AUFK-18

6.4K 280 0
                                    

"Ketika melihat senyuman pada orang yang kita sayang, sebenarnya itu sudah lebih dari cukup untuk membuat diri kita sendiri senang."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Sudah 2 bulan lebih Zel ditinggal tugas oleh Yusuf. Sekarang dirinya sudah terbiasa dengan suasana sepi di rumah dan suasana ramai dengan para ibu persit lainnya. Ia pun sudah mulai menerima Denis sebagai kakaknya walau terkadang hati dan pikirannya memberontak.

1 bulan lagi aku wisuda, tapi kayanya kak Yusuf sama kak Fari gak akan hadir di hari spesial aku. Batinnya. "Apa aku telepon kak Yusuf kalau aku-"

Drit... drit....

Zel pun mengambil ponselnya yang berada di atas nakas sebelah kasurnya. Kak Yusuf?

"Assalamualaikum kak. Gimana keadaan kakak?"

"...."

"Tapi apa kak? Kenapa suara kakak kaya yang sedih?"

"...."

"Kak Fari? Ada apa sama kak Fari kak?"

"...."

"Kalau nggak apa kak? Jawab kak, jawab!"

"...."

"-"

"...."

Tut... tut... tut...

"Kakak." Ujar Zel lirih.

"Kenapa bukunya di kasihin ke Zel?" Tanya Zel.

"Takunya nanti kamu kangen lagi kaya waktu itu." Ujar Fari mengejek. "Gak bakal." Celetuk Zel.

"Awas aja yah nanti kalau bilang, ih kakak aku kangen tau sama kakak, bla bla bla bla. Awas aja." Ujar Fari memperingati.

"Gak bakalan."

"Awas aja." Ujar Fari memperingati lagi lalu memeluk Zel dengan sangat erat. Zel pun membalas pelukan dari Fari tak kalah erat.

"Gak! Kakak pasti selamat!" Teriak Zel lalu pergi menuju rumah Tiara.

****

Di rumah Tiara semuanya hening. Beda dengan biasanya yang penuh dengan canda tawa. Zel pun pergi menuju kamar Tiara mencari keadaannya.

"Mamah." Panggil Zel lirih melihat Tiara yang terduduk lemas di lantai. "Mamah." Panggil Zel lagi lalu memeluk Tiara erat.

"Fari Zel, Fari." Ujar Tiara lirih dalam isak tangisnya. "Fari."

Zel tidak bisa berkata apapun sekarang. Dia tau bagaimana hancurnya hati Tiara sekarang. "Iya mah, Zel tau. Sekarang mamah tenangin diri mamah dulu ya." Ujar Zel masih dengan posisi memeluk Tiara.

Seketika tubuh Tiara benar-benar jatuh dalam pelukan Zel. Tidak ada lagi suara tangisan. "Mamah, mamah bangun mah." Ujar Zel sambil menggoyang-goyangkan tubuh Tiara pelan. Tidak mendapatkan respon akhirnya menelepon meminta bantuan pada Denis.

Tidak perlu waktu lama akhirnya panggilanpun dijawab oleh Denis.

"Halo Den. Cepetan ke rumah mamah, mamah pingsan."

"...."

Tut... tut...

"Mah, bangun mah." Ujar Zel masih berusaha membangunkan Tiara.

Setelah 15 menit menunggu akhirnya Denis pun datang. Ia langsung membawa Tiara masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit.

****

"Pasien hanya syok. Sebaiknya jangan cerita sesuatu yang dapat mengakibatkan pasien semakin syok. Kalau bisa berilah kabar gembira supaya pasien melupakan hal yang membuatnya down. Kalau begitu saya permisi." Ujar seorang dokter menjelaskan.

Zel hanya mengangguk dan langsung memasuki ruangan Tiara. "Mamah." Panggil Zel langsung memeluk Tiara erat.

Tidak ada respon dari Tiara. Tatapannya kosong, hanya ada sebendung air di matanya. "Mah, ini Zel mah." Panggil Zel lagi. Akhirnya Zeline menghela napasnya dalam.

"Saya sakit apa dok?" Tanya Zel setelah selesai di periksa. "Selamat ibu hamil dan usia kandungan ibu sekarang sudah memasuki minggu ke tiga." Ujar dokter tersebut.

"Saya hamil dok?" Tanya Zel tidak percaya. "Iya bu." Seketika senyuman Zel mengembang. "Dok bisa bantu saya buat enggak ngasih tau saudara saya tentang kehamilan saya?" Pinta Zel.

Dokter tersebut mengerutkan keningnya heran. "Kenapa?"

"Saya mau ngasih taunya di rumah aja nanti sekalian sama keluarga saya." Ujar Zel berbohong. "Dokter bilang aja kalau maag saya kambuh." Lanjut Zel.

Dokter tersebut pun mengangguk mempercayai ucapan Zel.

"Mah, Zel hamil. Mamah senengkan? Maaf ya Zel baru bilang ke mamah. Sebenernya Zel udah tau kalau Zel hamil sejak 2 bulan yang lalu." Ujar Zel mencoba membuat Tiara senang.

Namun tetap tidak ada respon sedikit pun. Zel hanya bisa pasrah sekarang. Tiara tidak merespon semua ucapannya. Ia pun berniat untuk pergi keluar mengabari Arfan tentang keadaan Tiara sekarang.

"Mamah mau punya cucu. Zel hamil. Sebentar lagi mamah punya cucu." Ujar Tiara yang membuat Zel meneteskan air matanya.

"Iya mah, mamah mau punya cucu. Jadi mamah jaga kesehatan mamah ya." Ujar Zel lalu mengecup kening Tiara. "Zel keluar dulu sebentar."

****

Revisi, 15.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang