AUFK-22

6.3K 273 0
                                    

"Rindu bukanlah musuh bagimu melainkan guru bagimu, karena rindu mengajarkan kita untuk selalu sabar dan berayukur."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Setelah mobil Rayhan terlihat lagi Zel bergegas menuju kamar Fari. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur. Rindu pada Fari lah yang sekarang ia rasakan, semua kenangannya bersama Fari mulai berputar dalam pikirannya.

"Aku telepon kak Yusuf aja deh, sekalian minta izin buat besok."

Zel pun mengeluarkan ponselnya lalu menekan kontak yang bernamakan 'komandan sayang🖤'. Sedikit alay namun itulah nama kontak Yusuf di ponselnya.

Tut... tut...

Panggilan pun akhirnya diangkat oleh Yusuf, namun betapa terkejutnya Zel saat sadar bahwa ia menelopon Yusuf dengan video call. Mukannya mulai memerah. Ia pun menyembunyikan wajahnya dibalik bantal yang terdapat di tengahnya.

"Assalamualaikum Zel. Kenapa di tutupin mukannya?"

Zel pun mulai menampakan wajahnya perlahan.

"-waalaikumsalam kak. Ganggu ya?"

"Nggak kok. Ada apa?"

"Em, Zel mau minta izin besok mau makan siang sama temen. Boleh?"

"Boleh aja kok. Udah cuma itu aja? Nggak ada yang lain?"

"Hah? Em, nggak ada kok."

"Tapi aku kangen sama kamu."

Seketika pipi Zel kembali memerah karna malu.

"-"

"Loh, kok pipinya merah sih?"

"Hah, gapapa kok kak. Em, Zel juga kangen."

"Padahal tadi baru teleponan deh. Iya nggak."

"Eh, i...iya kak."

"Kok jadi gagap sih bicaranya?"

"Gapapa kok kak beneran."

"Haha, iya, iya aku percaya kok. Oh ya kayanya tadi aku belum nanyain kabar kamu sama yang lain deh, gimana kabar kalian?"

"Alhamdulillah, baik kak."

"Alhamdulillah kalau gitu. Diliat-liat kamu gemukan ya. Galau ya nggak ada aku."

"Ah masih. Nggak galau kok, cuma kangen."

"Cie, cie ada yang kangen."

"Ih kakak apaan sih, kaya kak Fari aja."

Melihat raut wajah Zel yang tiba-tiba berubah Yusuf pun merasa bersalah.

"Maaf ya."

"Hah, gapapa kok kak. Malah aku seneng. Setidaknya aku masih bisa ngerasa kehadiran kak Fari dengan adanya kakak."

"Ya udah sekarang jangan cemberut lagi dong. Senyum."

Zel pun memberikan senyum lebarnya pada Yusuf yang malah membuat Yusuf tertawa.

"Nggak ikhlas banget sih senyumnya. Tapi lucu."

"Aku tau kok kalau aku tuh emang lucu."

"Ya ampun pede banget sih kamu."

"Iya dong, harus."

"Ya udah aku tugas lagi dulu ya. Nanti aku telepon. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut... tut... tut...

Panggilan pun terputus namun Zel masih merasakan panas pada pipinya karena malu. Ya ampun, malu banget sih. Tapi seru juga sih bisa liat wajah kak Yusuf lagi. Batin Zel. Sekarang Zel hanya senyum-senyum sendiri di atas kasur Fari membayangankan kejadian konyol tadi.

Melihat sebuah figura yang terdapat di atas nakas, Zel pun mengambilnya lalu memandangnya lekat foto yang ada. Fotonya dengan Fari saat Fari baru saja lulus menjadi seorang Taruna.

"Kak, Zel kangen sama kakak. Tapi makasih selama ini kakak selalu ngasih kebahagiaan buat Zel. Walaupun sekarang Zel nggak tau kakak di mana, tapi Zel masih bisa ngerasain kehadiran kakak lewat kak Yusuf. Zel sayang sama kakak." Ujar Zel lalu mencium figura dan memeluknya.

****

Revisi, 15.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang