T I G A B E L A S

4K 139 15
                                    

Satu minggu telah berlalu. Dan seminggu berlalu pula adalah waktu yang sering digunakan Gavin dan Naya untuk berlatih akustik untuk acara pensi sekolah nanti, membuat keduanya mau tidak mau harus menjadi sedikit agak lebih dekat.

Iya,sedikit. Malahan masih seperti orang musuhan. Tapi boro-boro musuhan, musuhan mah masih mending mereka kaya orang engga kenal.

Kini seluruh siswa maupun siswi SMA Mahardika tengah berada pada jam free class alias jamkos dan waktu sebentar lagi akan memasuki jam istirahat. Semuanya pergi ke tempat favorite mereka atau bahkan sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Gavin dan teman-temannya memilih bersantai di rooftop sekolah. Mereka menghabiskan waktu dengan obrolan mereka yang tekadang engga ada faedahnya sama sekali.

Arkan yang baru saja datang membawa kresek berisi makanan dan minuman yang telah di pesan oleh teman-temannya tadi langsung meletakannya di meja yang berada di tengah-tengah mereka.

"Tuh!" ucap Arkan, langsung duduk di sebelah Raim.

"Thank's ,Bro!" ucap Raim dan Arviz berbarengan.

Gavin langsung mengambil minumannya lalu meneguknya* ngga lupa di buka dulu yah!*

"Vin?" panggil Arviz, membuat Gavin yang sedang minum, memberhentikan aktivitas minumnya dan langsung menoleh ke arah suara.

"Hm."

"Akhir-akhir ini gue liat kayaknya lo makin deket sama Naya,Lo nyimpen perasaan sama dia gitu atau gimana?" tanya Arviz membuat Gavin manaikkan kedua alisnya.

" bener,Vin. Semenjak lo disuruh buat akustikan bareng Naya, lo jadi deket. Lo suka ya sama dia ?" timpal Raim, membuat Gavin menggelengkan kepalanya.

Memang Gavin telah menceritakan semua yang terjadi padanya ke semua temannya. Dan langsung di sambut baik oleh ketiga temannya itu.

"Nggak! Gue cuman latihan doang sama dia."

Sementara Arkan, langsung memicingkan mata kepada Gavin mencari kebohongan atas apa yang terjadi dengan Gavin.

"Kenapa,Lo?" tanya Gavin sambil menautkan sebelah alisnya.

Arkan menggelengkan kepalanya " cuman mencari kebohongan atas ucapan,Lo."

Gavin lalu memutar bola matanya malas

"Nggak jelas,Lo."

"Ya kan gue cuman mau mastiin doang. Kali aja lo bohong kalau lo nggak suka sama Naya," kata Arkan, membuat dua teman lainnya terkekeh pelan.

"Nggak mungkin lah !" ucap Gavin penuh penekanan.

Setelah itu hanyalah keheningan dan aktivitasnya masing-masing.

Suara salah satu handphone di antara mereka pun tiba-tiba berbunyi. Sebuah notifikasi masuk, membuat semuanya spontan mengecek handphonennya.

"Bukan handphone gue," kata Arkan, membuat Arviz ikut mengangguk.

"Nggak mungkin lo,Im, secara kan lo jomblo akut dan abadi yang kurang belaian dan lirikan jadi mana ada yang mau nge-chat,Lo!" kata Arviz, membuat Raim menoyor kepala Arviz. Dan Arkan hanya terkekeh dengan tingkah Tom and jerry sahabatnya itu.

Melihat kelakuan sahabatnya membuat Gavin menggelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan dan menatapnya jengah. Ia langsung membuka handphonennya dan mulai membalas pesan yang dikirimkan seseorang di sebrang sana.

Setelah membaca pesan itu Gavin tampak senyum-senyum sendiri, mmbuat ketiga sahabatnya saling pandang heran. Arkan dengan spontan langsung merebut handphonen milik Gavin, membuat cowok itu menatap Arkan dengan tatapan tajam siap membunuh.

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang