"Sepahit-pahitnya kejujuran, tapi kejujuran tetaplah hal yang manis dibanding kebohongan."
-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
Yusuf kembali menuju rumah Tiara. Semua anggota keluarga berkumpul di sana, bahkan Arfan pun sudah pulang dari tugasnya.
"Mah, Ulfa di mana?" Tanya Yusuf pada Tiara yang sedang menyiapkan makanan untuk makan siang. "Dia ada di kamar, lagi tidur. Kamu ke kamar aja." Ujar Tiara dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
Yusuf pun mengangguk lalu pergi menuju kamar milik Zel. "Kak Yusuf. Gimana udah selesai pemakamannya?" Tanya Zel yang terbaring di atas kasur.
Yusuf pun tersenyum lalu mendekati Zel. "Iya udah, pemakamannya lancar. Sekarang Dea udah tenang di sana." Ujar Yusuf sambil mengelus rambut Zel yang tak tertutupi oleh jilbab. "Kamu udah makan?"
"Udah, tadi udah aku suapin bubur." Bukan Zel yang menjawab, melainkan Fari yang berada di ambang pintu kamar. "Kamu punya istri kok susah banget sih disuruh makannya, sampe harus dipaksa." Keluh Fari terduduk di sisi ranjang.
"Ih kak Fari mah nyebelin, kan Zel dari dulu enggak suka bubur." Ujar Zel sambil cemberut. "Bohong, kalau sambelnya banyak kamu lahap kok makan buburnya." Ujar Fari meledek Zel.
"Ya itu sih beda lagi." Ujar Zel menahan rasa malunya karena kalah bicara. "Oh ya kak, kakak kan janji mau cerita ke Zel semuanya dari awal. Kemana selama ini kakak pergi." Ujar Zel mencoba menagih janji Fari.
Fati pun membenarkan posisi duduknya menghadap Zel dan juga Yusuf yang berada di sebelah Zel.
****
Fari baru saja pulang setelah sampir seharian mencari kayu bakar. "Pokoknya bapa harus sembunyiin semua ini dari semua orang. Saya enggak mau sampai Adri tau siapa dirinya yang sebenarnya." Ujar seorang wanita yang sedang berbincang bersama Kuswoto di halaman rumah.
Wanita tersebut pun langsung pergi dari rumah Kuswoto meninggalkan sebuah amplop tebal yang berisi uang.
Setelah wanita itu benar-benar pergi Fari pun mulai menghampiri Kuswoto yang terduduk di kursi. "Ada apa pa? Siapa wanita tadi? Apa yang bapa sembunyiin dari Adri?" Tanya Fari.
Kuswoto hanya terdiam tak berani menjawab semua pertanyaan dari Fari. "Pa kenapa diem aja? Apa yang bapa sembunyiin dari Adri?" Tanya Fari lagi.
Kuswoto langsung menangis sambil memeluk Fari membuat Fari kebingungan. "Maafin bapa ya. Bapa sebenernya bukan ayah kandung kamu, bapa cuma diamanahin buat jagain kamu dan enggak ngasih tau identitas kamu yang sebenarnya sama perempuan tadi. Dia ngancem bapa. Maafin bapa ya." Ujar Kuswoto menyesal.
Fari masih tidak mengerti apa yang Kuswoto katakan. Apa maksudnya menyembunyikan identitasnya? Dan pertanyaan lainnya yang ada di benak Fari.
"Kamu bukan anak bapa, kamu sebenernya tentara yang sempet ditawan. Kamu sempet tertembak dan bapa nemuin kamu di pinggir sungai. Beberapa hari setelah nemuin kamu perempuan tadi dateng dan ngancem bapa buat enggak ngasih tau identitas kamu yang sebenarnya, setiap bulannya dia selalu ngasih uang ke bapa buat bapa tutup mulut. Tapi semakin lama bapa sadar kalau bapa enggak bisa nyembunyiin ini semua terlalu lama ke kamu. Cukup tujuh tahun aja, enggak lebih dari itu.
Nama kamu bukan Adri, tapi Muhammad Al-Ghiffari. Kamu memang amnesia, tapi lambat laun ingatan kamu mulai pulih. Bapa tau selama ini kamu selalu minta petunjuk di do'a kamu tentang bayangan-bayangan perempuan, tentara dan lainnya. Itu kehidupan kamu yang sebenarnya, bukan ini. Itu semua nyata, bukan hanya bayangan yang menghantui kamu. Maafin bapa udah bohongin kamu selama tujuh tahun ini. Bapa enggak mau membawa samua kebohongan ini sampai bapa meninggal nanti." Ujar Kuswoto panjang lebar.
Fari terbelalak mendengar semua penjelasan dari Kuswoto. "Jadi semua itu benar? Perempuan yang selalu manggil aku kak Fari dan kehidupan militer?" Batin Fari. Fari berusaha tersenyum pada Kuswoto walaupun dengan perasaan yang kecewa. "Makasih bapa udah mau rawat Adri selama ini. Makasih juga bapa udah mau jujur sama Adri." Ujar Fari mencium punggung tangan Kuswoto.
Kuswoto tidak percaya dengan apa yang Fari lakukan. Ia pikir Fari akan marah besar kepadanya tapi ia malah berterima kasih padanya. "Minggu depan kita ke kota ya. Kita berobat." Ujar Fari kembali mencium punggung tangan Kuswoto.
****
Revisi, 22.10.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Teen FictionZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...