"Terkadang rasa rindu dapat membuat sifat seseorang berubah dalam jangka waktu singkat ataupun lama."
-Ana Ubibbuka Fillah Komandan-
****
Setelah selesai melakukan kegiatan sosial bersama ibu persit lainnya, Zel cepat-cepat menuju rumah untuk mempersiapkan buku-bukunya karena sebentar lagi di kampus ia akan melaksanakan ujian.
"Hm... sepi juga ya nggak ada temen di rumah. Nggak ada yang bisa diajak ngobrol." Ujar Zel entah pada siapa. "Kalau nelepon mamah pasti jam segini udah tidur, nelepon kak Fari nggak mungkin apalagi kak Yusuf."
Akhirnya Zel pun mengeluarkan diarynya untuk menuliskan semua keluh-kesahnya.
Bandung, 21.57 WIB
Hari ini adalah hari pertamaku merasakan menjadi seorang ibu persit yang sebenarnya. Mulai dari kegiatan sosial, obrolan-obrolan seputar persit, hingga rasanya ditinggal oleh seseorang yang kita sayang untuk bertugas.
Aku tau, cintaku masih bisa menunggu, namun tidak dengan cintamu terhadap negara. Cinta terhadap negera adalah segalanya bagimu.
Aku tau cintamu untukku belum tumbuh sepenuhnya. Tapi aku sangat menghargai semua yang telah kau lakukan. Walau kau belum bisa mencintaku tapi kau sudah bisa menghargai cintaku. Itu sudah lebih dari cukup.
Mulai sekarang dan beberapa bulan kedepan hidupku akan sangat sunyi tanpa peringatan-peringatan darimu. Tanpa cerita-cerita darimu.
Selesaikanlah tugasmu disana. Dan aku pun akan menyelesaikan tugasku di sini. Aku akan tetap setia menunggumu di sini, walau itu sulit bagiku.
Trisha Zeline Angraeni
Zel pun tutup diarynya lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sepi. Itulah yang sedang Zel rasakan sekarang. "Selamat tidur kak." Ujar Zel lalu menutup kedua kelopak matanya.
****
"Zel lo udah mulai ngampus lagi sekarang?" Tanya Citra sambil merangkul bahu Zel. Zel hanya mengangguk samar. "Lo kenapa sih Zel, lesu amat?" Tanya Nur yang di angguki oleh Citra.
"Gapapa kok, aku cuma kecapean aja. Kemarin aku ikut kegiatan persit sampe sore, udahnya nyiapin tugas-tugas buat sekarang." Ujar Zel memberi penjelasan.
"Cie, cie, sekarang ngomongnya aku-kamu, bukan lo-gue lagi." Goda Citra membuat pipi Zel memerah. "Apaan sih. Em... udah kebiasaan aja sekarang bilangnya jadi aku kamu, emang salah ya?"
"Enggak kok gak salah, cuma lucu aja."
"Apanya yang lucu?"
"Yah lucu lah, seorang Zeline yang rusuh ngomong asal-asalan sekarang jadi pendiem ngomongnya juga santun." Ujar Citra. "Ouh."
Zel pun langsung pergi menuju kelasnya meninggalkan Nur dan Citra.
"Si Zel kenapa sih? Dia ada masalah ya sama si kak Yusuf?" Tanya Nur kepo.
"Lah mana gue tau, gue bukan nyokapnya kali. Udah ah mending kita nyusul dia." Ujar Citra. Mereka pun menyusul Zel menuju kelas karena kelas yang akan mulai sebentar lagi.
****
"Zel pulang bareng yuk." Ajak Nur. "Iya Zel, bareng yuk. Udah lama nih nggak bareng sama lo."
Zel menggelengkan kepalanya. "Aku di jemput Denis." Tak lama setelah itu sebuah mobil pun berhenti di depan mereka. "Zel ayo masuk." Titah Denis.
Zel mangangguk. "Aku duluan ya, assalamu'alaikum." Pamit Zel pada Nur dan Citra.
"Waalaikumsalam."
Mobil yang dikendarai Denis pun pergi dari parkiran kampus. "Si Zel kenapa sih?" Tanya Nur heran. "Au." Ujar Citra lalu masuk kedalam mobil meninggalkan Nur.
Di mobil suasana sangat hening. Tidak ada yang membukan topik untuk di bicarakan, hingga akhirnya Denis menyadari sikap Zel yang menjadi pendiam.
"Kamu kenapa?" Tanya Denis dengan mata yang masih fokus melihat ke arah depan.
"Gapapa kok." Balas Zel dengan suara kecil namun masih bisa di dengar oleh Denis.
"Bohong, kamu dari tadi diem. Kamu kenapa?" Tanya Denis lagi dengan nada yang lebih tinggi. Mendengar Denis dengan nada yang tinggi Zel pun melirik padanya dengan tatapan tajam. "Kamu bisa nggak sih gak usah ngurusin hidup aku? Emangnya kamu siapa ngurusin hidup aku hah?" Tanya Zel terbawa emosi.
"Aku kakak kamu. Aku berhak ngurusih hidup kamu." Ujar Denis dengan penekanan.
"Kamu bukan kakak aku. Kakak aku cuma kak Fari." Ujar Zeline membuang muka.
Hoek... hoek...
"Zel kamu kenapa?" Tanya Denis khawatir. Zel tidak menjawabnya melainkan ia malah memegangi perutnya dan menutup mulutnya rapat.
"Kita ke rumah sakit sekarang."
****
Revisi, 15.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Teen FictionZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...