Di minggu pagi ini,Naya berencana untuk berlalri kecil mengelilingi kompleks perumahannya.
Naya memang sangat jarang berolahraga seperti ini, ia biasanya masih berbaring di tempat tidurnya dan melapisi tubuhnya dengan selimut tebal miliknya.
Pagi ini udaranya terasa sangat pas jika di pakai untuk berolahraga di pagi hari.
Naya sudah mulai berolahraga dengan lari kecil sejak 20 menit yang lalu, sekarang gadis itu sekarang gadis itu sedang duduk di kursi taman sekitar kompleknya.
Naya meneguk minumannya yang kebetulan baru ia beli di warung yang berada di sekitar area taman.
Derap langkah kaki terdengar mendekat ke arah Naya, membuat gadis itu menoleh ke sumber suara datangnya.
Terdapat dua laki-laki yang sedang menghampiri Naya sembari tersenyum ke arah Naya.
"Hai,Nay." Sapa salah satu di antara keduanya.
"Hai juga, Im,Viz." Sapa Naya.
Ya.kedua laki-laki itu Raim dan Arviz.
"Lo sendiri?" tanya Raim yang terlihat seperti basa-basi.
"Dia berlima. Udah tau dia sendiri masih aja nanya-nanya!" Decak Arviz kesal.
"Kan kali aja bego dia sama temennya, tapi temennya lagi kemana dulu gitu." Balas Raim tak mau kalah.
Arviz menyengir sembari menggaruk tengkuknya padahal tidak gatal,"Iya juga sih. Hehehe"
Naya yang hanya terkekeh pelan melihat pertengkaran kecil diantara dua sahabat ini.
"Gue sendiri kok." Ucap Naya membalas pertanyaan Raim tadi.
"Mau abang Raim temenin ga,Nay? "
Arviz langsung menoyor kepala Raim, membuat Raim berdecak kesal.
"Lo mau nikung Gavin,hah?!" decak Arviz.
"Lagian kan Gavinnya belom balik kesini,jad bebas aja."
Gavin disini? Atau ga ikut?. Batin Naya bertanya.
"Kalian berdua doang ?" tanya Naya, sebenarnya, sebenernya ia hanya ingin memastikan bahwa Gavin bersama atau tidak.
"Nanya sama kita berdua apa sambil nanyain Gavin nih ?" Tanya Arviz.
"Nggak lah, ngapain juga gue nanya tuh spesies."
"Kita paket komplit kok, ada Gavin,Gue sama Arkan juga, ogah gue berduaan sama nih bayi dugong amerika!" Kata Arviz sembari menunjuk Raim, dia membuat Raim berdecak kesal.
Naya terkekeh pelan. Tak lama kemudian ia langsung berpamitan kepada Raim dan Arviz. Walaupun ia belum menemukan Gavin dan berhubung Naya malas bertanya kepada dua manusia di depannya, Naya memutuskan untuk pulang karena jam hampir menunjukkan jam setengah sembilan.
"Gue pulang duluan ya." Pamit Naya.
"Lah kok udah pulang lagi sih,Nay? Kita-kita aja baru nyampe, bentar lagi aja, Gavin juga bentar lagi nyampe kok. Lo kan belum ketemu tuh sama Gavin"
"Eh---"
Naya dibuat bingung dengan pernyataan yang di ucapkan oleh Raim. Apa maksud manusia ini ? Naya belum ketemu Gavin? Ada apa?
"Gue harus pulang, lagian juga siapa juga yang mau ketemu dia."
"Lo berantem sama Gavin ?" tanya Arviz.
"Raim yang terganteng tapi belet+ lemot , Gavin sama Naya tuh engga musuhan!" Raim hanya menganggukan kepalanya saja bak anak kecil yang menuruti perintah orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...