AUFK-20

6.7K 278 0
                                    

"Ikhlaskan yang sudah pergi, jalani hari-hari selanjutnya dengan tawa canda."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Sudah 4 hari semenjak kehilangan Fari namun masih belum ada kabar tentang keberadaan yang sebenarnya. Tiara memang sudah mulai membaik tapi terkadang dirinya akan kembali down disaat mendengar nama Fari ataupun mengingat beberapa kenangan bersama Fari. Arfan pun tidak bisa menemani Tiara karena mendapatkan tugas ke luar kota untuk beberapa minggu ke depan. Jadilah Zel, Indri dan Denis yang menjaga dan menemani Tiara selama di rumah sakit.

Sekarang Zel tengah terduduk di bangku taman rumah sakit. Mungkin itu akan menjadi tempat favoritnya untuk beberapa saat ini.

Pikiran Zel benar-benar kosong untuk hal lain, hanya Farilah yang ada dipikirannya sekarang. Ia hanya ingin mendengar tentang kakaknya yang selamat, hanya itu.

Drit... drit...

"Assalamualaikum kak, ada kabar tentang kak Fari?"

"...."

"Beneran kak? Gimana keadaan kak Fari sekarang? Kak Fari selamatkan kak?"

"...."

"Kakak bohong kan. Nggak mungkin kak. Kak Fari pasti selamat. Kak Fari nggak mungkin udah meninggal. Kakak jangan bercanda."

"...."

"Nggak, kak Fari pasti selamat kak. Aku yakin."

"...."

"Waalaikumsalam."

Panggilan pun terputus yang dilanjutkan dengan isak tangis. "Kakak. Zel yakin kakak selamat." Ujar Zel lirih dalam isak tangis.

Merasa ada yang memegangi bahunya Zel melirik ke arah belakang melihat siapa orangnya. "Dokter." Ujar Zel lalu berusaha menghapus air matanya. "Dokter ngapain di sini?"

Seperti biasanya Rayhan hanya memberi sapu tangan. "Lap air mata kamu. Aku nggak mau liat kamu netesin air mata kecuali air mata kebahagiaan." Titah Rayhan. Zel hanya menurut pada Rayhan walaupun sesekali masih sesengukan. "Kamu jangan terlalu banyak pikiran, kasihan bayi kamu. Inget sekarang kamu bukan bertanggung jawab atas diri kamu sendiri, melainkan bertanggung jawab atas janin yang ada di perut kamu juga."

Zel hanya menunduk merasa bersalah. "Maaf dok."

"Gapapa, aku ngerti kok posisi kamu sekarang. Setidaknya kamu harus jaga pola makan kamu." Ujar Rayhan sambil memberi seulas senyuman. "Kamu belum makankan dari tadi pagi?" Tanya Rayhan yang di angguki Zel. "Ya udah sekarang kita ke kantin. Inget kamu nggak boleh nyiksa diri kamu sendiri." Ujar Rayhan lalu beranjak menuju kantin yang diikuti Zel di belakangnya.

****

Baru beberapa sendok nasi yang masuk ke dalam mulut Zel, namun dia sudah bilang kenyang. "Kamu baru makan 5 sendok, ayo sedikit lagi aja." Ujar Rayhan.

Zel menggelengkan kepalanya. "Aku udah kenyang dok. Kalau dipaksain bisa-bisa semuanya keluar lagi."

"Ya udah, sekarang kamu minum dulu." Ujar Rayhan sambil memberikan segelas air. "Makasih dok."

Setelah selesai makan Zel pamit pada Rayhan untuk melihat keadaan Tiara. "Den, gimana keadaan mamah? Terus bunda mana?" Tanya Zel saat melihat Denis yang sedang duduk di sofa.

"Tante Tiara udah mulai baikan, besok dia udah boleh pulang kata dokter. Kalau bunda katanya mau ke minimarket yang ada di sebrang." Ujar Denis menjelaskan.

Apa aku kasih tau tentang kak Fari yah ke mamah? Tapi, nanti mamah bisa syok lagi. Aku gak mau mamah down lagi. Batin Zel gelisah.

"Zel." Panggil Tiara membuyarkan lamunan Zel. "Eh, iya mah. Ada apa?"

Seketika Tiara tersenyum melihat kelakuan Zel yang seperti kepergok mencuri. "Mamah udah tau kok. Fari udah meninggalkan." Ujar Tiara dalam isak tangis. "Kamu nggak usah bohong lagi Zel. Mamah udah tau semuanya."

Mendengar ucapan Tiara, Zel tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia pun ikut menangis dipelukan Tiara. "Maaf Zel nggak ngasih tau mamah." Ujar Zel dalam isak tangis.

"Fari udah tenangkan disana." Ujar Tiara dengan senyum tipis, namun masih bisa terlihat begitu terpuruk dirinya.

****

Revisi, 15.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang