5. Istri yang Baik

992 137 14
                                    

Song Woorin

Ku dengar suara yang terdengar merdu di telingaku. Berbeda dari pagi biasanya yang membangunkanku dengan sebuah alarm yang berisik. Kali ini sebuah musik menemani pagiku dan membangunkanku dengan ketenangan yang dibaginya.

Aku tidak ingat hari ini hari apa. Yang ku rasakan setiap hari selalu sama. Tapi jika pagiku ditemani dengan dentingan musik. Itu artinya ini hari libur.

Semakin aku mengikuti suara itu. Semakin kuat juga musik yang terputar itu terdengar. Sekarang aku ingat.

Ini bukan weekend. Tapi..

"Woorin-ya.. Annyeong haseyo." Sapa ceria pria aktif itu. Kwon Soonyoung.

Yang ku tau dia hanya teman sekantor Jihoon. Aku tidak tau lagi apa hubungan mereka menjadi teman lama sejak kapan. Soonyoung. Dia pria yang baik, ceria dan selalu mau mengajakku bicara. Dan sepertinya dia juga selalu berusaha membuatku tertawa. Tapi selalu gagal.

"Aku akan buatkan minum." Pamitku begitu saja.

Aku sungguh tidak nyaman membalas keramahannya dengan sebuah kediamanku. Walau sepertinya dia juga sudah terbiasa dengan karakter suamiku yang 11:12 denganku.

"Tidak perlu repot-repot. Jihoon sudah membuatkannya."

Aku terkejut. Bukan karena terkejut jika suamiku bisa mempersiapkan minum untuk tamunya. Tapi terkejut karena aku sudah terlambat untuk melakukan tugasku. Secara kata yang berarti lain, aku membiarkan majikanku melakukan tugas pembantu.

"Aku akan menggantikan tugasnya." Balasku lagi. Mulai merasa risau.

"Tidak perlu." Suara datar itu segera bergabung dengan kami bersamaan dengan segelas air putih dan mungkin kopi yang digelas lainnya.

Jantungku semakin tidak karuan. Aku merasa seperti sudah melakukan kesalahan fatal. Padahal hanya tidak menyiapkan minum untuk tamu.

Soonyoung terus memperhatikanku yang menunduk selama Jihoon menaruh minumannya. Memberikan gelas air putih pada Soonyoung dan akhirnya namja sipit itu memprotes.

"Aku ini tamu, haruskah aku hanya meminum air putih sedangkan tuan rumahnya minum kopi?!" Ucap Soonyoung.

"Kau itu kan tamu yang kurang ajar. Untuk apa aku menyediakan minuman enak untukmu." Balas Jihoon sambil menyerut kopinya.

"Cih.. Aku tau aku ini lebih tampan darimu. Jadi kau tidak perlu iri. Kau setujukan Woorin-ssi?"

Tubuhku seketika membeku. Setuju apa? Aku sejak tadi tidak benar-benar fokus pada pertengkaran mereka. Aku hanya terfokus pada keteledoranku.

"Mau ku buatkan minuman lain?" Akhirnya aku lebih memilih mengatakan apa yang ku dengar saja.

Dari kursinya, Jihoon menyunjingkan senyumnya yang sedikit tertutup cangkir. Aku dapat mengetahuinya karena ia seperti mentertawakan Soonyoung. Atau dia mentertawakanku?

"Tidak usah tertawa kau!" Omel Soonyoung. Tidak tau siapa sebenarnya alasan Jihoon tertawa. Tapi Soonyoung yang lebih dulu tersinggung.

Tanpa memperdulikan Soonyoung, Jihoon kembali meneguk dan meletakkan cangkir itu. Dilihatnya laptop merah itu dan memutar sebuah lagu up beat dengan tempo yang cocok untuk dance.

"Dengarkan lagu ini dan coba pikirkan koreonya." Perintah Jihoon.

Soonyoung terlihat menahan sabar. "Tidak perlu, Woorin-ssi. Air putih akan membuatku lebih sehat daripada orang yang suka meminum kafein.

"Kau tersinggung?" Pertanyaan Jihoon sukses membuat persepsiku lainnya menjawab iya. Ternyata Jihoon memang mentertawakanku. Batinku.

"Diam kau. Aku sedang mendengarkan lagunya." Balas Soonyoung ketus.

WWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang