Jam menujukkan pukul setengah 3 sore, hampir seluruh siswa-siswi SMA Mahardika sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.
Persiapan untuk pensi hampir semuanya telah selesai, Naya dan anggota OSIS yang lain masih berada disekolah, unruk mengecek ulang kembali semuanya. Bahkan panitia kelas pun masih berada di sekolah, termasuk Gavin dan teman-temannya.
Naya baru saja memasuki ruangan OSIS, hampir semua anggota OSIS sudah berkumpul.
"Sorry, telat." kata Naya setelah berada di depan forum, dan semua anggota OSIS hanya menganggukkan kepalanya.
"Oke, jadi kita langsung mulai aja rapatnya." semua anggota OSIS pun menganggukkan kepalanya lagi.
"Jadi, besok yang akan jadi pengisi acara, siapa?" tanya Naya, sembari melihat sekeliling.
Risa mengacungkan telunjuknya,"Gue sama Rizal udah sedia jadi pengisi acara, soalnya gue sama Rizal doang yang dari kemarin tugasnya sedikit."
Naya menganggukkan kepalanya mengerti,"Yaudah. Uang untuk pensi masih ada sisa nggak, Sal?" tanya Naya pada Salsa, selaku bendahara OSIS.
"Masih banyak, Nay."
"Mmm, separuh uangnya lo beliin minuman sama nanti lo pesen makanan buat semua anak Mahardika." ucap Naya, mengingat yang dikatakannya adalah amanah dari Bu Diah.
Bu Diah, guru yang paling favorit seantero sekolah karena sifat baiknya, dan cara mengajarnya yang sangat menyenangkan. Ia juga menjabat sebagai pembina OSIS.
Salsa mencatat apa yang tadi dibicarakan Naya, takutnya ia akan kelupaan.
"By the way, gue nggak tau jumlah murid Mahardika, Nay." kata Salsa, sedikit terkekeh.
"Bu Diah bilang, lo tanya ke guru TU, atau enggak nnati gue yang tanyain."
Salsa menganggukkan kepalanya, mengerti,"Nanti gue aja yang tanyain abis ini,"
"Yaudah. Emm, nanti anterin makanannya kalau bisa jam satu siangan ya,"
"Oke. Gurunya sekalian dibeliin nggak?"
"Nggak usah, tadi Bu Diah bilang, guru-guru dibeadin lagi, bakalan pake uang mereka." Salsa manggut-manggut mengerti.
"Tapi minumannya ada yang mau beliin gak? Jangan makanan sama minuman gue yang bawa semua." kata Salsa sedikit terkekeh, membuat anak-anak yang lainnya juga terkekeh.
"Gue aja, Sal. Kebetulan besok gue mau berangkat bareng Ryan sama Mizan, jadi bisa sekalian dibantuin buat ngangkat dusnya." kata Azka, membuat Salsa menganggukkan kepalanya lalu mengangkat jempolnya.
"Oke, belinya agak dilebihin ya," kata Naya.
Salsa dan Azka menganggukkan kepalanya mengerti.
"Oh iya, tadi Rizal sempet bilang ke gue, pulang sekolah kita bakalan cek semuanya dulu takutnya ada yang kurang."
"Disini yang ceweknya ada yang bawa kendaraan sendiri atau naik angkutan umum?" lanjut Naya sambil mengedarkan pandangannya keseluruh anggota OSIS.
Beberapa anak OSIS perempuan mengangkat jari telunjuknya, membuat Naya menganggukkan kepalanya.
"Yaudah kalian pulang aja, takutnya bakalan selesai agak malam," mereka pun menganggukkan kepalanya, mengerti apa yang dikatakan Naya.
"Buat cowoknya yang naik kendaraan umum juga boleh baik duluan, takutnya malem udah nggak ada lagi kendaraan umum yang lewat,"lanjut Naya.
"Ka Naya," panggil Abil menginterupsi.
"Iya, Bil?"
"Abil nggak bawa kendaraan, tapi nanti papa Abil jemput, jadi Abil boleh bantuin dulu kan?" tanya Abil, membuat Naya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...