"Lebih baik aku yang tersakiti daripada harus melihat orang yang aku cinta tersakiti."
-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
"Zel udah belum? Kok lama banget sih?" Tanya Yusuf dari luar kamar. Sudah dua puluh menit ia menunggu Zel berganti baju, namun yang di tunggu tak kunjung keluar. "Sepuluh menit lagi kak. Bentar kok." Ujar Zel santai dari dalam kamar.
"Ya ampun, dasar cewe. Nggak kak Fatim, nggak Zel, sama aja lama kalo dandan." Gumam Yusuf sambil memainkan ponselnya. "Kak." Panggil Zel yang sudah berada di hadapan Yusuf. Yusuf pun mendongkangkan kepalanya. "Udah?" Tanya Yusuf memastikan. Zel pun mengangguk mantap.
"Ya udah, kita pergi sekarang ya. Udah mau jam satu." Zel pun mengangguk kembali lalu masuk menuju mobil yang akan membawa mereka menuju tempat mereka berkumpul.
****
"Zel, kita kesana yuk." Ajak Zazkia. Zel menganggukan kepalanya. "Yang ini lucu ya mba." Ujar Zel sambil menunjukan baju bayi berwarna pink. "Ini sepatunya lucu Zel." Ujar Zazkia menunjukan sepatu bayi yang di atasnya terdapat pita. "Iya mba."
"Yang lain mana Rei?" Tanya Yusuf yang dari tadi membuntuti Zel dan Zazkia dengan Reizy. Reizy mengangkat kedua bahunya tak tau. "Nggak tau. Kayanya mereka ke toko lain, biasalah kalau udah sama ibu-ibu gimana rusuhnya." Yusuf mengangguk setuju, karena setiap ia pergi dengan Indah itu jugalah yang terjadi.
"Mas, sini deh." Panggil Zazkia pada Reizy. Reizy mendekati Zazkia. "Liat, ini baguskan. Kita beli ya." Pinta Zazkia, Reizy hanya mengagguk mengiyakan. Tak berbeda dengan Zazkia Zel pun ikut meminta pada Yusuf untuk dibelikan baju bayi yang sendari tadi ia sukai. "Kak, Zel mau yang ini. Boleh kan?"
"Memangnya udah ketauan kalau bayinya bakal cewe atau cowo?" Tanya Yusuf. Zel menggelengkan kepalanya. "Tapi kan kalau yang ini warnanya bisa buat cowo sama cewe."
"Kan masih lama Zel, masih lima bulanan lagi." Ujar Yusuf membuat Zel memanyunkan bibirnya. "Kan persiapan kak. Please boleh ya." Pinta Zel dengan mata puppynya. Mengerti dengan mood Zel yang selalu naik turun akhirnya Yusuf pun memperbolehkan Zel untuk membeli baju bayi tersebut. "Aaa, makasih kak Yusuf." Girang Zel hingga memeluk Yusuf erat. "Dasar, kaya anak kecil yang dikasih permen aja." Ujar Yusuf sambil mengacak-acak pucuk kepala Zel yang tertutupi hijab.
"Biarin, kan Zel masih kecil." Ujar Zel tak mau kalah. "Masih kecil kok udah hamil." Balas Yusuf. "Gak tau salahin kak Yusuf aja, suruh siapa bikin Zel hamil." Ujar Zel lagi tak mau kalah. Yusuf hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Zel pun meninggalkan Yusuf menghampiri Zazkia untuk mengajaknya menuju kasir.
****
"Kita duluan ya, assalamualaikum." Ujar Reizy dan lainnya. "Waalaikumsalam." Balas Zel dan juga Yusuf. Zel dan Yusuf pun pergi menuju sebrang mall terlebih dahulu karena Zel yang sedari tadi sangat menginginkan kue bolu yang berada di toko sebrang.
"Mba saya mau bolu coklatnya satu." Pinta Zel pada salah satu pegawai toko. Pegawai tersebut pun membungkuskan satu kotak kue bolu untuk Zel. "Ini mba kuenya. Jadi lima puluh ribu." Zel pun memberikan uang selembar dengan nominal lima puluh ribu.
Setelah membayar kuenya Zel pun menghampiri Yusuf yang menunggunya di bangku toko. "Udah?" Tanya Yusuf yang diangguki Zel. "Ya udah ayo pulang, kita ke rumah umi ya." Zel pun mengangguk kembali.
Saat akan menyebrang Yusuf baru teringat jika kunci mobilnya tertinggal di meja toko kue tadi. "Zel kamu duluan aja ya, aku mau ngambil kunci dulu. Ketinggilan di meja toko kayanya." Zel pun mengangguk sedangkan Yusuf langsung kembali menuju toko karena takut kunci mobilnya ada yang mengambil.
"Untung aja masih ada." Yusuf pun mengambil kunci mobilnya bergegas menuju mobil karena takut Zel akan lama menunggu.
"Aaaaa." Bugh...
Suara tabrakan dari arah luar toko sangat terdengar jelas oleh Yusuf. Yusuf buru-buru pergi menuju luar toko melihat apa yang terjadi. "Pak permisi ada apa ya? Kenapa ada kerumunan?" Tanya Yusuf pada salah satu bapa-bapa pejalan kaki. "Oh itu mas tadi ada korban tabrak lari. Korbannya perempuan, masih muda lagi. Ada yang bilang juga lagi hamil." Ujar bapa-bapa tersebut.
Perempuan? Muda? Hamil? Zel! Batin Yusuf mulai tak karuan memikirkan bahwa korban itu adalah Zel. Yusuf langsung berlari memasuki kerumunan warga setempat. "Permisi, permisi." Setelah berhasil memasuki kerumunan benar saja korbannya adalah seorang wanita muda yang sedang hamil. "Aaaa." Teriakan itu membuat Yusuf tersadar jika itu teriakan Zel, Yusuf cepat-cepat keluar dari kerumunan menuju sumber suara.
"Zel!! Kamu gapapa?" Tanya Yusuf saat melihat Zel yang berada di pinggir jalan dengan beberapa ibu-ibu yang menemaninya. "Perut Zel kak. Sakit." Ujarnya sambil memegangi perutnya. "Kita ke rumah sakit sekarang ya." Yusuf pun membopong Zel.
"Mas, sebaiknya mas bawa istri mas ke rumah sakit segera. Istri mas sudah mengalami pendarahan, takut terjadi sesuatu dengan kandungannya." Ujar seorang ibu-ibu yang sedari tadi menemani Zel. "Iya bu, baik."
"Kak, perempuan itu." Ujar Zel parau sambil menunjuk ke arah kerumunan. "Selamatin dia." Yusuf mengangguk mengikuti perintah Zel. "Bu bisa tolong saya untuk menyuruh bapa-bapa di sana membawa perempuan korban tabrak lari tadi ke mobil saya. Biar saya bawa ke rumah sakit." Ibu tersebut pun mengangguk lalu menyuruh beberapa bapak-bapak menggotong wanita tadi.
****
"Gue bakal bikin lo mati." Wanita tersebut pun langsung menancapkan gasnya membuat mobil yang dikendarainya berjalan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Aaaaa." Bugh....
"Sial, kenapa harus diselamatin sih. Gue harus buru-buru pergi." Mobil pun pergi dengan kecepatan yang tak kalah tinggi dari sebelumnya menyisakan kerumunan di arah belakang.
****
"Dok bagaimana keadaannya?" Tanya Yusuf cemas.
"Ibunya selamat, tapi maaf bayinya tidak bisa kami selamatkan."
****
Revisi, 19.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Fiksi RemajaZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...