AUFK-14

7.2K 310 0
                                    

"Pergi bukan berarti meninggalkan, bisa saja ia pergi untuk kembali dengan cerita yang menggembirakan."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Paginya Yusuf mengajak Zel untuk berkeliling komplek sambil olahraga pagi. "Ternyata disini rame ya kak kalau pagi." Ujar Zel sambil jogging.

"Iya, di sini emang rame kalau pagi-pagi. Apalagi kalau pulang dari tugas jauh, pasti rame banget." Ujar Yusuf yang ikut berjogging di sebelah Zel.

Zel memelankan joggingnya lalu melirik ke arah Yusuf. "Masa? Emang rame banget ya?" Tanya Zel yang diangguki Yusuf.

"Iya, biasanya ibu persit pada bawa bunga buat suami mereka. Walaupun cuma dikasih waktu sebentar, tapi mereka tetep antusias buat nyambut suami mereka." Ujar Yusuf menjelaskan.

"Oh ya? Ternyata jadi tentara enak ya. Sering dirinduin, yang persitnya kasian, sering ngerinduin." Ujar Zel seperti memberi kode.

Yusuf menaikan sebelah alisnya jail. "Oh ya. Emang tentara nggak pernah rindu sama persitnya?" Tanya Yusuf menggoda.

Zel hanya mengkat bahunya. "Nggak tau." Jawaban polos itulah yang keluar dari mulut Zel.

"Dasar." Ujar Yusuf sambil mengacak-acak hijab yang digunakan Zel. Zel menatap Yusuf sinis saat Yusuf mengacak-acak hijabnya. "Ih kakak, jangan di berantakin dong. Kaya kak Fari aja." Ujar Zel kesal.

"Iya maap-maap." Ujar Yusuf sambil tertawa. "Oh ya, dua bulan lagi aku ada tugas ke Kaltara. Kurang lebih 3 bulan aku di sana. Kamu gapapakan sendirian di sini?" Tanya Yusuf.

Ke Kaltara? 3 bulan? Lama banget. Batin Zel.

"Zel."

"Eh iya kak, gapapa kok. Aku kan bisa sama bunda di sini. Gapapakan kalau aku ajak bunda ke sini sesekali?" Tanya Zel memastikan.

Yusuf tersenyum tipis lalu mengangguk. "Iya gapapa kok. Asal kamu nggak kesepian." Ujar Yusuf yang membuat sebuah senyum sedang pada wajah Zel.

"Oh ya kak, berarti kak Fari juga tugas kesana ya?" Tanya Zel memastikan.

"Iya, Al juga kesana. Kenapa?" Tanya Yusuf balik.

"Gapapa."

****

Bandung, 05.38 WIB

Cinta, itulah yang sekarang sedangku rasakan. Cinta terhadap seseorang yang sudah sangat lama aku dambakan, dan sekarang ia telah menjadi pelelengkap imanku.

Begitu mudahnya aku jatuh cinta pada seorang pria. Sekarang ia telah menempati hatiku bersama papah dan kakak. Dialah cinta ketigaku setelah papah dan juga kakak.

Mengapa cinta ketiga? Karena bagaimana pun, papah lah orang pertama yang membuat ku merasakan jatuh cinta. Dan kakak lah cinta kedua ku yang sekarang di tambahkan oleh kak Yusuf, suami ku.

Entah lah dengan Denis. Aku belum bisa menerimanya sepenuhnya, tapi aku sedang mencobanya. Aku tau bagaimanapun ia tetaplah saudara kembarku, kakakku. Mungkin suatu saat dia akan ikut berada di hatiku lagi dengan status sebagai seorang kakak.

Entahlah.

Trisha Zeline Angraeni

Catatan diary Zel saat hari pernikahannya. Zel kembali membuka lembaran baru untuk ia isi dengan tulisannya tentang hari ini.

Bandung, 19.29 WIB

Hari ini aku sangat bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena bisa berbagi cerita dengan kak Yusuf, namun juga sedih karena dua bulan yang akan datang ia akan pergi bertugas ke luar pulau.

Entah berapa lama ia di sana. Mungkin 3 bulan lebih, bahkan bisa sampai 10 bulan sama seperti kak Fari saat berjanji padaku hanya bertugas empat bulan namun pulang sepuluh bulan kemudian. Entahlah. Yang pasti hanya akan rindu nantinya yang menemaniku.

Entah sejak kapan perasaan ini mulai tumbuh. Cinta, nyaman, khawatir dan mungkin nantinya rindu. Yang pasti aku telah menyadari semua perasaan ini menjadi lebih besar sejak hari dimana ia mangucapkan kalimat sakral di hadapan Denis.

Semoga rasa ini bukan hanya sekedar rasa mengagumi semata. Namun rasa cinta yang tetap berada di jalannya.

Trisha Zeline Angraeni

Itulah isi diary Zel hari ini. Semua curhatannya yang tidak bisa ia ungkapkan pada orang lain, ia ungkapkan dibuku itu.

****

Revisi, 15.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang