55. Syal

607 75 10
                                    

Sudah 10 vote ya >.<
Sesuai janji, aku double up ya..

Tapi jaringanku lagi error nihh..
Ini saja baru connect lagi, jadi cepat-cepat up deh sebelum unconnect lagi 😅

Buat komentarnya, ku jawab nanti ya~
Happy reading ^^

♡♡♡

Lee Jihoon

"Whuamm.." Untuk kesekian kalinya aku kembali menguap diruang kerja pribadiku.

Padahal belum genap seminggu, tapi lembur lima hari saja rasanya sangat mengantuk. Aku sering tidak tidur karena mengerjakan lagu, tapi sepertinya tidak selelah ini.

Ku kucek mataku yang semakin berat ketika jam di mejaku menunjukkan pukul tiga pagi. Dua jam lagi Woorin akan sadar jika aku masih bangun.

Ku lihat wanita yang sudah tertidur sejak lima jam yang lalu. Saat aku masih pura-pura tidur dengannya, namun terbangun saat dia benar-benar terlelap. Ya.. aku hanya tidak mau dia ikut terjaga karena aku mau lembur mengerjakan janjiku pada appa.

Prediksi appa benar mengenai omset yang turun. Dalam hitungan hari, keuangan perusahaan menurun hanya karena sebuah perusahaan yang harus dirombak mati-matian. Lima hari ini aku berusaha keras mempertahankan grafik perusahaan untuk tetap pada titik sebelum appa meninggalkan jabatannya untukku.

Kepalaku sudah sakit memikirkan semua upaya untuk meningkatkan penjualan perusahaan. Aku berusaha meyakinkan para investor agar tetap menanamkan modalnya di perusahaan. Bahkan aku juga terus menarik investor baru dari berbagai kalangan.

Beruntung sebuah anak perusahaan yang lain tidak sulit ku kendalikan. Selama sebulan ini, aku hanya perlu membangkitkan perusahaan induk yang sebelumnya dipegang tuan Song saja.

Mengingat di mana tuan Song berada, sekarang aku sudah cukup tenang meninggalkan Woorin sendirian di rumah. Kabarnya tuan Song sudah dimasukkan ke rumah sakit jiwa dengan fonis gangguan jiwa setelah aku berusaha keras mempertahankan perusahaannya yang ku ambil alih. Tidak ku biarkan dia memegang sepersen pun perusahaan yang sudah dia bangun dengan menipu banyak orang.

Istrinya juga tidak ada kabar berita. Yang pasti dia tidak pernah mendatangi rumah kami. Semua aman dan nyaman untuk Woorin. Dia bisa hidup tenang tanpa perlu takut ada yang mengganggu kehamilannya yang memasuki usia 8 bulan.

Aku mematikan lampu meja yang menemaniku bekerja semalaman. Memutuskan untuk kembali memeluk Woorin dalam tidurnya agar dia tidak terbangun karena sadar aku tidak ada.

Ku lihat wajah Woorin dalam gelap. Wajahnya masih cerah dengan mata sembab sehabis menangis tadi. Saat aku pulang, aku sudah mendapati dirinya menangis kencang tanpa alasan. Itu sungguh membuatku sangat takut sekaligus shock.

Ku kira ada seseorang yang datang ke rumah, menyakitinya atau lebih parahnya nyonya Song yang hilang, ternyata ingin membalas dendam pada Woorin. Tapi ternyata hanya karena dia takut terjadi apa-apa saat proses bersalin. Aku benar-benar lega saat itu. Hampir saja aku serangan jantung jika terjadi apa-apa pada mereka.

Wajar jika Woorin mengalami ketakutan sebelum bersalin. Ini kehamilan pertamanya. Seorang ibu akan selalu takut setiap kali melakukan operasi membelah perut ini. Jika aku yang ada diposisinya pun, mungkin aku juga akan mati ketakutan. 

Beberapa kali aku meminta eomma datang untuk memberikan saran dan motivasi demi menguatkan jiwa Woorin. Aku tidak ingin dia stress dan justru semakin menyulitkan kondisi kandungannya.

Aku tidak siap jika kehilangan mereka berdua.

"Kalian harus baik-baik saja ya. Aku tidak mau kehilangan kalian berdua." Bisikku ditelinga Woorin. Mencium kepalanya. Lalu berlalu tidur dengan tangan menyentuh anak kami kelak.

WWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang