AUFK-34

6K 252 8
                                    

"Cinta yang sebenarnya yang berlandaskan karena Allah bukan karena nafsu."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Tok... tok... tok...

Seorang perempuan pun keluar dari balik pintu. "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya perempuan tersebut melihat dua pria di hadapannya menggunakan jaket hitam.

"Kami dari kepolisian, dan kami mendapatkan surat untuk penangkapan anda." Ujar salah satu polisi tersebut. "Apa maksud bapak? Saya nggak ngelakuin apa-apa." Ujar wanita tersebut memberontak. Wanita tersebut pun mencoba untuk kabur dari kedua polisi tersebut dengan mendorong salah satu polisi lalu lari dari teras rumahnya.

"JANGAN LARI!!" Teriak salah satu polisi.

Dor...

"Aaaaa." Satu tembakan pun mulus mengenai kaki wanita tersebut. Masih tetap kuat wanita tersebut tetap lari walau dengan kondisi kaki yang sudah berdarah dan pincang.

Dor...

Satu tembakan lagi pun mulus mengenai punggung wanita tersebut membuat wanita tersebut terjatuh ke tanah.

****

"Kita ikut berduka atas kematian Julia ya dok." Ujar Zel dengan Yusuf yang setia berada di sampingnya. "Iya terimakasih. Maaf atas semua kelakuan Julia dan Shiren."

Yusuf dan Zel pun mengangguk. "Bagaimana dengan Shiren?" Tanya Yusuf. "Dia sudah sadar dari komanya. Setelah sembuh polisa baru akan memanggilnya untuk pengadilan nanti." Yusuf pun kembali mengangguk. "Maaf karena aku udah ngedekitin Zel. Aku bakalan ngejauh dari dia, lagi pula aku mendapatkan tugas untuk ke pelosok, jadi aku nggak akan jadi dokter kandungan Zel lagi." Ujar Rayhan.

"Maafin aku juga, mungkin banyak sikap dan kata-kata aku yang nggak berkenang." Ujar Yusuf. "Kalau gitu kita pamit ya." Rayhan pun mengangguk lalu mengantarkan Zel dan Yusuf sampai halaman rumah.

"Kak sebenernya Julia siapanya kakak?" Tanya Zel tiba-tiba saat di mobil. "Apa maksud kamu?" Tanya Yusuf balik pura-pura tidak mengerti. "Aku cuma mau tau hubungan kakak sama Julia." Ujar Zel.

Yusuf pun mengela napasnya dalam. "Dia mantan aku dulu. Sebenernya dia tiba-tiba hilang nggak bisa dikontak sama sekali setelah kita enam bulan pacaran. Aku pikir mungkin dia nggak tahan kalau harus ldr-an. Ummi juga nyuruh aku buat berubah dengan nggak pacaran dan cepet nikah, makannya pas ummi ngejodohin aku sama kamu aku iya, iya aja." Ujar Yusuf. Ada rasa sesak di hati Zel namun harus ia hempas jauh-jauh.

"Tapi sekarang yang aku cinta cuma Trisha Zeline Angraeni, nggak ada yang lain. Dan ini tulus." Ujar Yusuf santai membuat senyuman dan warna merah pada pipi Zel. "Tapi aku nggak sayang sama kakak." Ujar Zel.

"Aku sayang sama cintanya ke komandan Muhammad Yusuf Askandar." Ujar Zel mendapatkan cubitan di hidungnya oleh Yusuf. "Kakak ih sakit." Zel pun membalas Yusuf dengan kelitikan-kelitikan di bagian perut Yusuf.

"Zel geli, aku lagi nyetir." Ujar Yusuf. "Kakak yang duluan." Yusuf pun terkekekh kecil. "Iya, iya. Maaf ya ibu Zel."

Zel kembali menjahili Yusuf, bukan dengan kelitikan namun dengan pukulan kecil. "Kakak apaan sih, aku bukan ibu-ibu." Ujar Zel pura-pura marah.

"Kalau ada kegiatan persit kan dipanggilnya ibu Zel." Goda Yusuf. "Itu kan beda kakak." Yusuf kembali terkekeh. "Iya ibu negara, jangan marah terus nanti dedenya ikut marah-marah." Ujar Yusuf sambil mengelus-elus perut Zel.

"Siap komandan." Ujar Zel dengan kekehan kecil. "Ana uhibbuki fillah Zel."

"Ana uhibbuka fillah komandan." Balas Zel lalu menyenderkan kepalanya di bahu Yusuf.

****

Revisi, 23.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang