S E B E L A S

3.9K 166 34
                                    


🌿 H A P P Y R E A D I N G 🌿

"seburuk-buruknya gue, gue nggak akan ngelakuin hal yang di luar batas yang ke depannya ngerusak masa depan gue, dan lo harus tau gue ngga bakalan ngerusak harga diri cewek karena gue juga punya ibu."

🔸🔹🔸

"Gavin yang main gitar!."

Mendengar perkataan Arkan, sontak membuat Naya memelototi Arkan yang mengusulkan ide.

Dilihatnya Arkan sedang mengacungkan jempolnya dengan wajah tanpa dosanya. Saking polosnya, Naya seperti ingin menyeleding Arkan karena usulannya itu.

"Gue juga setuju!!." Kali ini Naya memelototi Risa yang di balas dengan cengiran tanpa dosanya.

"Oke, gimana yang lain setuju, Kan?" tanya Risa.

"Setuju!!!" Naya menghela nafas beratnya dengan kesal.

"Dia kan bukan anggota OSIS." Kata Naya, berusaha meolak apa yang telah menjadi keputusan,"Tapi Gavin kan perwakilan panitia pensi , Kan?"

"Sama aja kali,Kak."

" Iya, Kak Nay, lagipula dari OSISnya udah diwakili sama kakak."

"Iya,Kak. Aku setuju. Lagian lumayan loh kalo Kak Gavin ikut berpartisipasi. Kali aja Kak Gavin bisa ikut donasi buat pensi kan,Kak?"

"Nag gue setuju tuh sama si adek manis ini,"

"Udahlah yaya plis sama Gavin aja, lagian sekarang kayaknya lo berdua lagi deket itung-itung buat proses pendekatan lah."

Mendengar perkataan Farhan sontak membuat Naya menoleh ke aahnya sambil melotot.

"Deket darimana coba? Pendekatan pala lo peang."

" yang pertama waktu itu gue engga sengaja liat lo masuk rumah Gavin, kedua kemarin gue liat lo pulang bareng Gavin."

Naya menghelan nafas berat, Arkan tidak tau kejadian apa sebenarnya yang terjadi. Yah namanya juga manusia senengnya menyimpulkan segala sesuatu tanpa tau apa alasannya.

"Gue enggak pulang bareng, cuman ada urusan aja." Kata Naya mengelak.

"Ya jadi apapu n itu alasan Kak Naya buat nolak keputusan kami semua tetep pada pendirian yaitu Kak Naya tetep sama Kak Gavin."

"Setuju!!."

Semua anggota OSIS langsung membenarkan apa yang baru saja keluar dari mulut adik kelasnya ini membuat Naya frustasi akan apa yang ia lakukan untuk mendapatkan alasan agar bisa menolaknya.

"Yaudah gimana nanti aja, kalau Gavin sendiri yang nolak , Gue rasa gue engga bisa maksain biar Gavin mau ya?"

Beberapa dari anggota OSIS mengangguk pasrah.

"Ya udah deh , tapi seengganya Kak Naya mau dan semoga Kak Gavin juga mau."

Naya menggaruk tekuknya yang tak terasa gatal sama sekali. Sejujurnya Naya bingung dengan jawaban Gavin nanti. Yang pertama jika Naya ditolak ia akan malu denga semua anggota OSIS lainnya. Tapi jika diterima pun Naya malas harus sering bertemu dengan si dingding es berjalan itu membayangkan nya saja Naya sudah pasrah.

"Ya udah rapatnya kita lanjut besok pulang sekolah." Kata Naya

Semua anggota OSIS mulai meninggalkan ruangan.

🔸🔹🔸

Naya masih menunggu jemputannya di halte depan sekolahnya, ia sengaja tidak membawa mobilnya karena sedang di rawat di bengkel.

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang