AUFK-38

5.4K 243 15
                                    

"Mengikhlaskan bukanlah suatu hal yang mudah, namun mengikhlaskan adalah suatu hal yang menenangkan."

-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-

****

Setelah setengah jam berbincang akhirnya Zel pun pamit untuk pulang karena setelah ini dia akan pergi ke rumah Tiara karena sudah cukup lama dirinya tidak berkunjung. "Tan aku duluan ya, tante cepet sehat ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Citra pun mengantarku keluar dari ruang inap mamanya sambil mencari Ulfa dan Sabrina yang sendari tadi bermain di taman. "Anak-anak pada main di mana ya Cit, kok nggak ada sih dari tadi?" Tanya Zel khawatir karena tidak menemukan keberadaan putrinya dan juga Sabrina. "Iya yah, mereka kemana coba."

"Sus." Panggil Citra saat melihat seorang suster lewat. "Ada apa bu Citra?" Tanya suster tersebut karena memang sudah kenal dengan Citra. "Suster liat anak saya nggak? Citra."

"Hah? Citra?"

"Ehh, maksudnya Sabrina sus."Ujar Citra malu.

Suster tersebut pun hanya tersenyum menahan tawa sama seperti halnya Zel. "Tadi saya liat Sabrina di sana sama anak perempuan lainnya." Ujar suster tersebut sambil menunjuk ke arah taman yang satunya lagi. "Oh iya sus makasih."

Citra dan Zel pun langsung pergi menuju taman yang di tunjuk oleh suster tadi. "Kamu kalau lagi khawatir jangan suka nanya-nanya deh, kebiasaan. Masa nama anak sendiri aja sampai lupa sih Cit." Ujar Zel mengejek. "Kamu mah gitu ah Zel. Ini juga kan gara-gara Sabrina nggak ada di taman tadi, ya udah pasti aku khawatirlah." Ujar Citra membela diri.

"Eh Zel, liat deh. Itu kan Ulfa sama Sabrina, kok mereka sama cowo sih?" Tanya Citra memastikan. "Jangan-jangan mereka mau di culik lagi." Ujar Zel khawatir.

Mereka pun buru-buru menghampiri kedua anak mereka. "Ulfa, Sabrina sini." Panggil Citra dari jarak yang tak terlalu dekat. Ulfa dan Sabrina pun menenggok ke arah sumber suara lalu berlari menghampiri Citra dan Zel.

"Sayang itu siapa?" Tanya Citra pada Sabrina. "Itu om baik mih." Ujar Sabrina. "Itu om yang waktu itu nyelamatin Ulfa bun, om Adri." Deg...

Seperti ada hal yang berbeda ketika Zel mendengar nama itu lagi. Adri? Kak Fari? Entah apa yang dipikirkan Zel sekarang. Yang ia mau sekarang hanyalah pergi dan tidak pernah melihat kembali wajah orang yang bisa mengingatkan dirinya pada kak Fari lagi.

"Ulfa ayo kita pulang sekarang." Ujar Zel. "Tapi bunda, kita kan mau ke rumah eyang dulu."

"Bunda nggak enak badan, kita ke rumah eyangnya nanti aja ya." Ujar Zel sambil membawa Ulfa berjalan menjauhi taman tersebut diikuti oleh Citra dan Sabrina. "Zel, kamu kenapa sih tiba-tiba pergi gitu aja?"

"Aku gapapa kok Cit. Aku sama Ulfa pulang dulu ya, assalamualaikum." Zel pun pergi bersama Ulfa meninggalkan Citra dan Sabrina.

****

"Assalamualaikum." "Ayah!" Teriakan itu menyambut kedatangan Yusuf. "Hey Ulfa kenapa? Kok mukanya di tekuk sih?" Tanya Yusuf sambil mengendong Ulfa.

"Bunda bohong ke Ulfa. Katanya hari ini mau ke rumah eyang." Ujar Ulfa cemberut. Yusuf pun tersenyum lalu mengelus pucuk kepala Ulfa. "Mungkin bunda cape. Terus sekarang bunda di mana?"

"Bunda di kamar." Yusuf pun menurunkan Ulfa dari pangkuannya lalu menyuruhnya untuk masuk ke kamarnya terlebih dahulu sedangkan Yusuf pergi ke kamarnya. "Zel."

Yusuf pun menghela napasnya dalam lalu mulai mendekati Zel yang terduduk di sisi kasur sambil memegangi sebuah figura. "Kamu kenapa?" Tanya Yusuf ikut duduk di sebelah Zel.

"Kak Fari masih hidup." Ujar Zel lalu memeluk Yusuf, menumpahkan semua tangisannya dalam dekapan Yusuf. "Kamu harus ikhlas."

****

Revisi, 23.09.2019

Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang