"Membuat orang tersenyum itu mudah, yang susah membuat orang selalu tersenyum."
-Ana Uhibbuka Fillah Komandan-
****
"Zel." Panggil Yusuf sembari menyeruput kopinya. "Ya kak?" Yusuf menaruh kopinya di atas meja. "Hari ini kita jalan-jalan bareng Reizy sama yang lainnya ya."
"Ada bu Kia?" Tanya Zel sambil menuangkan nasi goreng untuk Yusuf. Yusuf berdeham. "Iya ada, bu Dara, bu Imel sama Bu Gwen juga ada." Ujar Yusuf kembali menyeruput kopinya. "Emang mau kemana?"
"Emm, kurang tau sih. Nanti biar aku tanya dulu ke Dave." Zel mengangguk lalu kembali menyiapkan sarapan untuknya dan Yusuf.
Ting...
Zel mengambil ponselnya yang berada di atas meja makan. Nomor gak dikenal lagi. Batin Zel. "Pesan dari siapa Zel?" Tanya Yusuf heran karena Zel langsung terdiam begitu membuka ponselnya. "Bukan siapa-siapa kok kak. Cuma dari nomor nggak kenal yang suka nawarin peminjaman kaya gitu." Ujar Zel berbohong. Ya Allah, Zel enggak ada niatan buat bohongin kak Yusuf. Maafin Zel Ya Allah. Batin Zel. Zel pun berdiri dari duduknya mendekati kompor.
+62821××××××××
Enak ya lo hari ini mau jalan-jalan sama Yusuf sama temen-temennya. Tapi inget gue bakal bikin lo celaka.Apaan sih ini? Batin Zel heran. Sudah tiga kali ia mendapatkan pesan seperti ini dan entah pesan itu dikirim oleh siapa.
"Zel, kamu kok bengong sih?" Tanya Yusuf membuyarkan lamunan Zel tentang pengirim pesan misterius itu. "Hah? Nggak apa-apa kok kak. Aww." Karena kaget Zel tidak sengaja menyentuh wajan yang masih panas yang berada di sampingnya.
"Ya Allah Zel, kamu kok nggak hati-hati sih. Tangannya gapapa?" Tanya Yusuf sambil memegangi tangan Zel yang terkena wajan dengan sesekali meniupnya. "Nggak apa-apa kok kak, cuma perih dikit aja. Kakak makan aja dulu, Zel mau ngambil kotak obat dulu."
Belum selangkah Zel meninggalkan posisinya Yusuf sudah menahan Zel. "Biar aku aja. Kamu dinginin luka kamu pake air keran aja dulu ya." Zel menuruti perintah Yusuf lalu menyalakan keran dengan tangan yang berada di bawahnya.
Yusuf kembali menuju ruang makan sembari membawa kotak P3K. "Sini tangannya biar aku obatin." Zel menjulurkan tangannya untuk diolesi salep. "Aish.."
"Perih ya." Zel mengganggukan kepalanya sambil sesekali meringis. "Aku tiupin ya." Yusuf mulai meniupi luka Zel pelan membuat pipi Zel memerah. Yusuf tersenyum saat melihat reaksi Zel yang lucu baginya. "Ya baper, itu pipi sampe merah kaya pake blush on tebel aja." Ujar Yusuf sambil terkekeh.
Mendengar itu pipi Zel malah semakin memerah karena malu. "Ih, kakak apaan sih, siapa juga yang baper. Zel cuma kepanasan kok." Elak Zel sambil mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengipasi.
"Siapa yang bilang kamu yang bapernya? Orang tadi aku bilang 'ya baper' bukan 'ya Zelnya baper'." Ujar Yusuf membuat pipi Zel semakin memerah. "Kakak!" Bukannya meminta maaf Yusuf malah tertawa. "Ya, marah." Ujar Yusuf dengan wajah menggoda. "Ya udah sini biar aku suapin. Aaa." Zel membuka mulutnya lebar bersiap menerima suapan dari Yusuf. "Amm nyam nyam nyam."
"Kakak ih." Zel memanyunkan bibirnya seperti bebek karena Yusuf malah memakan suapannya untuk dirinya sendiri. "Hahaha, iya iya, buka mulutnya. Aaa." Zel langsung melahap suapan dari Yusuf cepat sebelum ia menjahilinya lagi. "Dasar." Ujar Yusuf menggelengkan kepalanya.
Drit... drit...
Yusuf mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. "Aku angkat telepon dulu ya." Zel mengangguk sambil melanjutkan makan nasi goreng milik Yusuf.
"Halo Dave, kebetulan kamu nelepon. Kita jadinya jalan-jalan jam berapa?"
"...."
"Oke, nanti ketemuan disana aja langsung ya."
"...."
"Siapa kak?" Tanya Zel spontan saat Yusuf baru saja memasukan ponselnya kedalam saku celana. "Dave. Dia ngabarin kalau nanti ketemuan jam satu, kita langsung ketemuan di sana aja." Zel mengangguk mengerti sambil ber o ria.
Yusuf pun duduk kembali di sebelah Zel. "Loh, kok nasi aku tinggal sedikit sih." Ujar Yusuf pura-pura kecewa. Zel hanya menyengir kuda dengan mulut yang masih penuh dengan nasi goreng. "Hehe, Zel lupa kalau itu nasi punya kakak. Ya udah kakak makan yang Zel aja." Ujar Zel sambil memberikan sepiring nasi goreng baru.
"Aku maunya disuapin sama kamu." Ujar Yusuf menggoda. "Nggak mau. Zel mau ke kamar dulu, mau ganti baju." Zel pun pergi meninggalkan Yusuf sendirian di ruang makan sambil sesekali tertawa mengejek. "Dasar." Yusuf pun memakan sarapannya.
****
Revisi, 19.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Komandan [SELESAI]
Teen FictionZeline. Itulah nama gadis yang memiliki mimpi memiliki pasangan seorang tentara. Saat mimpinya telah terwujud ia malah harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Masalah pun mulai bermunculan semenjak ia menikah dengan Yusuf. Apa yang harus ia la...