"Khawatir adalah tanda jika seseorang ketakutan hal yang di cintainya kenapa-napa."
-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
"Kamu kunci aja pintunya. Aku pulang kira-kira jam sebelas." Ujar Yusuf. "Iya kak."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Zel pun mencium punggung tangan Yusuf yang dibalas dengan kecupan di dahi Zel. Zel pun menutup pintu rumahnya setelah Yusuf pergi untuk bertugas. Zel pergi menuju kamar mandi untuk berwudu karena sebentar lagi azan isya akan berkumandang.
Ting... Zel mengambil ponselnya yang sempat ia tinggalkan di atas nakas. Nomor gak dikenal? Batin Zel. Zel membuka isi pesan yang nomor tersebut kirimkan padanya.
+62821××××××××
Jangan merasa bahagia karena lo udah dapetin Yusuf. Gue nggak bakal tinggal diem buat ngerebut Yusuf balik. Lo tinggal tunggu aja waktu mainnya.Itulah kurang lebih isi pesan yang dikirim dari nomor tak dikenal itu. "Apa ini Julia?" Tanya Zel pada dirinya sendiri.
اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Azan sudah berkumandang Zel kembali meletakan ponselnya di atas nakas lalu menggunakan mukenanya untuk melaksanakan salat isya.
°°°°
"Suf gimana kondisi istri kamu? Kata istri saya istri kamu lagi ngandung ya?" Tanya Reizy saat Yusuf baru saja tiba. "Alhamdulillah baik."
"Oh ya, besok kan libur tugas kalian mau pada bawa keluarga kalian kemana?" Tanya Satria ikut nimbrung. "Gimana kalau kita main bareng aja." Usul Dave. "Boleh juga."
"Ben, kamu gimana?" Tanya Dave pada Beni yang sedang sibuk menggunakan sepatunya karena habis salat. "Boleh aja, nanti biarku tanya istriku dulu." Dave dan yang lainnya pun mengangguk.
"Aku salat dulu ya." Izin Yusuf pada teman-temannya. "Aku ikut Suf." Ujar Reizy diikuti oleh Satria.
****
Hari telah larut, namun Yusuf baru pulang dari tugasnya. "Jam segini Zel masih bangun nggak ya?" Tanya Yusuf di depan pintu.
Tok... tok... tok...
"Zel, assalamualaikum." Ujar Yusuf pelan. Sudah hampir sepuluh menit Yusuf menunggu, namun tidak ada tanda-tanda sedikit pun Zel akan membukakan pintu rumah. "Apa dia udah tidur?" Yusuf pun mencoba mencara kunci cadangan yang biasa simpan di bawah pot bunga.
Cklek...
"Zel, assalamualaikum." Ujar Yusuf lagi saat berhasil masuk kedalam rumah. "Kok nggak ada yang jawab sih? Apa dia udah tidur ya?" Yusuf pun pergi menuju kamarnya dan Zel.
"Zel." Panggil Yusuf lagi. Saat akan memasuki kamar Yusuf mendengar suara percikan air dari arah kamar mandi. "Apa dia lagi di kamar mandi ya?" Yusuf pun mencoba mengetuk pintu kamar mandi. Namun sayang tetap tidak ada jawaban sama sekali dari arah dalam.
Yusuf mulai mendobrak pintu kamar mandi karena takut terjadi sesuatu pada Zel dan juga jabang bayinya. Bugh...
"Kak Yusuf ngapain?" Tanya Zel dari belakang saat Yusuf berhasil mendobrak pintu kamar mandi. Yusuf hanya melongo kebingingan. "Aku kira kamu ada di dalem. Aku takut kamu kenapa-napa." Ujar Yusuf malu.
Zel terkekeh kecil saat melihat ekspresi muka Yusuf yang seperti orang kebingungan. "Zel tadi ketiduran di kamar. Tadinya Zel mau mandi pas mau ngambil baju ganti Zel malah tidur-tiduran di kasur eh kebablasan deh." Ujar Zel membuat Yusuf tambah malu.
"Ya udah kalau gitu sekarang aku duluan yang mandi." Ujar Yusuf langsung menutup pintu kamar mandi. "Ih.. kak Yusuf, kan aku yang mau mandi." Ujar Zel kesal.
"Kalau mau mandi bareng sih gapapa." Ujar Yusuf samar dari arah dalam namun masih bisa didengar oleh Zel. "Gak mau." Zel pun kembali memasuki kamarnya lalu membuka whatsapp. Nomor gak di kenal lagi? Batin Zel heran.
+62821××××××××
Jangan merasa bahagia dulu deh lo. Baru dikhawatirin dikit juga sama Yusuf. Sok-sokan berebutan ke kamar mandi lagi. Inget gue bakal bikin lo menderita. Gue nggak bakal rela kalo lo harus hidup bahagia sama Yusuf.Zel menaikan sebelah alisnya heran. "Dari mana dia tau kalau aku sama kak Yusuf habis berebutan buat ke kamar mandi?" Tanya Zel heran. "Lagi ngapain?" Suara bariton tersebut dapat membuat Zel terkejut hingga ia hampir saja melepaskan ponselnya dari genggamannya.
"Astagfirullah, kakak ngagetin aja sih." Ujarnya kesal. "Lah, kamu ngapain serius banget baca chatnya? Emang dari siapa sih?" Yusuf berusaha melihat pengirim pesan di handphone Zel, namun selalu dihalingi oleh Zel. "Kakak rambutnya masih basah ih."
Yusuf menjauhkan kepalanya dari Zel. "Keringin dulu rambutnya. Zel mau mandi dulu." Zel pun mematikan ponselnya lalu menyimpannya di atas nakas. Yusuf kembali mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang tergantung di lehernya tidak ingin membuka privasi istrinya, walaupun ponsel Zel ada di atas nakas.
****
Revisi, 19.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Teen FictionZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...