AUFK-21

6.2K 250 0
                                    

"Bangunlah dari tidurmu agar kamu bisa menjalani dunia nyatamu."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Sudah 3 minggu semenjak kabar bahwa Fari dinyatakan telah meninggal, namun sampai sekarang Zel masih tidak bisa menerima kabar tersebut. Padahal Yusuf dan yang lainnya telah menemukan seragam Fari yang telah berlumuran darah, tapi entah kemana jasadnya menghilang.

1 minggu lagi ia akan diwisuda, awalnya ia membayangkan dihati menggembirakannya itu semua orang yang ia sayang akan hadir. Namun ternyata ekspetasinya salah, realitanya suaminya tidak akan bisa hadir di hari spesialnya itu dan kakaknya, mungkin tidak akan pernah lagi ia melihat wajah kakaknya.

Hari ini Zel menginap di rumah mamahnya, Tiara. Indri dan Denis pun ikut menginap di rumah Tiara. Mereka semua telah tau tentang kehamilan Zel sekarang, namun Yusuf belum mengetahuinya sama sekali.

"Zel, nanti kamu pake kebaya yang mana?" Tanya Tiara yang sedang mempersiapkan kebaya untuk wisuda nanti.

Tak lama memilih akhirnya Zel menentukan untuk menggukan kebaya berwarna hijau tosca. "Yang ini bagus mah."

"Iya Ra itu bagus buat Zel." Ucap Indri ikut menyaut.

Tiara mengangguk. "Berarti nanti kita pake yang warnanya sama aja, modelnya aja yang kita bedain. Gimana?" Usul Tiara yang diangguki oleh Indri.

"Iya gitu aja. Jadi nanti kita kompak." Ucap Indri dengan nada senang.

Zel hanya bisa melihat kebahagian di wajah kedua ibunya. Aku seneng mamah sekarang udah bisa senyum lagi. Batin Zel.

Drit... drit...

Merasa ponselnya bergetar Zel pun merogoh ponselnya dari dalam saku gamisnya. Kak Yusuf. "Mah, bun, Zel angkat telepon dulu ya." Izin Zel pada kedua wanita paruh baya tersebut.

"Iya."

Zel pun keluar dari kamar menuju taman belakang.

"Assalamualaikum kak. Gimana kabar kakak? Baikkan?"

"...."

"Zel baik kok kak."

"...."

"Zel di rumah mamah kak. Mamah sama bunda minta buat Zel tinggal di rumah mamah sampai nanti kakak pulang. Lagian minggu depan kan Zel udah mau wisuda, jadi mamah minta sekalian buat nyiapin keperluan buat nanti."

"...."

"Gapapa kok kak. Denger kakak baik-baik aja juga udah bikin Zel seneng."

"...."

"Namanya juga kejutan masa dikasih tau sih, nanti bukan kejutan lagi dong."

"...."

"Nanti aja kalau kakak udah pulang. Nanti Zel kasih tau apa kejutannya."

"...."

"Waalaikumsalam."

Sambunganpun terputus. Zel menghembuskan napasnya dalam. Kecewa. Itulah yang sedang ia rasakan sekarang. Zel pun duduk di bangku taman untuk sekedar menghirup udara segar beberapa saat.

"Zel, ada dokter Rayhan di ruang tamu." Ucap Denis. Zel menggangguk beranjak dari taman menuju ruang tamu.

Zel pun duduk di sofa single yang bersebelahan dengan sofa yang Rayhan duduki. "Dokter? Ada apa ke sini?" Tanyanya to the point.

"Aku cuma mau tau kondisi kamu gimana. Seharusnyakan minggu kemarin kamu cek kandungan kamu. Kenapa kemarin nggak?"

"Oh itu ya dok. Maaf kemarin di sini pada sibuk. Jadi aku lupa tentang jadwal cek kandungan aku. Maaf ya dok. Besok aku langsung ke rumah sakit buat cek kandungan aku." Ujar Zel menyesal.

"Ya gapapa. Oh ya, kamu ada acara nggak besok setelah dari rumah sakit?"

Zel berpikir sejenak mengingat-ingat tentang jadwalnya besok. "Kayanya besok nggak ada acara deh dok. Emang kenapa?"

Rayhan tersenyum senang mendengar ucapan Zel. "Aku mau ngajak kamu makan siang besok. Bisa?" Ajak Rayhan.

Mendengar ajakan Rayhan Zel berpikir sejenak, mengingat dirinya sekarang telah memiliki seorang suami. "Aku nggak tau dok, aku harus minta izin dulu ke suami aku."

"Iya gapapa. Nanti kabarin aku ya tentang besok." Ujar Rayhan yang diangguki Zel. "Ya udah aku pamit dulu ya. Masih banyak pasien di rumah sakit." Ujar Rayhan lalu beranjak menuju teras rumah.

"Pamit dulu ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

****

Revisi, 15.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang