60. Tanggung Jawab

681 66 22
                                    

Lee Woorin

"Apa tidak apa-apa kami pergi duluan tanpa Jihoon?" Tanyaku ragu.

"Ne. Kau juga sudah beritahu dia juga bukan?" Jawabnya santai sambil bermain dengan anakku.

"Bagaimana kalau dia marah?"

"Dia hanya akan marah padaku. Kau tenang saja. Lagipula ini akan jadi kejutan untuknya. Kajja! Lebih baik kita segera ke sana sebelum Jihoon yang sampai duluan." Jelas Soonyoung.

Sebenarnya aku masih menunggu jawaban dari Jihoon. Tapi karena pria itu belum juga membaca pesanku, akhirnya ku putuskan untuk mengikuti Soonyoung.

Aku harap rencana kami berhasil dengan lancar.

♡♡♡

Lee Jihoon

"Nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan. Silahkan hubungi sesaat lagi." Lagi-lagi gadis operator ini yang menjawab panggilanku. Ke mana Woorin sebenarnya? Kenapa dia tidak menungguku. Aku kan hanya mengurus beberapa dokumen baru.

Soonyoung juga. Pria sipit itu juga tidak menjawab panggilanku, padahal teleponnya tersambung. Ke mana lagi dia membawa istri dan anakku pergi??

Dengan wajah geram, aku terus mengutak-atik ponselku untuk melayangkan pesan yang bertubi-tubi pada Soonyoung. Menyampahkan begitu banyak pesan yang sebenarnya tidak penting hanya agar dia merespon atau setidaknya membaca pesanku.

"Oppa.. Hanya mau mengingatkan, sebentar lagi oppa harus pergi ke pembukaan perusahaan cabang baru. Kalau tidak segera jalan, oppa akan terlambat." Info Somi dengan cara informal. Tanpa masuk ke ruanganku dan hanya menunjukkan setengah badannya di pintu.

"Ne." Aku pun menjawabnya dengan malas karena masih mengkhawatirkan keluargaku.

Aishh.. Jika aku tau alamat kantor baru Bumzu hyung, mungkin aku akan langsung menyusul ke sana sejak tadi. Tapi aku sama sekali tidak diberitahu. Sedangkan Istri dan anakku sudah dibawa pergi Soonyoung. Bagaimana aku bisa menyusul?

"Oppa!!" Teriak Somi.

"Aishh.. Ne.. Aku jalan sekarang." Jawabku. Dengan teriakan juga. 

Aku bergegas mengambil kunci mobil, memberikan beberapa berkas yang sudah ku tanda tangani pada Somi dan segera menuju lokasi pembukaan cabang baru itu.

Namun sebelum itu, ku pastikan terlebih dahulu jika aku sudah memberikan pesan pada Woorin jika aku akan terlambat ke pembukaan kantor musik Bumzu. Karena secara kebetulan, pembukaan kantornya sama dengan pembukaan cabang baru perusahaanku. Sama-sama bergerak dibilang musik pula.

Sungguh kebetulan yang menarik. Jangan-jangan pemiliknya orang yang sama. Tawa Jihoon dalam hati karena pikirannya ini.

Sesampainya di lokasi, ku pastikan berkali-kali kantor yang menjadi cabang baru perusahaan appa. Sepertinya benar, tapi kenapa aku merasa ada yang tidak benar?

Tidak ada nama kantor seperti yang ada didokumen. Lokasinya juga tidak ramai. Aku tidak salah tempat kan?

Aku meraih ponselku, berniat menelpon Somi untuk memastikan alamat yang ada diingatankanku benar. Tapi mataku teralihkan pada pesan yang dikirim Soonyoung.

Kwon Soonyoung
• Sekarang kau di mana?
• Kata somi kau sibuk, jadi aku bawa woorin dan anakmu duluan
• Kau urusi urusanmu dulu saja
• Bos besar kan tidak boleh lalai tugas
• Untuk istri dan anakmu tenang saja
• Mereka aman ditangan appa menggantinya sementara :D
• ✌✌✌

WWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang