AUFK-28

6K 250 0
                                    

"Tidak ada manusia yang luput dari salah, maka maafkan dan nasehatilah jika seseorang membuat salah, bukan menjauhi dan membiarkannya terus-menerus berbuat salah."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Suara azan mulai berkumandang membuat Yusuf terbangun dari tidurnya. "Astagfirullah. Udah azan, kenapa bisa sampai telat bangun." Ujar Yusuf menyesal. Saat akan beranjak dari kasur Yusuf memperhatikan Zel yang masih tidur pulas karena kelelahan. Yusuf mulai mendekati wajah Zel hingga tersisa 5 cm jarak antara wajahnya dan Zel. "Emm." Geliat Zel membuat Yusuf menjauhkan kembali wajahnya lalu pergi menuju kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi Yusuf membangunkan Zel terlebih dahulu untuk salat. "Zel, bangun. Udah subuh." Zel mulai membuka kedua kelopak matanya yang indah. Kedua mata mereka bertemu beberapa saat sebelum Yusuf memalingkan pandangannya. "Wudu. Kita salat berjamaah sekarang." Ujar Yusuf lalu mempersiapkan sajadah.

Zel memposisikan tubuhnya agar terduduk menyender di atas kasur. "Kakak nggak ke masjid?" Kalimat itulah yang keluar dari mulut Zel. Yusuf menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kamu sekarang wudu, udah siang." Zel hanya menuruti ucapan Yusuf tanpa berniat mengobrol lagi.

Merekapun melaksanakan salat dengan sangat khusyuk. Setelah selesai, Yusuf membalikan badannya menghadap ke arah Zel. Zel pun mencium pungguk tangan Yusuf. Seperti ada yang ganjil di dalam lubuk hati Yusuf. Ia merasa telah bersalah karena telah membentak dan bersikap dingin pada istrinya, namun seketika terlintas bayangan disaat Zel bersama dengan Rayhan. Yusuf langsung menarik tangannya kembali menghadap ke arah kiblat.

Kak Yusuf. Batin Zel sedih karena Yusuf masih bersikap dingin padanya. Walaupun ada rasa marah dalam dirinya pada Yusuf karena wanita yang bernama Julia mengaku sebagai pacar suaminya, tapi tetap saja ia merasa sedih ketika suaminya bersikap dingin padanya.

****

Hari ini Zel dan Yusuf akan pulang ke rumah mereka karena masih ada tugas yang harus Yusuf kerjakan. "Ummi, abi, Yusuf pamit pulang dulu ya. Nanti kalau ada waktu Yusuf ke sini lagi." Citra dan Revino pun mengangguk. "Iya, kamu jaga baik-baik Zeline ya. Inget dia sekarang lagi mengandung anak kamu." Ujar Citra. Yusuf pun tersenyum kikuk.

"Kak, Yusuf pulang dulu ya. Kakak jangan terlalu banyak pikiran. Kakak harus ikhlas." Fatimah tersenyum pada Yusuf. "Harusnya kamu yang yang jangan terlalu banyak pikiran. Kakak tau kok kamu lagi ada masalah sama Zeline. Walaupun kakak nggak tau apa masalah sebenarnya antara kalian, tapi kakak harap kamu bisa berlaku dewasa dan bijak. Bagaimana pun kamu imam Zeline, dia masih butuh bimbingan kamu. Umurnya baru dua puluh dua tahun, sedangkan kamu udah dua puluh tujuh tahun. Setidaknya kamu harus bisa menjadi seorang kakak jika belum siap berperilaku layaknya seorang suami." Ujar Fatimah panjang lebar. Yusuf mengangguk mengerti.

Ya Allah, maafkanlah hamba-Mu ini atas sikapnya yang telah menyakiti hati istrinya. Batin Yusuf menyesal.

"Kak, kita pulang sekarang." Ujar Zel membuyarkan lamunan Yusuf tentang perilaku buruknya pada Zel. "Iya. Ummi, abi, kak, Yusuf sama Zel pulang dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Zel dan Yusuf pun menghilang dari balik pintu.

****

"Zel." Panggil Yusuf ragu. Zel melirik pada Yusuf dengan wajah bingung. "Ya?"

"Maaf aku udah bersikap nggak dewasa." Sesal Yusuf. Zel tersenyum lalu memengangi sebelah tangan Yusuf. "Maafin Zel juga yang selalu kekanak-kanakan. Maaf Zel belum bisa jadi istri yang baik buat kakak."

"Kalau aku ngebentak kamu, tolong ingatkan aku. Aku nggak mau ada air mata yang jatuh lagi dari mata kamu kecuali air mata kebahagiaan." Zel mengangguk dengan senyum yang terukir di wajahnya. "Kalau Zel bikin salah juga, kakak ingetin Zel ya. Ingetin Zel dengan tutur kata kakak yang lembut, bukan dengan bentakan." Yusuf pun mengangguk dengan mata yang masih fokus menyetir.

****

Revisi, 19.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang