"Cinta itu tidak selamanya harus romantis, dengan humoris pun bisa disebut cinta."
-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
"Hoam." Kuap Zel terbangun dari tidurnya. Emm, aku di mana? Inikan bukan kamar aku. Batin Zel.
Pintu kamar mandi pun terbuka memperlihatkan seorang pria yang yang hanya menggunakan kaos putih polos dan celana jin selutut. "Kamu udah bangun?" Tanya Yusuf sambil mengeringkan rambutnya yang basah.
Ya ampun, aku lupa kalau aku sekarangkan di kamarnya kak Yusuf. Ngapain juga dia pake kaos yang ngetat kaya gitu. Jadikan aku bisa liat roti sobeknya. Eh tapi kan tadi malem juga liat. Ih pikiran aku jadi mesumkan. Batin Zel.
Merasa dicueki Yusuf pun menghampiri Zel dan duduk di sebelah Zel. "Zel, kamu kenapa?" Tanya Yusuf sambil melambaikan tangan di depan muka Zel.
Lamunan Zel pun buyar setelah Yusuf memanggilnya entah untuk keberapa kalinya. "Hah? Apa kak?" Tanya Zel tak karuan.
"Kamu ngelamun ya?" Tanya Yusuf balik. "Hah, enggak kok kak." Ujar Zel mengelak. Yusuf hanya menggelengkan kepalanya atas sikap Zel yang aneh. Bener juga kata Al, Zeline tuh aneh. Batin Yusuf. "Ya udah sekarang kamu mandi dulu terus wudhu, udahnya kita sholat berjamaah." Ujar Yusuf yang diangguki oleh Zel.
Zel pun buru-buru menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai mandi dan mengambil air wudhu Zeline langsung keluar dari kamar mandi menuju kopernya yang belum sempat ia buka semalam. Ternyata kak Yusuf ganteng juga ya kalau pake baju koko sama peci. Batin Zel saat melihat Yusuf yang sedang menyiapkan sajadah.
"Kamu nyari apa?" Tanya Yusuf saat melihat Zel yang sedang sibuk mengobrak-abrik kopernya.
Zel yang merasa ditanyapun hanya melirik sekilas lalu kembali pada kegiatan sebelumnya. "Aku lagi nyari mukena aku kak. Seinget aku, aku udah simpen mukenanya di dalem koper deh."
"Mukena yang ini?" Tanya Yusuf sambil mengangkat mukena berwarna pink pastel milik Zel.
Zel terbelalak melihat mukenanya yang sudah ada di tangan Yusuf. Kok mukena aku ada di kak Yusuf sih? Batin Zel. "Tadi udah aku ambil dari koper kamu pas kamu lagi mandi." Ujar Yusuf memberi penjelasan.
Wait, kalau dia buka koper aku berarti dia ngeliat privasi gue dong. Batin Zel lagi. "Tenang aja, aku nggak macem-macem kok pas buka koper kamu." Ujar Yusuf lagi.
"Zel kok bengong sih? Ayo sholat, ini udah jam 5 lebih." Ajak Yusuf yang akhirnya membuyarkan pikiran-pikiran aneh Zel. "Eh iya kak." Ujar Zel lalu pergi menuju sajadah yang berada di belakang samping kanan Yusuf.
****
"Zel kamu nggak mandi? Udah sore loh." Tanya Yusuf saat melihat istrinya masih duduk di atas sofa sambil membaca novel.
Zel pun langsung menutup novelnya dan beranjak dari sofa. "Iya mau kok kak." Ujar Zel lalu pergi menuju kamar mandi.
Yusuf hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah Zel yang benar-benar aneh. Bener kata Al, Zeline tuh pemalas. Tapi dia juga unik. Batin Yusuf lalu membaringkan badannya di atas kasur.
****
"Aduh, gue kok lupa sih nggak bawa baju ke kamar mandi. Terus sekarang gue harus gimana?" Ujar Zel saat akan mengganti pakaiannya. "Apa gue ke luar aja yang ngambil dulu bajunya? Tapi kalau tiba-tiba ada kak Yusuf gue bakalan malu banget apa lagi gue cuma pake handuk." Ujar Zel lagi. "Apa gue minta tolong aja ya ke kak Yusuf? Ya udah deh, minta tolong kak Yusuf aja. Lagian kan cuma kak Yusuf yang bisa gue andelin sekarang." Akhirnya Zel pun pasrah dan meminta tolong pada Yusuf. "Kak Yusuf, kakak ada di kamarkan?" Tanya Zel sambil membuka sedikit celah pada pintu kamar mandi.
"Ya ada apa?" Saut Yusuf yang sedang bermain handphone di atas kasur.
Duh gue bilang jangan yah. Kalau gue gak bilang, gue bakalan tetep diem di sini dong. Tapi kalau gue bilang, nanti malu sendiri gue. Batin Zel.
Yusuf pun heran karena Zel tidak menyautnya lagi. "Zel ada apa?" Tanya Yusuf lagi.
"Emm... aku lupa nggak bawa baju ganti ke sini. Kakak bisa ambilin baju aku nggak di koper." Pinta Zel sedikit ragu.
Yusuf pun beranjak dari kasur menuju koper yang berada di ujung ruangan. Mencoba mencari pakaian yang di maksud istrinya. "Ini Zel bajunya." Ujar Yusuf sambil menyodorkan baju di depan pintu kamar mandi.
"Makasih kak." Ujar Zel sambil ngengambil alih baju dari tangan Yusuf lalu menutup pintu cepat.
Yusuf hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Zel yang benar-benar aneh baginya. Ngapain dia takut kaya gitu, kan aku suaminya? Masa dia malu sih sama suaminya sendiri? Aneh. Batin Yusuf.
Drit.... drit....
Mendengar suara getar dari ponselnya, Yusuf pun bergegas mengambilnya lalu mengangkat panggilan yang ia dapat.
"...."
"Waalaikumsalam, ada apa?"
"...."
"Ok, gue ke sana sekarang. Assalamualaikum."
"...."
Setelah panggilan terputus Yusuf buru-buru mengambil jaket dan juga kunci mobilnya. "Kak mau kemana?" Tanya Zel saat melihat Yusuf yang sudah rapi.
Yusuf membalikan badanya saat Zel bertanya padanya. "Aku ada urusan dulu. Kamu tunggu di sini aja ya." Ujar Yusuf.
Zel menggelengkan kepala serentak. "Nggak, aku mau ikut kakak. Aku nggak mau sendirian di sini." Ujar Zel menolak.
Mau tidak mau Yusuf harus memberi penjelasan terlebih dahulu pada istrinya agar ia tidak memaksa untuk ikut. "Zel aku ada urusan dulu di luar." Bujuk Yusuf namun tetap ditolak oleh Zel.
"Emang kakak ada urusan apa? Bukannya sekarang masih masa cuti kakak ya?" Tanya Zel tidak menyerah.
Yusuf menghela napasnya dalam. "Aku mau ketemuan dulu sama temen aku. Cuma sebentar kok." Ujar Yusuf memberi alasan.
Teguh dengan prinsipnya, Zel tetap menolak dan ingin tetap ikut. Akhirnya Yusuf pun pasrah dan mengangguk membolehkan Zel ikut. "Ya udah ayo."
Zel pun tersenyum menang lalu menggunakan hijabnya dan mengambil tas selempang.
****
Revisi, 15.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Fiksi RemajaZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...