E M P A T B E L A S

3.8K 143 18
                                    

"Emang lo siapa gue?" Tanya Gavin dan berhasil membuat Naya terdiam.

Naya dibuat bungkam dengan pertanyaan yang dilontarkan Gavin. Ia tak dapat menjawab pertanyaan Gavin. Memang benar apa yang di tanyakan oleh Gavin. Naya siapanya Gavin ? Teman? Kalau pun itu di anggap oleh Gavin sebagai temannya? Apalagi sampai menganggap pacarnya ? sangat-sangat tidak mungkin.

Naya meneguk salivanya susah payah sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Gavin.

"Kita bisa jadi temen kan?"

Gavin terdiam lumayan lama,lalu mengangguk mambuat Naya kembali tersenyum senang.

"Jadi, gimana ceritanya?" gavin menghelan napasnya sejenak, lalu menatap Naya sebentar kemudian memalingkan wajahnya ke depan.

"Waktu gue masih SMP, gue punya sahabat cewek, dari awal MPLS gue sahabatan, terus kelas delapan akhirnya gue nembak dia,dan ditolak. Tapi waktu kelas sembila gue baru tau kalo sahabat gue juga deketin tuh cewek, dan endingnya malah mereka yang pacaran."

Mata Gavin terpejam sejenak, seprti menahan rasa sakitnya. Sementara Naya, cewek itu masih setia menarap Gavin, mendengarkab isi hati Gavin yang membuatnya bersikap dingin,terlebih kepada perempuan.

Naya juga sedikit terkejut dengan apa perkataan Gavin yang panjang tidak seperti biasanya. Tapi tidak mungkin kan Naya membulatkan matanya kaget disaat Gavin sedang dalam fase curhat begini ?

"Vin, menurut logika gue ini bukan salah si cewek itu, tapi salah sahabat lo sendiri yang nikung lo. Seharusnya sebagai sahabat itu dukung bukan nikung." Ucap Naya.

Gavin tersenyum tipis,"Tapi menurut gue dua-duanya salah!"

"Kenapa lo beranggapan cewek itu dan sahabat lo salah ?"

"Menurut gue, tamu engga bakalan bisa masuk rumah kalo tuannya engga bukain pintu. Sama kaya hati, ngga bakalan ada orang yang masuk hati kita kalo bukan tuannya ngga bukain."

Mendengar penjelasan Gavin, membuat Naya membulatkan matanya. Bagaimana bisa seorang Gavin berpikir sedikit bijak seperti itu ? sungguh di luar nalar.

"Jadi maksud lo gara-gara si cewek buka hatinya buat sahabat lo, jadi lo beranggapan kalo si cewek juga salah, gitu ?"

Mendengar penjelasan Naya, membuat Gavin menganggukan kepalanya samar.

"Trus mereka sekarang dimana?"

"Gue engga tau, karena bebeapa hari setelah mereka jadian mereka berdua ngilang gitu aja terkecuali si sahabat gue."

"Maksud lo gimana ? bisa lo jelasin lebih detail?"

"Jadi setelah beberapa hari mereka pacaran, si ceweknya ngilang duluan nah gue tanyain ke satpam rumahnya dan katanya dia pindah ke luar negeri. Dan engga lama gue tau itu, sahabat gue nyamperin gue dan minta maaf dan dia juga pindah sekolah gatau kemana."

Naya menganggukan kepalanya, paham dengan perasaan Gavin sekarang.

"Kalo lo mau ngasih tau dan gue boleh tau, siapa nama cewek itu ?" Naya mengigit bibir bawahnya, takut jika pertanyaannya salah.

"Fanny." Jawab Gavin singkat.

"Tapi bisa aja sih,Vin, alasan Fanny nolak waktu itu, dia engga mau persahabatan lo sama dia putus setelah kalian pacaran."

Gavin menaikkan salah satu alisnya, tak mengerti

"Maksud,Lo?"

" Jadi maksud gue gini, kalo misalkan kalian pacaran nih, trus ujung-ujungnya kalian putus yang putus bukan kalian aja tapi tali persahabatan yang udah lo jalin lama juga bakalam putus."

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang