2. Ikut Campur

1K 140 10
                                    

Lee Jihoon

"Malam ini kau lembur lagi?"

Ku lirik sebentar seseorang yang seperti menghalangi cahaya dari pintu ruanganku. Dan yang pastinya sedang bicara denganku. Karena yang tersisa diruangan ini hanya aku. Terutama karena ini ruang pribadiku.

"Hmm." Jawabku singkat.

Bukannya pergi, dia justru menghampiriku. Dengan lancang mengambil kursi Bumzu dan duduk disampingku. Menatapku dengan tatapan tajam yang tidak cocok dengan sifatnya.

"Wae?" Tanyaku singkat kembali. Terpaksa mengalihkan tangan-tanganku dari mouse yang sedang ku pegang sedari tadi.

"Manusia tidak bernyawa. Berhati dingin. Berwajah tembok." Tiba-tiba saja dia mengataiku dengan beberapa kalimat tajam. Aku tidak mengerti. Kenapa juga dia harus mengataiku begitu? Aku tidak punya masalah apa-apa dengannya hari ini. Khusus hari ini.

"Kalau tidak bernyawa, aku tidak mungkin hidup. Kalau hatiku dingin, aku juga tidak akan menanggapimu. Kalau wajahku datar, itu hanya karena aku pusing menghadapimu." Balasku. Sebenarnya sangat ingin mengabaikannya, tapi sesuai pengalamanku sebelum-sebelumnya. Semakin aku mengabaikannya, maka dia semakin akan menggangguku.

Tapi tetap saja aku akan kembali mengurus lagu yang sedang ku rekap ulang untuk penyanyi terbaru kami. Jika aku terus melihatnya, orang-orang akan menganggap kami penuh tanda tanya.

"Lee Jihoon!!"

"Kwon Soonyoung!!" Balasku. Ikut meninggikan suara. Habis dia selalu saja berteriak ketika ingin memanggilku. Padahal jarak kami tidak ada satu meter. Sesekali aku harus menyumpal mulutnya karena mengusik orang di ruangan pribadi seorang komposer.

Mengenai statusku sebagai komposer itu hanya beberapa orang yang tau, sebagian orang mengenalku sebagai produser muda. Padahal kenyataannya aku hanyalah pembantu produser Bumzu. Aku tidak benar-benar bekerja layaknya produser. Bahkan aku menggunakan pakaian santai setiap bekerja.

Bukan kemeja dan pakaian formal lain seperti penampilanku tadi pagi. Itu hanya kamuflase. Sejujurnya aku membawa baju ganti dan menggantinya saat di rest area.

Katakanlah aku penipu ulung. Karena sudah hampir 5 tahun aku membohongi orang-orang dari pekerjaanku. Sampai orang lain mempercayaiku dan mau menikahkan anak perempuannya padaku.

Bodoh.

Orang tua yang menikahkan anak perempuannya hanya karena aku seorang executive produser adalah pilihan bodoh. Yang kaya adalah keluargaku, aku hanya seorang komposer yang sedang dalam masa merintis usaha sendiri tanpa bantuan orang tua.

Tapi mereka tetap memaksakannya. Sampai anaknya sekarang senggara hidup denganku.

"Tidak perlu ikut memanggilku. Aku ingin bicara denganmu lagi." Dan dia Kwon Soonyoung. Temanku. Bisa dibilang dia teman yang paling tidak mengerti diriku.

"Dari tadi kau juga sudah bicara."

Dia selalu mendekatiku, padahal aku tidak suka didekati olehnya. Dia selalu mengajakku bicara, padahal aku malas bicara dengannya. Dia orang yang selalu memarahiku karena.. "Kau kan sudah punya istri, kenapa masih lembut terus? Kau tidak kasihan meninggalkannya sendirian di rumah? Setiap hari? Malam-malam kau meninggalkannya sendirian. Tidak punya hati."

"Umurku masih 25 tahun dan dia baru 20 tahun. Dia pasti lebih suka aku kerja lama-lama daripada aku mengekangnya." Jawabku datar. Tidak bisa benar-benar tidak memperdulikannya.

"Itu kau. Kau yang tidak bisa memperhatikan dan tau kondisinya. Aku yakin pasti anak diumur 20 tahun sedang ingin diperhatikan. Mereka sangat suka perhatian-perhatian kecil."

"Sepertimu yang suka cari perhatian dengan trainer baru ya?" Pancingku pada kebiasaan buruknya agar dia tidak membahas masalahku.

"Aku ini kan pelatih koreografi mereka. Bukannya cari perhatian, tapi mereka memang harus memperhatikanku agar tau gerakannya." Balasnya dengan menggebu-gebu. Padahal sudah malam dan dia seharian melatih koreografi, tapi energinya tidak ada berkurangnya.

Aku ingin tau bagaimana bisa dia memiliki energi yang tidak pernah habis. Bahkan ketika sakit saja dia masih bisa bertingkah.

"Itu sama saja."

"Kenapa kau mengalihkan pembicaraan? Aku sedang menasehatimu." Dia bahkan baru menyadarinya. Memang pria bodoh. Herannya aku masih bisa berteman baik dengannya.

"Nasehatmu itu berpengaruh apa-apa padaku."

"Itu karena kau tidak mau mendengarkanku. Kau tidak mau terbuka dengan pendapat orang lain untuk kebaikan pernikahanmu. Kau sungguh tertutup untuk itu. Bahkan kau tidak mau menceritakan masalah-masalah ini padaku. Kita sudah berteman 10 tahun."

"Terus kenapa? 10 tahun juga tidak akan boleh membuat orang lain tau masalah Woorin. Aku tidak ingin menyebar masalahnya, kau sudah tau alasanku menikahinya. Jadi kau hanya perlu tutup mulut dan tidak ikut campur urusanku." Kataku. Sedikit tajam. Sungguh, aku tidak suka orang lain ikut campur urusanku yang menyangkur Woorin. Istriku sendiri.

Masalahnya adalah masalah yang harus dia hadapi. Sekarang statusnya yang sebagai istriku hanya untuk membantunya. Aku membiarkannya hidup terbebas dari kesengsaraan. Apa itu tidak cukup?

Mau aku peduli atau tidak, aku belum bisa memutuskannya. Yang paling penting sekarang setidaknya dia bisa merasakan hidup sesukanya dengan menggunakan status sebagai istriku.

Ku kenakan headphone-ku kembali dan mengeraskan volume suara dari audio ku untuk menghindari suara Soonyoung. Aku malas mendengar ocehannya.

Sudah cukup Soonyoung tau setengah dari masalahku. Dia boleh tau seluruh masalahku. Alasan sebenarnya aku ingin menikah di usia muda dan banyak hal apapun tentangku. Tapi dia tidak punya hak untuk mengusik kehidupan Woojin.

Gadis itu saja tidak pernah mau menceritakannya padaku.

♡♡♡

Kemarin sisi Woorin, sekarang Jihoon. Jadi cerita ini akan ku buat dua versi. Satu dari sisi Woorin sebagai istri Jihoon. Dan satu lagi dari sisi Jihoon sebagai suami.

Jadi nanti bisa tau nih apa yang dirasakan keduanya 😁

Dan aku lupa memberitahu diawal chap. Cerita ini terinspirasi dari sebuah novel terjemahan Korea. Ceritanya itu soal pernikahan juga. Jadi karena seru, aku jadi mau coba. Siapa tau ternyata aku punya bakat disini 😁

Tenang saja. Semoga bagian, tempat, tokoh bahkan karakternya adalah buatanku sendiri. Tidak meniru ⚠

Ini murni imajinasiku. Jadi kita ada yang punya kritik, kalian boleh sampaikan ^^

Annyeong yorobun~

WWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang