Bonus [1]

546 66 28
                                    

Kwon Soonyoung

"Akhirnya pulang ke apartemen lagi!!" Teriakku di dalam mobil.

Manajer yang ada di sampingku dan sedang mengemudi hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan tetap tersenyum. Sudah terbiasa dengan teriakanku.

Aku baru saja pulang dari tur Jepang untuk promosi mini album terbaruku. Setiap hari ketemunya makanan jepang, bicara bahasa jepang dan melihat orang jepang. Aku tidak mengerti apa-apa. 

Padahal aku sudah lama belajar bahasa jepang. Tapi yang ku tau konichiwa, arigatou dan Hoshi.

Yap.. namaku itu diambil dari bahasa Jepang yang artinya bintang. Karena itu sampai sekarang sinarku masih bersinar terang di atas panggung. Aku disayangi banyak orang. Dan aku berharap fansku akan terus mencintaiku selamanya.

"Kau tidak mau pulang ke dorm?"

Aku menggeleng cepat dan yakin. "Aniyo. Aku mau pulang ke apartemenku dulu. Bosan di dorm. Sepi juga. Banyakan namja. Tidak ada yang bisa ku lihat." Celetukku.

Tidak. Alasan sebenarnya karena aku ingin lepas dari kegiatan idolku sesaat dan kembali ke masa-masa dimana aku masih berjuang. Itu bisa membuatku ingat pada diriku yang tidak ada apa-apanya dulu, sehingga aku tidak akan besar kepala dan tetap rendah hati juga.

Jika saja aku bisa mengajak Jihoon tinggal di apartemenku lagi. Pasti akan lebih terasa kenangan masa lalunya. Sayang, dia lagi sibuk mengurus keluarganya. Kabar-kabar, katanya Woorin juga sedang mengandung lagi.

Hebat juga dia. Jangan-jangan yang waktu itu berhasil lagi. Aku jadi penasaran bagaimana cara Jihoon mengajak Woorin. Aku tertawa-tawa dalam hati dan tersenyum geli memikirkannya.

Kalau sampai aku menanyakannya, aku bisa dibunuh lagi sama Jihoon.

"Kau lagi bahagia sekali. Kau tidak sedang menyukai seseorang bukan?"

Aku refleks tertawa. "Aku suka dengan siapa? Aku saja sibuk latihan. Yang ku sayang itu kan fans-fansku."

"Memang ya. Pantas saja fansmu pada histeris setiap kali kau bicara. Belajar dari mana bicara seperti itu?" Kata manajerku.

"Dari lubuk hatiku terdalam. Aku kan orang yang tulus dan baik hati." Cengirku.

Selang beberapa menit perjalanan menuju apartemenku, dengan pembicaraan melantur yang ke mana-mana, akhirnya kami sampai juga. Aku melihat dari kaca mobil. Gedung tua dengan lantai yang tidak banyak itu masih saja tidak mau menambah lantai yang lainnya.

Masih lebih pendek daripada gedung-gedung disekitarnya. Hanya catnya saja yang diperbaharui.

"Kau yakin di gedung ini tidak ada yang mengenalimu kan?" Tanya manajer. Memastikan untuk kesekian kalinya.

"Ne. Di dalam isinya lebih banyak orang tua. Mungkin hanya reseptionis dan cucu-cucu dari orang tua mereka yang datang untuk berkunjung. Ya mungkin begitu." Kataku. Berusaha meyakinkan.

"Perlu aku saja yang mengambilkan kuncinya?"

"Aku akan memesan kamar baru. Tidak mungkin mereka masih menyimpan kunciku setelah bertahun-tahun aku tidak tinggal di sini."

"Aku akan pakai kacamata hitam." Kataku lagi sebelum ditolak manajer kembali.

"Baiklah hyung, aku pergi dulu ya. Sekarang juga sudah malam, jadi tidak akan ada yang melihatku. Hyung bisa datang menjemputku subuh nanti. Jadi tidak akan ada orang lagi." Aku segera keluar dari mobil dan ke bagasi mengambil koperku sendiri. Aku kan idol yang mandiri.

Manajer mengeluarkan kepalanya lewat jendela dan memberikan pesan padaku, "Ingat! Hanya 4 jam disini, habis itu aku jemput dan kau tidur kembali di dorm." Lebih tepatnya mengingatkanku.

WWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang