D U A P U L U H S A T U

3.4K 137 0
                                    

Bugh! Bugh!

Tapi, tiba-tiba saja dua buah pukulan mendarat tepat di pipi pria itu.

Sebuah lengan pun langsung menarik naya untuk lebih mendekat kearah seseorang yang tadi memukul pria yang sudah menjadih dari Naya.

Pria itu meringis pelan karena mendapatkan pukulan secara tiba-tiba. Lalu ia mengangkat kepalanya untuk melihat si pelaku.

"Lo?!"

Mata pria itu membelak kaget, membuat Naya pun mengalihkan pandangannya pada si pemukul.

"Arkan?!" panggil Naya, kaget.

Naya pun memalingkan pandangannya ke sebelah Arkan, dan mendapati Risa menatapnya.

"Lo nggak apa-apa, Nay?" tanya Risa, tangannya memegang bahu Naya.

Naya menggelengkan kepalanya, lalu berjalan kesamping Naya.

"Lo kenal dia, Kan?" tanya Naya, menunjuk ke arah pria yang sempat Arkan pukul.

Arkan menganggukkan, lalu menyengir kuda.

Pria yang sempat Arkan pukul itu berdiri, lalu menatap tajam Arkan.

"Enak juga tangan lo, Kan." Ketus pria itu.

"Hehe, maaf Yan gue nggak tau ternyata itu lo," kata Arkan sedikit bersalah pada pria itu.

Pria yang di panggil 'Yan' itu mengangguk, "Lo kenal sama nih cewek?"

"Dia temen gue."

"Arkan! Dia siapa sih sebenernya?" tanya Naya, sedari tadi ia sangat penasaran sekali.

"Ini Ryan, Nay. Dia sodara gue, ya walaupun sodara sedikit jauh sih," kata Arkan menjelaskan.

"Oh iya, ini Naya,Yan. Dia temen gue sekaligus gebetannya Gavin," lanjut Arkan asal ceplos membuat Naya menatap tajam Arkan.

"Dan ini Risaa, dia cewek gue. Jangan lo gebet!"

Naya sedikit terkejut mendengar pengakuan Arkan, pasalnya ia hanya tahu bahwa Risa masih dalam tahap pendekatan dengan Arkan, belum sampai jadian.

Wah, sepertinya Risa menyembunyikannya.

Naya menatap tajam Risa, dengan maksud meminta penjelasan.

"Nanti gue jelasin," kata Risa mengerti arti tatapan itu.

"Oh, sorry gue nggak tau kalo lo gebetannya Gavin," ucap pria itu yang bernama Ryan.

Naya hanya mengangguk seraya tersenyum kikuk. Ia juga bingung dengan pernyataan Arkan, sejak kapan ia menjadi gebetan Gavin?

Ryan menjulurkan tangannya pada Naya, dan cewek itu pun membalasnya ramah. Bergantian dengan Risa.

"Lo kok bisa rangkul Naya, Yan?" tanya Arkan penasaran.

"Ah ini, gue sebenernya ngajak dia balik bareng, eh dianya gamau. Yaudah gue paksa aja,"

"Ya nggak usah lo rangkul juga kali! Pantes aja dia nggak mau, untung Gavin gak liat!" kata Arkan sedikit kesal.

"Sorry-sorry." Ryan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gue juga liat."

Suara seseorang tiba-tiba saja mengejutkan keempat manusia itu. Lalu dengan rasa penasaran yang mereka miliki, semuanya menoleh ke arah sumber suara dan mendapati pria dengan tangan kanan yang ia masukkan ke celana abu-abunya.

"Gavin?" panggil Arkan.

Yah, cowok itu Gavin.

"Hm," dengung Gavin.

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang