"Ikut gue!."
Mendengar suara berat dari Gavin membuat Naya merasa meinding mendengarnya
Tanpa menunggu perintah selanjutnya, Naya segera mengikuti Gavin keluar dari gudang tersebut.
Tanpa disadari Naya, Gavin sedang meperhatikan Naya yang menepuk-nepuk dada karena sedikit sesak napas akibat asap rokok di dalam ruangan tadi.
"Lo bawa mobil?" tanya Gavin.
"Iya, gue bawa, Kenapa?"
"Gue tunggu lo di depan gerbang sekolah."
Tanpa menghiraukan apa jawaban selanjutnya dari Naya, Gavin segera berlalu menuju helaman parkir sepeda motor disebelah selatan, sedangkan Naya dengan wajah pasrah segera bergegas menuju halaman parkir mobil di sebelah utara.
Beruntungnya motor Gavin sudah kembali setelah tadi oagi motornya itu mogok. Jadilah Gavin dapat pulang dengan membawa motornya.
Dari kejauhan terlihat sosok Gavin yang duduk santai di atas motor sport hitamnya dengan helm full face merah yang membuat dirinya tampak begitu serius sekaligus misterius.
Naya menghentikan mobilnya tepat di sebelah motor Gavin. Gavin menatap ke arah mobil dalam Naya sejenak lalu menstater motornya.
Naya tampak uring-uringan mengikuti kelihaian Gavin menguasai jalanan. Beberapa kali Gavin mampu dengan mudah menerobos kemacetan jalanan sedangkan Naya terpaksa mengklakson terus-menerus sehingga kendaraan di depannya memberikan sumpah serapah pada gadis itu karena Naya seperti pengendara yang suka uring-uringan di jalan.
Setelah melewati kemacetan, Naya melihat motor Gavi berhenti di pinggir trotoar jalan seakan menunggu dirinya yang sejak tadi ketinggalan.
Baru saja Naya menghentikan mobilnya untuk beristirahat sejenak dari acara kebut-kebutan yang baru saja dia selesaikan, Gavin segera menstater kembali motornya dan meninggalkan tempat tersebut.
Sontak hal itu membuat Naya geram. Dengan kemarahan yang sudah memuncak, dia berhasil menyejajari motor Gavin dan segera berteriak dengan suara lantang.
"Woy!! Bisa pelan dikit ngga sih? Gue bawa mobil dan gue juga bukan pembalap!." Ucap Naya sambil berteriak dari dalam mobil yang membiarkan kacanya terbuka.
Bukannya mengurangi kecepatan, Gavin malah semakin menambah kecepatannya hingga jarum spidometernya menunjukkan angka di atas rata-rata.
"Shittt!!! Gavin gila!! Ngajak mati tuh orang!."
Spontan kata-kata kasar dan sumpah serapah keluar dari mulut Naya saat melihat motor Gavin kembali memasuki gang sempit untuk mengindari ya walaupun itu gang cukup untuk mobil masuk tapi Naya tidak bisa seenaknya masuk dengan kecepatan yang tidak wajar.
Naya beruntung mobilnya bukan tipe mobil sport dengan body yang lebar dan besar sehingga tak terlalu kesulitan keluar masuk gang.
Hanya butuh waktu delapan belas menit bagi Gavin dan Naya sampai di depan sebuah rumah yang tampak sangat luas dan mewah dibalut oleh cat abu,hitam dan cat putih dan mendominasi.
Naya mengikuti Gavin memasukkan kendaraannya ketika seorang satpam telah membukakan pagar untuk mereka.
Naya keluar dari mobilnya dan menyejajari Gavin yang berjalan menuju pintu rumah tersebut.
"Oke juga kemampuan lo dalam berkendara." Ucap Gavin tanpa menatap ke arah Naya sedikitpun.
"Lo gila!! Gue hampir mati karena jantungan gara-gara lo ajak gue kebut-kebutan lo enak pagi motor bisa selip sama selip sini. Gue yang pake mobil susah ngejar lo untung aja mobil gue nggak gede-gede amat plus gue dapet sumpah serapah dari banyak orang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...