusuf memalingkan pandangannya dari wajah Zel.
"Kenapa pipi kamu jadi merah?" Tanya Yusuf pura-pura tidak tau. Hah? Emang masih keliatan merah yah? Ya ampun padahal udah di usahain biar gak keliatan merah pipinya. Gimana nih. Batin Zel malu.
"Emm, aku gapapa kok. Aku cuma kepanasan." Ujar Zel berbohong. "Oh, aku kira kenapa. Ya udah ayo ke toko baju." Ajak Yusuf yang di angguki Zel dari belakang.
****
Revisi, 13.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Teen FictionZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...